[caption id="attachment_251048" align="alignnone" width="500" caption="Sekolah Bukan Cuma Buat Nglamar Kerja (foto: kepalasekolah.com)"][/caption]
Tujuan utama saya menyelesaikan pendidikan dasar 12 tahun (SD, SMP, SMA) adalah untuk bisa bekerja, bisa menghasilkan uang sendiri, dan tidak menyusahkan orang tua. Pelajaran-pelajaran SD dan SMP, tidak begitu saya pahami sepenuhnya, karena seakan-akan hanya mengikuti kurikulum, dan formalitas datang kesekolah, beraktifitas belajar mengajar, tidak ada yang istimewa, malah yang sampai sekarang melekat hanyalah pada saat main kasti dan pramuka saat di SD.
Kemudian lanjut ke SMP, matematika, fisika, biologi, geografi, bahasa Inggris, dan pengetahuan umum lainnya dijejalkan ke kepala seorang yang berusia 13 s.d 15 tahun. Pada masa itu kami tidak pernah diberikan suatu pandangan tentang dunia yang akan kita hadapi setelah dunia sekolah, yaitu dunia kerja.
Sekolah Menengah Kejuruan adalah pilihan saya setelah SMP, SMEA dulu disebut. Karena berharap bisa bekerja di kantor, pada zamannya tahun 90an bisa bekerja di kantor adalah pencapaian yang dipandang baik oleh masyarakat. Dan saat itu, saya hanya tau kalau untuk bisa bekerja, ya di kantor. Biasanya untuk pemula adalah menjadi staf administrasi, yang paling umum dan paling banyak dibutuhkan di perusahaan-perusahaan.
Setelah menyelesaikan sekolah 3 tahun di sekolah kejuruan dengan kurikulum dan mata pelajaran selain ilmu umum juga banyak pelajaran keahlian bidang manajemen perkantoran, seperti mengetik, kearsipan, akuntansi, surat dinas dll. Namun yang membuat saya tak habis fikir adalah ketika setelah lulus, beberapa teman saya ajak untuk melamar pekerjaan di kantor, sebagai administrasi umum, namun banyak dari mereka yang tidak percaya diri, tidak yakin bisa di terima, dan tidak yakin bisa bekerja. Saya sempat berfikir, apa yang salah dengan mental para lulusan sekolah kejuruan ini.
Kemudian, beberapa bulan setelah lulus SMEA, bekerjalah saya di salah satu perusahaan swasta. Setelah kurang lebih total 13 tahun bekerja di 3 perusahaan berbeda, ditambah kuliah sambil bekerja, dan sampai menyelesaikan S1 ekonomi. Bertahun-tahun berjuang, bersemangat menimba pengalaman, menambah pengetahuan dibidang administrasi, keuangan, akunting yang saya tekuni, nyatanya saya merasa stuck alias mentok.
Pemikiran, pandangan saya baru terbuka setelah sekian lama, sekian tahun menekuni bidang yang dulu menurut saya adalah bidang aman. Nyatanya saat ini, banyak sekali pengembangan-pengembangan karir, profesi yang dibutuhkan di masyarakat, selain mendapatkan kesuksesan, kebebasan finansial, kepuasan bathin pun bisa diperoleh melalui pekerjaan. Menurut saya yang penting dalam dunia kerja adalah menyenangi apa yang kita kerjakan. Hal-hal inilah yang tidak pernah saya dapatkan pada masa sekolah.
