Mohon tunggu...
Stefany W
Stefany W Mohon Tunggu... -

100% random.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Field Report Tokyo Japan 27 Oct - 4 Nov 2015 [1]

9 November 2015   17:28 Diperbarui: 13 November 2015   15:04 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan pertama ke Jepang ini didukung oleh keinginan menonton konser salah satu band yang sedang naik daun disana :D

Jadi awalnya saya dan seorang teman saja yang berencana ke Jepang, sampai satu teman lagi tertarik untuk bergabung. Akhir Juni, kami sepakat untuk book tiket PP JKT - KL - HND sebesar 3.7 jt rupiah setelah diombang-ambingkan oleh kepastian tiket konser dan website maskapai LCC yang sering down. Tujuan kami adalah kota Tokyo, ya, hanya Tokyo, dan ini bukan seperti jalan-jalan pada umumnya.

Trip ini bisa dibilang backpacker karena kami bertiga memang menggunakan backpack :D. Niatnya sih bawa baju secukupnya tapi apa daya namanya wanita yah mau secukupnya tetep aja banyak yang dibawa. Kami sudah sepakat untuk membeli bagasi ketika pulang saja jadi sebisa mungkin ketika berangkat semua tas masuk kabin < ini bagian tergalau sebelum berangkat.

Akhirnya hari yang dinanti tiba, kami berangkat dari Semarang ke Jakarta dengan KA, dilanjut CGK ke KL untuk transit selama 3 jam sebelum melanjutkan perjalanan ke HND. Pesawat tiba di Haneda hari Selasa, 27 Okt 2015 pukul 23.30 JST, delay karena cuaca. Pengurusan imigrasi dll berjalan lancar dan kami mencari tempat untuk membaringkan badan di dekat shower room. 

Pengeluaran hari 0
0 yen

Rabu, 28 Okt 2015

Sebelum beristirahat, kami mencari sesuap nasi terlebih dahulu di Lawson lt.1. Sekitar jam 2 kami tidur merecharge energi untuk pagi nanti. Sekitar jam 4, kami bangun untuk membersihkan diri dan menunggu waktu kereta beroperasi. Pukul 6 kurang, kami bergegas mengisi Pasmo, tapi entah kenapa Pasmo punya temen (yang tahun lalu pernah ke Jp) ga bisa ditambah balance nya, jadi bikin baru lagi deh.

Menuju ke hostel di Asakusa untuk menitipkan barang-barang dan mandi (karena belum bisa check in). Sekitar jam 9.30 kami berkeliling Asakusa dan Tokyo Skytree. 

Pukul 14.50 kembali ke hostel untuk check in pukul 15.00 dan bersiap-siap pergi ke Budokan untuk bertemu Hiroki yang membawa tiket kami. Stasiun Kudanshita sudah penuh dengan anak-anak muda penggemar KEYTALK, jadi merasa salah kostum karena sepertinya hanya saya dan teman yang tidak memakai atribut band ini xD, dan sepertinya lagi cuma kami berdua yang berasal dari luar Jepang. 

[caption caption="Suasana di depan Budokan, masih jam 5 sore ketika itu"][/caption]

Tepat pukul 18.31 konser dimulai dan berakhir sekitar pukul 21.00, kami berjuang untuk keluar Budokan dan berdesak-desakan dengan sekitar 10ribu penonton lainnya. 

Pengeluaran hari 1
transport 1420 yen
makan 650 yen
pelunasan khaosan Laboratory (2 malam) 6336 yen
tiket KEYTALK Budokan 4800 yen
TOTAL : 13206 yen

Kamis, 29 Okt 2015

Hari ini kami pergi ke Todoroki Valley di daerah Setagaya. Todoroki Valley adalah sebuah hutan dengan sungai kecil yang memanjang di tengah pemukiman penduduk sepanjang 1 kilometer. Kami hanya menyusuri lebih dari setengahnya saja dan naik ke exit arah Kuil dan menemukan toko softcream. Ibu-ibu penjualnya sangat ramah dan sempat berbincang-bincang beberapa saat. Sangat bersyukur karena bisa menemukan destinasi ini di tengah kerumitan Tokyo. 

Setelah itu kami menuju ke Roppongi karena salah satu teman ingin sekali ke Tokyo Tower, kami berdua tidak ikut dan lebih memilih untuk duduk-duduk di Shiba Park. Tepat pukul 15.00 kami bertolak ke Odaiba dan menghabiskan waktu disana.

Pengeluaran hari 2
transport 1790 yen
makan 990 yen
TOTAL : 2780 yen

Jumat, 30 Okt 2015

Hari ini diawali dengan membeli makanan di konbini untuk kemudian dimakan di taman bersama-sama. Di tengah acara makan pagi, ada seorang nenek yang menghampiri kami dan mengajak ngobrol, dia mengira kami orang Jepang. Setelah makan, kami bertiga check out dan menuju Nui. hostel di daerah Kuramae untuk menitipkan barang-barang lalu berangkat ke Tokyo Imperial Palace. Sampai disana cuma duduk-duduk diluar aja sih, karena begitu datang masih banyak polisi dan belum ada pengunjung yang antri. Cuaca siang itu cukup hangat, terhangat sejak kami sampai di Jepang :D. 

Perjalanan dilanjutkan ke daerah Kagurazaka, untuk mengunjungi tempat workshop dan cafe bernama la kagu. la kagu didesain oleh arsitek kenamaan Jepang, Kengo Kuma yang sangat khas dengan instalasi kayu-kayu yang menarik. Kemudian kami menyusuri pemukiman penduduk dan berharap ada taman supaya kami bisa menyantap makan siang. Perjuangan mencari taman tidak ada hasil dan kami melanjutkan perjalanan menuju Shimokitazawa. 

