Saat ini handphone, atau lebih dikenal smartphone menjadi alat komunikasi yang wajib dimiliki oleh masyarakat dimanapun mereka berada. Perkembangan teknologi mengharuskan seseorang memiliki smartphone sebagai kebutuhan primer untuk menunjang kehidupan sehari-harinya. Hampir semua kebutuhan sudah ada di dalam gawai seperti dompet, toko online, dan sebagainya. Pandemi Covid-19 membuat kebutuhan akan smartphone menjadi meningkat dimana segala kegiatan dilaksanakan secara daring atau online. Akan tetapi handphone bagaikan pedang bermata dua: memudahkan kehidupan manusia, namun memiliki dampak negatif yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia, khususnya otak. Radiasi gelombang elektromagnetik dan blue light yang dipancarkan oleh handphone menjadi pelaku utama dari dampak negatif penggunaan perangkat ini secara berlebihan. Radiasi gelombang elektromagnetik biasanya terjadi ketika handphone menggunakan jaringan wifi atau bluetooth. Sedangkan blue light merupakan sinar biru yang dipancarkan dari perangkat digital, salah satunya adalah handphone. Baik radiasi gelombang elektromagnetik atau blue light sangat berbahaya karena mengakibatkan masalah kesehatan seperti kurang konsentrasi, pusing, kelelahan, mata terasa pedas dan susah untuk tidur. Bukan hanya itu, paparan gelombang elektromagnetik yang melebihi batas normal dapat memicu penyakit Alzheimer sampai kanker otak.Â
Penulis: Caroline Intania Sihite (Fak. Sains dan Matematika, Prodi Fisika)
Dosen Pembimbing Lapangan: drg. Isniya Nosartika, MDSc., Sp.Perio
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H