Mohon tunggu...
Caroline Jayani Purba
Caroline Jayani Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Prodi ilmu keperawatan tingkat 2 di Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memperkuat Keberanian Moral Perawat: Strategi Menghadapi Tekanan Moral

28 Desember 2023   13:55 Diperbarui: 5 Maret 2024   23:42 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

ABSTRAK

Adanya tekanan emosional yang dialami oleh perawat ketika dihadapkan pada dilema etis, di mana tindakan yang tepat bertentangan dengan tugas yang diembannya. Dalam lembar tugas ini akan memaparkan peran keberanian moral dalam mengatasi tekanan moral. Metodologi yang digunakan adalah tinjauan literatur keperawatan dan teori etika, dengan fokus pada pentingnya keberanian moral dalam praktik keperawatan. Dengan adanya lembar tugas ini diharapkan para perawat dapat membuat keputusan yang etis dan mengambil tindakan yang sesuai dengan prinsip- prinsip moral dan dapat mengaplikasikan keberanian moral dalam praktik keperawatan, terutama di era globalisasi dan pluralisme saat ini.

Kata kunci: Dilema etika, Keberanian moral, Keperawatan, Pengambilan keputusan etis, Tekanan moral.

Saat  melakukan pelayanan dan tindakan keperawatan, perawat dapat mengalami tekanan moral. Tekanan moral merupakan keadaan emosional yang timbul dari situasi ketika seorang perawat merasa bahwa tindakan yang secara etis benar untuk diambil berbeda dari yang ditugaskan (Kozier et al., 2016). Contoh keadaan yang menggambarkan tekanan moral disaat perawat memberikan atau menyaksikan perawatan pada pasien terminal yang tidak dapat memulihkan pasien sehingga terkesan sia-sia. Keadaan tersebut perlu diatasi karena akan mempengaruhi pelayanan keperawatan. Salah satu strategi untuk mengatasi tekanan moral adalah keberanian moral. Keberanian moral berarti kemampuan untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang kita anut, meskipun menghadapi risiko, ancaman, atau tekanan dari luar (Numminen et al., 2017). Keberanian moral sebagai salah satu kualitas penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, terutama di era globalisasi dan pluralisme saat ini.

Keberanian moral telah dibahas sejak era Florence Nightingale. Menurut Nightingale, di antara sekian banyak sifat dan kompetensi pribadi, disposisi moral adalah karakteristik penting dari seorang perawat yang baik (Sellman, 2011). Keberanian moral dapat menjadi solusi untuk mengatasi tekanan moral, karena dengan keberanian moral, seseorang dapat berani mengambil keputusan dan tindakan yang benar, sesuai dengan hati nurani dan keyakinan moralnya, tanpa takut akan konsekuensi negatif yang mungkin timbul (Lachman, 2010). Tujuan dari essay ini adalah untuk menjelaskan pengertian dan pentingnya keberanian moral dalam menghadapi tekanan moral, serta memberikan beberapa contoh keberanian moral dalam kehidupan sehari- hari. Essay ini juga akan membahas beberapa tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh orang-orang yang memiliki keberanian moral, serta memberikan beberapa saran untuk meningkatkan keberanian moral.

Perawat merupakan salah satu anggota terpenting dalam tim perawatan kesehatan yang keyakinan dan sikapnya memiliki dampak signifikan terhadap kinerja tim perawatan kesehatan dan kualitas perawatan yang diberikan. Perawat menghadapi dilema etis di setiap situasi. Cara Individu menangani dilema etis tergantung pada pengalaman etis sebelumnya, dan nilai-nilai etika, serta pengetahuan mengenai prinsip-prinsip etika (Clancy, 2003). Keberanian moral diperlukan untuk menghadapi perilaku yang tidak etis (Hakimi 2023).

Keberanian moral dapat diartikan sebagai "the ability to act rightly in the face of popular opposition, shame, scandal, or discouragement" (Oxford English Dictionary, 2023). Dapat diartikan bahwa keberanian moral merupakan sifat positif yang ditunjukkan oleh individu, meskipun menghadapi kesulitan dan risiko pribadi, memutuskan untuk bertindak berdasarkan nilai-nilai etis perawat untuk membantu orang lain selama dilema etika yang sulit (Association, 2015). Perawat yang berani secara moral akan tetap teguh dalam memperjuangkan sesuatu yang benar meskipun harus melakukan sendirian.
Keberanian moral mengacu pada kesiapan untuk melakukan hal yang benar, menegakkan keadilan, dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip etika ketika memberikan layanan kesehatan, bahkan dalam menghadapi resiko dan ancaman pribadi (Khoshmehr et al., 2020). Keberanian moral sebagai suatu hal yang sangat penting untuk bekerja dengan sungguh- sungguh oleh semua penyedia layanan kesehatan, terutama perawat. Profesi perawat harus memiliki keberanian moral untuk memberikan perawatan yang aman, berkualitas, dan menghindari perilaku yang tidak etis (Maluwa et al., 2019).

Keberanian moral memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk mematuhi nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip profesi perawat dalam berbagai situasi. Unsur-unsur keberanian moral diidentifikasi dalam keperawatan sebagai kehadiran sejati, integritas moral, tanggung jawab, kejujuran, advokasi, komitmen dan ketekunan, dan risiko pribadi (Numminen et al., 2017). Kepekaan moral, hati nurani, dan pengalaman juga sebagai prasyarat untuk keberanian moral yang menghasilkan pertumbuhan dan pemberdayaan pribadi dan profesional (Amiri et al., 2019).

