Tapi, kalau giliran ujian datang, kekaguman mereka langsung menguap kayak air panas. Apa sebab? Soalnya, kalau si dokter keren itu buat soal, lumayan buat puyeng dan sampe bikin nangis. Sebenarnya, kalau baca catatan materi atau handout yang diberikan, pasti bisa ngerjakan soalnya. Tapi, lantaran kalau si dokter mengajar, mahasiswanya bukan memperhatikan materi melainkan si dosen, jadilah keluhan- keluhan menyedihkan langsung bergema begitu ke luar dari ruang ujian. Malangnya, sampai ada juga yang terpaksa mengambil semester pendek akibat tidak lulus ujian yang artinya harus membayar uang semester tambahan. Kasihan orang tua di rumah yang banting tulang cari uang.
Dari kejadian itu, aku jadi mikir. Ternyata apa yang aku dengar selama ini nggak selamanya benar. Seperti dr.H itu. Semua mahasiswa suka padanya. Dan tidak sedikit yang tergila gila. Namun nyatanya, tidak semua mahasiswa yang memahami materi yang dijelaskannya. Malahan ada yang bablas sama sekali.
Menyukai guru ataupun dosen yang mengajar memang perlu. Karena dengan begitu, suasana belajar mengajar akan terasa lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Menyukai guru atau dosen juga memberikan kemudahan untuk menerima materi yang disampaikannya. Dibandingkan guru/ dosen yang cenderung suka marah- marah, judes, sombong, dan segudang hal yang tidak kita sukai, tentunya materi akan lebih mudah kita terima jika disampaikan oleh dosen yang kita sukai.
Sayangnya, hal positif tersebut dapat berbalik merugikan ketika kesukaan kita itu menjadi berlebihan atau berubah menjadi "suka" yang lain. Terlalu mengagumi bisa jadi membuat kita jadi lupa terhadap segalanya. Ketika mengajar, yang jadi fokus hanya dia. Dan akhirnya gagal ujian menjadi salah satu akhir menyedihkan yang harus dihadapi.
Jadi, satu hal yang kutetapkan dalam hati "Sukailah gurumu dalam batas yang sewajarnya dan tidak berlebihan."
Seperti yang kita tahu juga, segala hal yang berlebihan memang berakibat tidak baik. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H