Mohon tunggu...
Marisa Umami
Marisa Umami Mohon Tunggu... -

:) :D ^_^

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gila Diskon

25 Mei 2011   07:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:15 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam minggu sendirian. Huft,siapa takut??? Masih banyak,kok yang bisa dilakuin.

Aku masih membaringkan diri melepas penat seusai kuliah.

'Sa,antarin install laptop,dong.' Seru Mbak P(selanjutnya disebut MP) tiba-tiba dari balik pintu kamar kostku.

Aku yang batal pergi sauna sore tadi langsung mengiyakan ajakan MP.

'Oke,deh,Mbak.'

Sekitar jam 7 malam kami pun Let's go ke Mall Lembuswana. Berhubung malam minggu, Mall jadi lebih ramai dari malam biasa. Kami langsung menuju ***-salah satu pusat penjualan dan service komputer di Mall itu. Karena teknisinya lagi nggak ada di tempat, terpaksa harus ditinggal.

Aku yang daritadi memang berencana menukar DVD, langsung menyeret MP ke stand kaset di lantai 3.

Kaset yang mau ditukar sebenarnya kubeli akhir tahun lalu. Dan sudah ku tonton habis. Tapi entah kenapa disc 3 dan 4 jadi rusak. So, dengan pikiran jahil aku berniat menukarkannya dengan yang baru. Untungnya, kode kaset itu masih rapi tertempel di bagian cover. Si Mbak penjaga stand juga tak curiga sama sekali. Jadi sukseslah rencanaku.

Kelar menukar kaset,giliran MP yang menyeretku ke Matahari. Karena akhir tahun, hampir semua barang didiskon besar-besaran.

MP langsung mendekat ke pojokan bagian sepatu dengan tulisan Disc 75% terpampang di atasnya. Setelah memilah milih,akhirnya MP menunjukkan padaku sebuah sepatu sandal dengan merk cukup terkenal. Aku melirik harga pada labelnya. Rp 179.900. Aku kontan mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi kalkulator. Setelah dihitung, ternyata harganya cuma Rp 44.900. MP pun langsung oke.

'Mas...yang ini ya.'

Si Mas yang namanya Angga(kulihat dari bad namanya) langsung mengambil nota.

'Bayarnya di kassa satu,ya mbak.'

Kami pun melangkah menuju kassa. Namun belum sampai di kassa, langkah kami terhenti.

'Lho,kok diskonnnya cuma 50%?' Kata MP lirih.

'Mana? Coba lihat!' Aku meraih nota itu dan menghela napas. 'Lho,di situ tulisannya 75. Mungkin Masnya salah kali.'

Kami berbelok dari arah kassa ke arah pakaian.

'Mungkin nggak,kalo aku nggak jadi beli.' Kata MP dengan pasrah.

'Aha!Bisa dong. Kita lewat pintu yang satunya aja. Atau kita pura-pura mau bayar ke kassa. Tapi habis itu kita belok ke luar. Oke?' Tawarku bersemangat. Ini bakal jadi pengalaman pertama bagiku. Sudah ambil nota tapi nggak jadi beli. Malu-maluin banget sebenarnya. Wajah MP pun mulai tampak nggak enak.

'Wah,Masnya salah nulis ini.' Kataku dengan yakinnya. Aku kembali memperhatikan nota itu. Tidak ada yang salah,kok dengan mataku. Jelas-jelas itu angka 50%. Huh. Tapi perhatianku tertuju pada angka 50% lainnya yang memang tercetak di nota itu. Angka 50% itu tepat berada di samping angka 50% tulisan Si Mas. Kupandangi nota itu sampai mataku nyureng. Nggak mungkin,kan diskonnya 50% plus 50%, pikirku sok tau. Berarti 100% dong. Mendingan pasang tulisan GRATIS aja sekalian. Huft. Aku masih belum bisa menemukan jawaban teka teki ini.

Sementara aku pusing memikirkan makna angka 50% itu,MP mulai gelisah. Dia pasti tengah mengalami pertentangan batin. Antara tetap membeli sepatu itu dengan diskon hanya 50% karena terlanjur malu. Atau keluar diam-diam tanpa membeli sepatu itu.

Akhirnya...

'Kita tanya Masnya aja deh.' Putus MP akhirnya. Aku nurut saja.

'Mas...ini sepatunya diskon 50 atau 75 persen,sih?' Protes MP pada Mas Angga.

'75 persen, mbak.' Mas Angga tersenyum kecil lalu meminta nota tadi.

'Nah, angka yang dikotak ini diskon barangnya 50%. Yang tulisan tangan ini diskon tokonya 50%. Jadi diskon 50% dulu. Baru didiskon lagi 50%. Itu sama dengan diskon 75% dari harga asli barangnya, Mbak.' Si Mas menjelaskan dengan lancar.

Mukaku langsung panas karena malu. Maaf, ya,Mas. Sudah mikir yang nggak-nggak.

Kami pun melenggang pergi ke arah pakaian meredakan rasa malu kami. Untung tadi nggak jadi kabur.

Bener, deh. Malu bertanya sesat di jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun