Jurnalisme warga atau citizen journalism merupakan aktivitas mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan berita kepada masyarakat atau khalayak luas yang dilakukan oleh warga atau bukan jurnalis profesional. Dikutip dari buku karya Ulum (dalam Kompas.com, 2022), dikatakan bahwa jurnalisme warga melibatkan warga dalam mengabarkan atau melaporkan suatu peristiwa.
Dalam era informasi yang terus berkembang pesat saat ini, jurnalisme warga semakin berkembang dan kuat di kalangan masyarakat. Hal ini tentunya meningkatkan partisipasi warga dalam membuat berita dan terciptanya berbagai konten yang memuat public interest atau bahkan terkadang konten-konten yang tidak terdapat dalam media mainstream.
Jurnalisme warga muncul sebagai respon dari kekecewaan masyarakat terhadap media mainstream yang saat ini terus mengalami kepudaran idealisme (Handayani, 2018, h. 2). Media mainstream saat ini dianggap lebih mementingkan kepentingan ekonomi dan melupakan idealismenya yang menjunjung kebenaran dan berpihak pada warga. Oleh sebab itu, muncul berbagai jurnalisme warga untuk memberitakan berbagai peristiwa yang beberapa tidak di bagikan di media mainstream.
Pertumbuhan dari jurnalisme warga dapat kita rasakan. Beberapa media bahkan menyediakan platform untuk masyarakat mensuarakan suaranya melalui penulisan artikel. Contohnya, kompasiana.com dari Kompas.Com, yoursay.suara.com dari Suara.com, www.wordpress.org dari WordPress, dan masih banyak lagi. Namun, ditengah perkembangannya yang signifikan, mulai muncul berbagai pertanyaan terkait etika dalam praktik jurnalisme warga, bagaimana tanggung jawab dan tantangan yang dimiliki oleh jurnalisme warga di Indonesia.
1. Perkembangan Jurnalisme Warga di Indonesia
Jurnalisme warga tentunya tidak akan lepas dari internet. Terdapat beberapa kategori jurnalisme warga yang tersebar di Internet menurut Outing (2005) dalam Kurniawan (2007, h. 2), yaitu:
1. Situs Internet yang mengundang komentar masyarakat. Disini, pembaca dapat dengan bebas untuk memberikan komentar, reaksi, kritik dan saran, bahkan berita tambahan yang disandingkan dengan berita dari media mainstream. Contoh yang dapat kita lihat adalah dari kolom komentar yang disediakan dalam sebuah artikel atau postingan.
2. Liputan dengan sumber terbuka. Dalam liputan ini, jurnalis professional melakukan kerja sama dengan pembaca yang memiliki pengetahuan tentang sebuah peristiwa. Meskipun begitu, berita tersebut tetap ditulis oleh jurnalis professional.
3. Rumah blog. Rumah blog merupakan sebuah situs yang mengundang pembacanya untuk menampilkan blognya.
4. Situs internet publik teredit dan tidak teredit dengan berita dari publik.
5. Situs "reporter pro+warga", merupakan berita dari reporter profesional yang diperlakukan sama dengan berita dari publik.
Wiki-jurnalisme, dimana menempatkan pembaca sebagai editor.
Tidak hanya itu, jurnalisme warga yang sedang sangat marak saat ini menurut penulis ialah akun-akun yang berada di sosial media. Akun-akun ini menyebarkan berbagai berita dan memiliki banyak pembaca. Contoh yang dapat dilihat ialah akun @folkative dan @ussfeeds yang memiliki jutaan pengikut di Instagram.