" Karimun iku pancen irit banget. Saking irite  mung cukup sak keluarga cilik dadi nek pas lungo ora kudu njajakke sing liyane - cukup keluargane dewe  ! " ( Karimun itu memang irit banget. Saking iritnya cuman cukup buat keluarga kecil jadi kalo lagi pergi jalan jalan gak perlu nraktir yang lainnya lagi - cukup keluarganya sendiri aja.
Grup Serba Bisa "Pecas Ndahe" di Acara Jalan Jalan Karimun 2014 lalu. - dokumen pribadi
Banyolan segar yang berhasil membuat mereka yang mendengarkan meledak tawanya dari grup serba bisa  Pecas Ndahe pun sukses menyita perhatian para keluarga - baik pemakai dan penggemar mobil Suzuki Karimun berbagai macam tipe yang tumpah ruah di acara yang bertajuk "Jalan-Jalan Karimun Wagon R 2014 " lalu di Green Valey, Bandungan Jawa Tengah Indonesia.  Disponsori oleh ATPM dengan tujuan apresiasi dan juga promo unit Suzuki Karimun WagonR lansiran terkini dengan melibatkan para pengguna langsung , acara ini terbilang sukses. Sumber 'tak resmi' menyebutkan bahwa lebih dari 360 mobil karimun berbagai tipe pun mengikuti acara yang disediakan secara gratis ini oleh ATPM .
Mereka yang datang pun tak hanya sendiri, sesuai dengan City Car yang identik dengan segmen keluarga kecil ataupun mereka yang punya satu imej tersendiri di benak mereka saat membayangkan sebuah city car - gesit dan lincah karena ukurannya, akomodatif dan fungsional , mudah perawatan dan irit konsumsi bahan bakar. Â Bagi pemilik karimun terdahulu yang lebih sering disebut 'karimun kotak", "classic" , atau "legend" seperti saya sendiri, kehandalan mesin tipe f10 1.0 dan spacious interior-nya pun sudah menjadi sebuah sub kultur - dia bukan lagi sekedar satu alat yang hanya mengantarkan dari satu poin a ke b, melainkan sudah menjadi sebuah kecintaan.
Bagian dari diri sendiri, keluarga dan genre city car "Wagon R " ( nama generic dari Suzuki Karimun)  yang punya  penggemar di seluruh dunia meski sudah bukan lagi produk terbaru.
Acara dimulai pada hari Minggu pagi, 8 Juni 2014. Â Berderet Karimun berbagai tipe di halaman parkir komplek PRPP Semarang - semuanya line up menunggu pelepasan acara Konvoi yang akan membawa para peserta menuju lokasi acara di Bandungan. Nomer punggung peserta pun tertempel rapi di kendaraan masing masing. Â Dua jempol untuk profesionalisme dari pihak event organizer dan juga keterlibatan klub komunitas lokal karimun yang membantu kelancaran acara.
Deretan Polisi Lalulintas Patwal , service car ATPM dan yang lain pun tampak rapi siap mengawal para peserta konvoi. Kupon yang diperoleh sebelumnya pun ditukar dengan makanan ringan dan juga merchandise dari pihak ATPM. Disini kritik keras pun justru datang kepada para sedulur pengguna Karimun sendiri :
"Bos, jaga kebersihan dong. Masa sampah dibuang seenaknya sendiri saat nunggu konvoi dimulai sih? Bekali kendaraan dengan tempat sampah mini lah, atau minimal kantung plastik dan saat nanti ngeliat tempat sampah baru dibuang disana. Jangan kotori tempat parkir, dan jaga lingkungan dan yang lebih penting lagi karena banyaknya peserta justru membawa keluarga kecil mereka ajari anak anak tentang kewajiban ( bukan pilihan lho, tapi wajib) tentang menjaga kebersihan lingkungan dan juga alam. Mobil LCGC ( low cost green car) kalo buang sampah sembarangan jadi kebiasaan, lantas dimana letak pemikiran 'green' nya ?
Kurang lebih pukul 9 pagi, pelepasan peserta konvoi pun di mulai. Â Berjalan tersendat, karena banyaknya peserta sendiri dan juga lalulintas minggu pagi yang terbilang cukup ramai. Â Disini peserta pun harus ekstra hati hati. Tetap jaga jarak aman antar mobil, tetap santun di jalan raya meski dapat 'fasilitas' pengawalan ekstra dari pihak Kepolisian yang bertugas dengan baik. Â Â Kurang lebih pukul 12:30 pun peserta mulai memadati kawasan wisata Bandungan, Jawa Tengah Indonesia. Memadati areal parkir GreenValley , tumpah ruah dengan berbagai varian dari Karimun, dengan Karimun WagonR menjadi fokus acaranya.
Satu jempol lagi harus disematkan ke pihak panitia. Saat bergerak naik ke arah Bandungan dengan tersendat kebetulan mobil penulis mengalami 'sedikit' trouble. Temperatur mesin yang bergerak naik melebihi ambang normal membuat penulis harus menepi untuk mendinginkan mesin sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Penyebab adalah lupa. Lupa melakukan perawatan rutin kuras radiator yang berujung pada sedikit berkurangnya performa. Â Saat menepi, tiba tiba pihak panitia pun dengan sigap menghampiri dan menanyakan problem yang ada dan menawarkan bantuan dari service / storing car yang memang disediakan untuk para peserta konvoi /acara.