Di sini, ada beberapa cerita menarik saat Bunda Santy harus terlibat dengan pengasuh dan ART yang diperkerjakannya di rumah. Bunda Santy yang sibuk bahkan sempat memperkerjakan 12 ART dan pengasuh selama kurang lebih 14 tahun berkeluarga, demi memastikan anak-anak terjaga dengan baik di rumah. Pastinya setiap ART dan pengasuh punya cerita berbeda-beda, dan masing-masing punya treatment khusus yang tidak sama pula.
Minta pengasuh untuk juga mengajak anak berbicara, bercerita dan bermain dengan anak. Agar hubungannya bisa harmonis, lakukan komunikasi yang hangat dan terbuka. Tak hanya soal tugas, tapi kondisi atau latar belakang pengasuh sehingga terjalin relasi yang dilandasi rasa percaya.
4. Evaluasi dan apresiasi
Selain mengevaluasinya, Bunda juga perlu mengutarakan kemajuan serta ucapan terima kasih ketika pengasuh berhasil melaksanakan tugas dengan baik.
Ada baiknya Bunda juga memberi tahu pengasuh mengenai jenis kesalahan yang dapat ditoleransi hingga yang berakibat pemberhentian kerja. Sampaikan mengenai pentingnya kejujuran, prinsip mengenai uang, tentang hubungan berpacaran, menggunakan ponsel, sopan santun dengan tamu atau keluarga besar.
Sampaikan apresiasi-apresiasi Bunda di hadapan si kecil, sehingga anak pun bisa meniru dan menunjukkan penghargaan terhadap pengasuh. Hal ini juga akan membuat pengasuh merasa dihargai dan dipercaya.
5.Munculnya persaingan perlu diwaspadai
Dalam pelaksanaannya, bisa saja kemudian muncul persaingan antara ibu dan pengasuh anak. Bunda Santy banyak sekali bercerita mengenai hal ini di buku Kenapa Bunda Harus Bekerja? di atas. Ceritanya bisa jadi cermin kita semua, bahwa pengasuh dan ART sebenarnya adalah partner kita dalam mengurus anak dan rumah. Kita seharusnya bisa belajar dari mereka, alih-alih merasa cemburu atau tersaingi.
Para bunda bekerja yang meninggalkan anak di rumah bersama ART ataupun pengasuh, bisa mengambil banyak pelajaran dari pengalaman Bunda Santy, yang juga disertai dengan tip-tip aplikatif bagaimana mengelola perasaan bersalah yang umumnya timbul di hati para bunda bekerja.
Memang, peran bunda, ayah, serta pengasuh tidak bisa menggantikan sepenuhnya satu sama lain. Karena itu, jika Bunda adalah ibu bekerja, maka usahakanlah untuk selalu berkomunikasi dengan anak, meski mungkin Mama sedang tak di rumah. Hubungi si kecil saat Mama sedang di kantor, sekadar bertanya sudah makan apa belum, mau main apa dan sebagainya.
Sepulang bekerja, sediakan waktu juga untuk si kecil. Cerita-cerita seharian ngapain, atau sekadar bermain sebentar.
Ibu bekerja juga seharusnya memiliki catatan khusus perkembangan anak yang didelegasikan kepada pengasuh. Selain itu, berkomunikasilah dengan guru di sekolah agar mengetahui keperluan dan kegiatan anak.
Selamat mengasuh si kecil ya, Bunda. Sukses terus!