Di Shimokitazawa kami dimanjakan oleh toko-toko lucu, didominasi oleh hair salon, pet cafe serta live house. Sepanjang jalan banyak anak muda yang menenteng alat musik mereka. Saya dan teman sampai memutari satu blok sebanyak dua kali untuk menemukan live house bernama Shimokitazawa ERA, tapi sayang sekali tetap tidak membuahkan hasil. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari tempat duduk karena hari itu benar-benar melelahkan.

Belum ada 1 menit duduk tiba-tiba ada si komo lewat, oh bukan... ada sebuah penampakan anak muda dengan rambut blonde kriwil, jaket bunga matahari dan celana pendek hitam yang sangat mirip dengan gitaris band yang dua hari lalu kami tonton di Budokan. Saya dan teman langsung memanggil orang itu "Takemasa!!!!" tapi entah salah orang/beneran ga denger/pura-pura ga denger. Satu teman saya (yang ga tau apa-apa dan cuma berbekal kemampuan marketingnya) langsung mengejar orang itu. Kami berdua tetap duduk di kursi dan berfikir "ah, artis terkenal mana peduli sama fans ecek-ecek".

Beberapa menit berselang...tiba-tiba Takemasa muncul dan menghampiri kami. OMG saya dan teman cuma bisa bengong. Kami berkenalan dan foto-foto, sambil ngobrol soal live kemarin. Yang mengharukan (buatku), dia tiba-tiba bilang (pakai bahasa Jp) "(menyebut nama saya) yang waktu itu kirim gift xx ke kantor buat KEYTALK kan? makasih ya". Sudah 4 tahun yang lalu dan dia masih ingat ;___;

Dia tanya tentang apa yang kami lakukan di Shimokitazawa, diceritakanlah perihal mencari live house ERA, dan tanpa ragu-ragu Takemasa menawarkan untuk mengantar kami kesana. Ternyata....ERA ada di tempat yang kami putari sampai 2x tadi dan ada di lantai 4...

Setelah berbincang sejenak kami berpisah dan memutuskan untuk nongkrong cantik di sebuah cafe vintage lucu bernama Cafe hou-hou. http://cafe-hou-hou.com/

Pengeluaran hari 3
transport 1174 yen
makan 236 yen
pelunasan Nui. (5 malam) 15000 yen
TOTAL : 16410 yen

Sabtu, 31 Okt 2015

Apakah ada yang salah dengan hari ini? Ada yang salah ketika kamu datang ke Shibuya dan banyak orang memakai kostum, baik kostum lucu ataupun mengerikan. BECAUSE THIS IS HALLOWEEN. Kebetulan destinasi hari itu adalah Shibuya, Ebisu dan Meguro. Kami mampir ke Tower Record Shibuya, PARCO dan Disney shop. Menjelang jam 12, kami menuju ke area trift shop di Shibuya untuk mampir ke Grimoire Almadel, toko fashion vintage yang terkenal di Jepang. Disana kami bertemu staff sekaligus model idola (teman saya), dan berfoto bersama :D. Jam 14.30 kami menuju stasiun Ebisu dan kemudian berpisah dengan teman yang akan menonton live UNCHAIN malam harinya. Meeting spot kami adalah di patung Hachiko Shibuya jam 21.00.

Hari itu saya (dan teman yang saya ajak sebagai penyusup) berencana menghadiri Misa di gereja Katolik St. Anselm Meguro pada jam 17.00. Sebelumnya kami nongkrong cantik di Starbucks Ebisu sambil menghangatkan badan lalu sekitar jam 15.30 berjalan kaki menuju Meguro.

Sesampainya di gereja, ternyata sore itu ada Misa kolaborasi umat Indonesia dan Filipina. Setelah 1 jam Misa, kami mampir ke Atre Meguro untuk menghangatkan badan (lagi). Karena teman ingin membeli sesuatu di PARCO Shibuya, maka kami melanjutkan perjalanan ke Shibuya station. Alangkah terkejutnya ketika mendapati stasiun penuh sesak dengan anak-anak muda yang super excited merayakan Halloween, saya benar-benar lupa kalau ini Halloween (facepalm). Kami terhenti selama 15 menit diatas Hachiko Exit dan mencari cara untuk mencapai PARCO tanpa melewati kerumunan yang memadati Shibuya junction.

Apapun demi baju murah di PARCO, akhirnya kami nekat melewati kerumunan itu dan mencari jalan selain Shibuya junction. Lumayan jauh sih jalurnya tapi apa boleh buat, dan ketika gedung PARCO sudah terlihat di depan mata, saya dan teman teringat akan meeting point jam 21.00 di patung Hachiko. OMG, ga mungkin banget kalau janjian disitu dengan suasana seperti ini. Kami langsung berbalik arah menuju stasiun sebelum teman saya (yang sama sekali tanpa koneksi internet) menuju Shibuya dan ikut terjebak disana.

Disinilah google map dan speed berjalan kaki ala orang Jepang sangat berguna. Kami bergegas keluar stasiun menuju ke LIQUID ROOM Ebisu, saat itu jam 20.00 tepat rasanya. Ada beberapa orang keluar dari venue, kami masih bertanya-tanya apakah livenya sudah selesai dan keluarlah staff LIQUID ROOM sehingga saya bisa memastikan kapan live selesai. 

Rasanya lega ketika bertemu teman saya dan bercerita betapa chaosnya Shibuya malam itu xD. 

Pengeluaran hari 4
transport 844 yen
makan 356 yen
TOTAL : 1200 yen

bersambung ke http://www.kompasiana.com/carpesomnium/field-report-tokyo-japan-27-oct-4-nov-2015-2_56407628d47e618e0525d54f

 SUMBER FOTO: DOKUMEN PRIBADI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun