Sebelum itu terdapat 3 jenis metode pengumpulan yaitu direct collection, Â indirect collection dan sistem pneumatik. Untuk metode direct collection adalah metode pengumpulan secara langsung dan indirect collection adalah pengumpulan secara tidak lansung, dan untuk sistem pneumatik ini limbah diangkut melalui jaringan pipa bawah tanah dengan cara disedot dengan pompa vakum menuju pusat pengumpulan limbah (transfer station).Â
Sampah padat dari asal dan dikumpulkan dipindahkan tanaman diangkut ke insinerator Tuas atau pelabuhan limbah. Sekarang Singapura memiliki empat insinerator modern berkapasitas tinggi. Proses pembakaran sampah padat (incinerasi) sebagai berikut. Pertama, sampah dibawa ke incinerator dan ditempatkan di hopper. Tujuan kanopi adalah untuk menjamin kelangsungan pengoperasian insinerator. Sementara itu, sampah berukuran besar seperti dahan pohon dan perabot bekas dipotong kecil-kecil sebelum dicampur dengan sampah lainnya. Sampah yang tercampur di dalam hopper kemudian dipindahkan ke hopper oleh ekskavator.
Pada awal proses pembakaran, bahan bakar minyak digunakan untuk penyalaan pembakaran sampah dengan alat pemantik api (burner). Setelah sampah dibakar dan suhu tungku mulai stabil, proses pembakaran bekerja dengan sendirinya, dan pasokan masula dapat dihentikan. Peralatan pembakaran tungku dan ketel air (boiler) dibangun secara terpadu. Limbah yang dibakar dicampur, dicampur dan dipindahkan ke sistem penyimpanan menggunakan grate sistem stoker. Bermacam proses pembakaran dilakukan mulai dari pra-panas dan kemudian proses pembakaran yang kemudian gas buang atau flue gas di dinginkan yang menghasilkan 99,5% kandungan debu dan residu atau sisa dari debu dari permukaan grate furnace pada saat pra panas itu dipindahkan ke penampung abu oleh konveyor getar (vibrating conveyor). Ferous metal dipisahkan dengan magnet (elektro magnetic separator) dan dijual sebagai scrap. Sisa abu dikirim ke pelabuhan sampah di Tuas (Tuas Marine Transfer Station, TMTS)Â
Tuas Marine Transfer Station (TMTS) adalah pelabuhan limbah Singapura. Layaknya pelabuhan, TMTS memiliki ruang untuk tongkang sampah  dan peralatan bongkar muat.Sebelum sampah di pindahkan ke TPA Semakau, sampah sampah hasil pembakaran dari incinerator akan ditransit di TMTS terlebih dahulu.Â
Dari penjelasan diatas dapat dipahami dengan jelas bahwa jenis-jenis dari banyaknya teknologi yang digunakan untuk pengelolaan sampah Singapura memilih untuk  menggunakan incinerator sebagai opsi untuk megelola sampah di negaranya. Singapura baik negaranya maupun warganya pun sangat menjunjung tinggi wilayah negara mereka yang hijau, bersih dan terawat oleh karena itu lah tidak heran apabila persoalan sampah seperti pengolahan dan penerapan incinerator untuk manajemen limbah di Singapura sangat diperhatikan dan bukan hanya soal limbahnya saja tapi perawatan dari fasilitas barang dan pengelolaannya juga diperhatikan oleh Singapura yang bisa menjadi contoh negara negara di ASEAN ataupun seluruh dunia untuk melihat bagaimana Singapura peduli terhadap masalah soal limbah di negaranya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H