Beberapa hal yang menurut saya bisa diselaraskan antara dunia pendidikan dan dunia kerja adalah
1.      Selain disiplin ilmu umum, ilmu-ilmu yang berkaitan tentang dunia kerja sudah diberikan di bangku sekolah, yang disesuaikan dengan tingkatannya, seperti saat SD, bahkan di tingkat TK pun murid-murid sudah diperkenalkan dengan berbagai macam bentuk profesi dan cita-cita. Seperti field trip kunjungan ke berbagai tempat kerja, melihat bakat, dan  bisa juga dengan cara memberikan tugas untuk menulis kemauannya, ketertarikannya yang menjadikan dasar cita-cita, kemudian diberikan pandangan, bagaimana cara meraih cita-cita tersebut. Orang tua pun harus mengetahuai hasil tulisan anaknya, untuk dijadikan salah satu sumber pandangan, mengartikan, mengarahkan keinginan, minat dan bakat. Hal ini dilakukan berkesinambungan hingga anak duduk dibangku SMP,  tidak menutup kemungkinan keinginan, ketertarikan dan cita-cita mereka akan berubah sejalannya waktu dan kematangan berfikir. Di SMP bisa dilakukan mendatangkan atau mengundang tamu-tamu dari berbagai profesi, untuk berbagi cerita mengenai profesinya.
2.      Di bangku SMA, seharusnya murid sudah mengetahui cita-cita dan cara meraih cita-citanya tersebut, seperti akan melanjutkan pendidikan kemana, di masa SMA ini, selain pengetahuan umum, murid seharusnya sudah diberikan pelatihan mental, jiwa juang, juga moral dan akhlak yang baik untuk siap dalam menghadapi dunia kerja. Dengan diadakan mata pelajaran khusus, yang membahas dan mempelajari mengenai sikap mental pekerja, cara wawancara kerja, cara mencari pekerjaan, cara berbicara, menghadapi orang secara bisnis atau profesional. Ditambah dengan pelatihan kepemimpinan, siswa diasah menjadi individu yang kreatif, inovatif dan bertanggung jawab. Diadakan pula Seminar-seminar tentang motivasi, entrepreuner atau kewirausahaan agar para siswa terbuka pikirannya, bahwa dunia kerja itu bukan hanya sektor formal seperti, akunting, dokter, guru, tapi, menjadi seorang pengusaha, membuka usaha sendiri, sampai dunia kerja kreatif  adalah jalan lain menuju dunia kerja setelah sekolah. Sehingga siswa mempunyai tambahan motivasi untuk maju. Dan tidak akan khawatir dengan masa depannya.
Pada mata pelajaran ini, buku-buku pendukung adalah buku-buku tentang bagaimana menjadikan individu yang siap kerja, motivasi diri, pengembangan diri.
Pribadi yang sudah terbiasa menggali potensi diri, akan terus terbiasa mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik pada masa-masa selanjutnya.
3.      Sekolah Tinggi atau Universitas, adalah tempat pematangan pendalaman spesifikasi suatu bidang dan ilmu. Disini mahasiswa selain teori juga aplikasi di lapangan, dengan adanya magang membuat mahasiswa lebih siap lagi dengan dunia kerja.
Walau pada kenyataannya kadang bidang ilmu yang kita miliki yang kita pelajari tidak sejalan dengan profesi atau arus kehidupan yang kita jalani, semua berbalik kepada individu yang ingin selalu maju dan haus akan belajar.
Banyak faktor yang mempengaruhi sukses seseorang di dunia kerja, selain pendidikan, ilmu yang dimiliki, pengalaman, kesempatan, dan juga rejeki dari Yang Maha Kuasa. Paling tidak kita berusaha dengan menimba ilmu sebanyak-banyaknya, khususnya ilmu di bidang yang kita sukai, minati, untuk meraih sukses yang di idamkan.
Pada prinsipnya, hidup itu adalah melakukan sesuatu dengan happy, bekerja dengan ikhlas, penuh perjuangan namun tanpa beban. Jika salah dalam menentukan pilihan pendidikan, salah dalam menentukan  pekerjaan akan menentukan masa depan seseorang. Untuk itu dunia pendidikan, guru, orang tua, masyarakat sangat berperan. Berilah pandangan, berikan petunjuk kepada anak-anak yang masih dalam masa pendidikan, karena banyak pilihan pekerjaan menanti, perbanyak berbagi pengalaman, menceritakan kondisi, situasi dunia kerja yang real di masyarakat. Agar siswa-siswa siap menyongsong dunia yang sesungguhnya setelah menyelesaikan pendidikan  yaitu dunia kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H