Mohon tunggu...
Stefany W
Stefany W Mohon Tunggu... -

100% random.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Field Report Tokyo Japan 27 Oct - 4 Nov 2015 [1]

9 November 2015   17:28 Diperbarui: 13 November 2015   15:04 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengeluaran hari 1
transport 1420 yen
makan 650 yen
pelunasan khaosan Laboratory (2 malam) 6336 yen
tiket KEYTALK Budokan 4800 yen
TOTAL : 13206 yen

Kamis, 29 Okt 2015

Hari ini kami pergi ke Todoroki Valley di daerah Setagaya. Todoroki Valley adalah sebuah hutan dengan sungai kecil yang memanjang di tengah pemukiman penduduk sepanjang 1 kilometer. Kami hanya menyusuri lebih dari setengahnya saja dan naik ke exit arah Kuil dan menemukan toko softcream. Ibu-ibu penjualnya sangat ramah dan sempat berbincang-bincang beberapa saat. Sangat bersyukur karena bisa menemukan destinasi ini di tengah kerumitan Tokyo. 

Setelah itu kami menuju ke Roppongi karena salah satu teman ingin sekali ke Tokyo Tower, kami berdua tidak ikut dan lebih memilih untuk duduk-duduk di Shiba Park. Tepat pukul 15.00 kami bertolak ke Odaiba dan menghabiskan waktu disana.

Pengeluaran hari 2
transport 1790 yen
makan 990 yen
TOTAL : 2780 yen

Jumat, 30 Okt 2015

Hari ini diawali dengan membeli makanan di konbini untuk kemudian dimakan di taman bersama-sama. Di tengah acara makan pagi, ada seorang nenek yang menghampiri kami dan mengajak ngobrol, dia mengira kami orang Jepang. Setelah makan, kami bertiga check out dan menuju Nui. hostel di daerah Kuramae untuk menitipkan barang-barang lalu berangkat ke Tokyo Imperial Palace. Sampai disana cuma duduk-duduk diluar aja sih, karena begitu datang masih banyak polisi dan belum ada pengunjung yang antri. Cuaca siang itu cukup hangat, terhangat sejak kami sampai di Jepang :D. 

Perjalanan dilanjutkan ke daerah Kagurazaka, untuk mengunjungi tempat workshop dan cafe bernama la kagu. la kagu didesain oleh arsitek kenamaan Jepang, Kengo Kuma yang sangat khas dengan instalasi kayu-kayu yang menarik. Kemudian kami menyusuri pemukiman penduduk dan berharap ada taman supaya kami bisa menyantap makan siang. Perjuangan mencari taman tidak ada hasil dan kami melanjutkan perjalanan menuju Shimokitazawa. 

Di Shimokitazawa kami dimanjakan oleh toko-toko lucu, didominasi oleh hair salon, pet cafe serta live house. Sepanjang jalan banyak anak muda yang menenteng alat musik mereka. Saya dan teman sampai memutari satu blok sebanyak dua kali untuk menemukan live house bernama Shimokitazawa ERA, tapi sayang sekali tetap tidak membuahkan hasil. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari tempat duduk karena hari itu benar-benar melelahkan.

Belum ada 1 menit duduk tiba-tiba ada si komo lewat, oh bukan... ada sebuah penampakan anak muda dengan rambut blonde kriwil, jaket bunga matahari dan celana pendek hitam yang sangat mirip dengan gitaris band yang dua hari lalu kami tonton di Budokan. Saya dan teman langsung memanggil orang itu "Takemasa!!!!" tapi entah salah orang/beneran ga denger/pura-pura ga denger. Satu teman saya (yang ga tau apa-apa dan cuma berbekal kemampuan marketingnya) langsung mengejar orang itu. Kami berdua tetap duduk di kursi dan berfikir "ah, artis terkenal mana peduli sama fans ecek-ecek".

Beberapa menit berselang...tiba-tiba Takemasa muncul dan menghampiri kami. OMG saya dan teman cuma bisa bengong. Kami berkenalan dan foto-foto, sambil ngobrol soal live kemarin. Yang mengharukan (buatku), dia tiba-tiba bilang (pakai bahasa Jp) "(menyebut nama saya) yang waktu itu kirim gift xx ke kantor buat KEYTALK kan? makasih ya". Sudah 4 tahun yang lalu dan dia masih ingat ;___;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun