Arga mengangguk, "Iya, Mia. Aku serius. Aku suka padamu sejak pertama kali kita bertemu di lapangan. Setiap kali aku melihatmu, aku merasa ada yang berbeda. Aku hanya ingin kamu tahu itu."
Mia menunduk, mengambil napas dalam-dalam sebelum menatap Arga. "Arga, sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama. Tapi aku ragu, takut kalau ini hanya perasaan sementara. Aku tidak ingin kita berakhir dengan kecewa."
Arga menggenggam tangan Mia dengan lembut. "Mia, aku tidak akan pernah main-main dengan perasaanku. Aku benar-benar peduli padamu. Aku siap untuk berusaha dan menunjukkan bahwa perasaanku ini tulus."
Mia tersenyum, air matanya menggenang. "Aku percaya padamu, Arga. Mungkin kita bisa coba perlahan-lahan, ya?"
Arga tersenyum lebar, merasakan kebahagiaan yang meluap. "Tentu, Mia. Kita bisa mulai dari sekarang. Terima kasih sudah memberi aku kesempatan."
Mia mengangguk, dan mereka berdua duduk bersama di taman, merasakan kehangatan yang mengalir di antara mereka. Mereka tahu bahwa perjalanan cinta mereka baru saja dimulai, dan mereka siap untuk menjalani setiap langkahnya bersama-sama.
*******
Dari sana, mereka mulai menjalani hubungan mereka dengan penuh kebahagiaan, menemukan kedekatan yang lebih dalam melalui seni musik dan vokal yang mereka cintai bersama.
Arga belajar bahwa cinta memang butuh kesabaran, ketulusan, dan keberanian untuk tetap berjuang, meski dalam keadaan seburuk apa pun. Dan bersama Mia, Arga menemukan bahwa cinta sejati tidak mengenal batas status sosial atau popularitas, tetapi hanya membutuhkan hati yang tulus dan kesempatan untuk tumbuh bersama.
Penulis : Charoline
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H