Keberanian moral memiliki banyak manfaat tetapi tidak mudah untuk memiliki dan menunjukkan keberanian moral. Orang-orang yang memiliki keberanian moral seringkali menghadapi tantangan dan hambatan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Beberapa tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh orang-orang yang memiliki keberanian moral adalah: Budaya organisasi yang menghambat diskusi mengenai perilaku tidak etis dan mentolerir tindakan tidak etis (Namadi et al., 2023). Kesediaan untuk berkompromi dengan standar pribadi dan profesional untuk menghindari isolasi sosial dari rekan kerja atau untuk mendapatkan promosi/pemihakan dalam organisasi (Dinndorf-Hogenson, 2015). Keengganan untuk menghadapi tantangan berat dalam menangani perilaku yang tidak etis. Ketidakpedulian terhadap nilai-nilai etika. Sikap apatis dari para pengamat yang tidak memiliki keberanian moral untuk mengambil tindakan. Pemikiran kelompok yang mendukung keputusan bersama untuk berbalik arah ketika perilaku tidak etis terjadi.

Pembahasan mengenai keberanian moral masih sedikit dan ambigu sehingga terdapat kesulitan dalam mengaplikasikannya. Aplikasi keberanian moral dapat dilakukan dengan menggunakan akronim CODE (Lachman, 2010). Huruf "C" dalam akronim tersebut merupakan singkatan dari courage atau keberanian, contoh nyata kemampuan perawat untuk bertindak dengan cara yang berani secara moral adalah pengetahuan perawat tentang situasi (kebijaksanaan), pengendalian emosi (kesederhanaan), manajemen risiko, dan kemampuan untuk mengatasi masalah moral secara tegas. Huruf "O" mewakili obligations to honor atau kewajiban etis perawat, seluruh tindakan yang dilakukan perawat haruslah sesuai dengan etik keperawatan. "D" merupakan singkatan Danger management atau manajemen bahaya, diaplikasikan dalam strategi kognitif untuk pengendalian emosi yang diperlukan untuk keberanian moral dan mengatasi penghindaran risiko (Sporrong et al., 2007). Terakhir, "E" mewakili Expression and action, hal ini dapat ditunjukan dengan ekspresi dan tindakan melalui penggunaan ketegasan dan keterampilan negosiasi. Untuk dapat memiliki dan menunjukkan keberanian moral, perawat juga dapat melakukan beberapa hal berikut: Menyadari dan memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang dipegang, membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan orang-orang yang dapat memberikan motivasi, inspirasi, atau bantuan saat menghadapi tantangan atau hambatan, serta melatih dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk mengambil tindakan atau keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang dipegang.

Tekanan moral terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan melibatkan situasi di mana seseorang bertindak melawan penilaian yang lebih baik karena kendala internal atau eksternal. Mengesampingkan nilai-nilai seseorang dan melakukan tindakan yang diyakini salah mengancam keaslian moral diri. situasi ini dapat menjadi hal yang serius apabila tidak diselesaikan. perawat dapat menjadikan keberanian moral sebagai strategi menghadapi tekanan moral. Keperawatan sebagai praktik moral membutuhkan perawat yang memiliki keberanian untuk berpikir dan bertindak secara moral dalam praktik profesional perawat. Konsep keberanian moral dalam keperawatan masih ambigu dan jarang sekali dibahas. Tulisan ini memberikan pemahaman yang lebih baik kepada perawat mengenai keberanian moral dan hakikatnya dalam praktik sehari-hari perawat.

Kedepannya perawat yang sedang menghadapi tekanan moral dapat menerapkan keberanian moral. Dapat mengembangkan ketegasan dan keterampilan negosiasi juga memungkinkan perawat menjadi berani secara moral. Perawat memahami bahwa mungkin ada konsekuensi yang tidak diinginkan dari tindakan yang berani tersebut. Namun, dapat mempertahankannya untuk tingkat integritas yang tinggi lebih penting daripada menghindari konsekuensi tersebut.

Referensi 

Amiri, E., Ebrahimi, H., Vahidi, M., Asghari Jafarabadi, M., & Namdar Areshtanab, H. (2019). Relationship between nurses' moral sensitivity and the quality of care. Nursing Ethics, 26(4), 1265--1273. https://doi.org/10.1177/0969733017745726

Association, A. N. (2015). Nursing Scope and Standards of Practice, 3rd Edition (Vol. 1). www.Nursingworld.org

Clancy, T. (2003). Courage and Today ' s. Nursing Administration Quarterly, 128--132.

Khoshmehr, Z., Barkhordari-Sharifabad, M., Nasiriani, K., & Fallahzadeh, H. (2020). Moral courage and psychological empowerment among nurses. BMC Nursing, 19(1), 1--7. https://doi.org/10.1186/s12912-020-00435-9

Kozier, Erb's, Berman, A., Snyder, S. J., & Frandsen, G. (2016). Fundamental of Nursing Concept, Process, and Practice Tenth Edition. www.mypearsonstore.com.

Maluwa, V. M., Gwaza, E., Sakala, B., Kapito, E., Mwale, R., Haruzivishe, C., & Chirwa, E. (2019). Moral competence among nurses in Malawi: A concept analysis approach. Nursing Ethics, 26(5), 1361--1372. https://doi.org/10.1177/0969733018766569

Numminen, O., Repo, H., & Leino-Kilpi, H. (2017). Moral courage in nursing: A concept analysis. Nursing Ethics, 24(8), 878--891. https://doi.org/10.1177/0969733016634155

Sporrong, S. K., Arnetz, B., Hansson, M. G., Westerholm, P., & Hglund, A. T. (2007). Developing ethical competence in health care organizations. Nursing Ethics, 14(6), 825--837. https://doi.org/10.1177/0969733007082142

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun