Mohon tunggu...
Film Pilihan

"A Man Called Ahok", Sisi Lain dari Basuki Tjahaja Purnama

21 November 2018   17:55 Diperbarui: 21 November 2018   17:56 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Basuki Tjahaja Purnama atau bisa disebut Ahok, merupakan sosok politik yang tentunya sudah tidak asing lagi. Beliau merupakan seseorang yang memiliki pengaruh besar bagi masyarakat di sekitar kita. Salah satu hal yang membuat hal yang membuat beliau sebagai topik perbincangan masyarakat adalah kisah hidup beliau, terkhususnya perjalanannya dalam dunia politik terkait isu yang sempat marak beberapa waktu lalu. Peristiwa ini merupakan suatu hal yang kontroversial. Banyak yang mendukung beliau, namun tidak sedikit pula yang menentangnya sebagai tokoh politik.

Kisah perjalanan hidup dari Ahok sendiri merupakan sebuah cerita yang sungguh inspiratif. Cerita hidupnya yang penuh kesan tersebut diangkat ke layar lebar dengan judul "A Man Called Ahok" yang memerankan Daniel Mananta sebagai Ahok.  Film ini berhasil menembus angka 1 juta dalam hitungan 10 hari. Film ini pun mendapat respon positif dari masyarakat banyak.

Menurut saya, film ini memang cukup menarik dan berhasil mengikat perhatian masyarakat, terutama karena beliau merupakan sosok yang sangat berpengaruh dan memiliki kisah yang kontroversial, seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Namun, film ini lebih fokus untuk menonjolkan latar belakang Ahok di Belitung yang belum diketahui banyak orang. 

Beberapa penonton, termasuk saya, terus terang sempat menaruh ekspektasi bahwa film ini akan lebih membahas Ahok dalam segi politiknya dan perjalanannya menjadi gubernur DKI Jakarta. Tetapi, film ini memutuskan untuk mengangkat sisi lain ahok yang lebih menekankan pada pelajaran kehidupan yang bermakna. 

Dari film, ini saya mendapatkan beberapa pesan-pesan menarik. Dari segi ayah Ahok sendiri, ia sangat suka menolong masyarakat di sekitarnya. Ia memberikan bantuan pada mereka yang membutuhkan. Hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita. Sebagai masyarakat, janganlah kita enggan untuk menolong sesama kita, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Dengan ini, kita dapat memperkuat kesatuan kita sebagai rakyat Indonesia dan pula meningkatkan jiwa sosial kita. Dan kiranya pertolongan itu dapat membawa kebaikan bagi kita bersama.

Selain itu, kita juga harus belajar untuk menghargai sesama tanpa membeda-bedakan, agar masyarakat kita dapat hidup dengan lebih rukun dan damai sejahtera. Karena solidaritas merupakan suatu hal yang sangat penting demi kesatuan berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun