Mohon tunggu...
Caroline Irma christiana
Caroline Irma christiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

hobi membaca cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Lokal Petilasan Sri Aji Joyoboyo sebagai Tempat Upacara 1 Suro di Desa Menang, Kediri

15 Desember 2022   11:41 Diperbarui: 15 Desember 2022   11:49 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. Kepetilasan Sang Prabu Sri Adji Djojobojo. Sumber: Syakal IAIN Kediri

Sri Aji Joyoboyo mulai memerintah dari tahun 1130 hingga 1157. Sri Aji Joyoboyo merupakan raja besar dan paling terkenal diantara raja-raja Kerajaan Panjalu. 

Sri Aji Joyoboyo bukan hanya dikenal sebagai seorang raja yang besar tetapi juga dikenal dengan ramalannya, khususnya dalam masyarakat Jawa ramalan dari Sri Aji Joyoboyo dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga.

Masyarakat yang mengikuti upacara 1 Suro percaya bahwa kegiatan tersebut baik dilakukan dalam mengawali tahun baru Jawa serta pencapaian dari kearifan lokal yang dimiliki oleh daerahnya. 

Adanya upacara 1 Suro di petilasan Sri Aji Joyoboyo juga membuat kearifan lokal serta kebudayaan daerah tetap terjaga. Upacara yang dilaksanakan di petilasan Sri Aji Joyoboyo diadakan setiap bulan Suro, pada tanggal 1 Suro. 

Tanggal 1 Suro memiliki arti sebagai tanda kembali lagi ke awal serta menghindari dari malapetaka agar selalu mendapatkan perlindungan dari Tuhan ditahun yang akan datang. 

Masyarakat setempat percaya bahwa petilasan Sri Aji Joyoboyo merupakan tempat moksa dari raja Kerajaan Kadiri, yaitu Sri Aji Joyoboyo. Tetapi sampai saat ini tidak ditemukan bukti secara fisik maupun tertulis mengenai hal tersebut. 

Tradisi malam 1 Suro dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Tradisi ini pertama kali dilakukan pada 17 april 1976 bersamaan dengan peresmian komplek petilasan Sri Aji Joyoboyo.

Dalam persiapan acara tersebut juru kunci selaku penanggung jawab komplek petilasan serta tokoh desa, dinas pariwista serta masyarakat desa yang membantu secara sukarela. Pada 1 Suro diadakan arak-arakan untuk yang pertama kalinya menuju Petilasan Sri Aji Joyoboyo.

Upacara berlanjut dengan ritual selanjutnya berupa adi busana, tabur bunga, dan doa bersama. Arak-arakan selanjutnya menuju ke Sendang Tirto Kamandanu dalam upacara ini tidak semua tamu dapat masuk ke dalam komplek untuk mengikuti acara tabur bunga.

Lalu apakah ada alasan diselenggarakannya upacara di petilasan Sri Aji Joyoboyo ?

Upacara 1 Suro yang diselenggarakan di petilasan Sri Aji Joyoboyo memiliki tujuan untuk mengenang serta menghormati para raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kadiri serta menyambut datangnya bulan Suro. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun