Mohon tunggu...
Carolina harli
Carolina harli Mohon Tunggu... Freelancer - hai

hai

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rumah Sejarah Rengasdengklok

31 Maret 2019   18:33 Diperbarui: 31 Maret 2019   18:43 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Jumat, 22 Maret 2019, Saya beserta teman - teman saya dari Sekolah Dian Harapan melakukan kunjungan ke Rumah Sejarah Rengasdengklok atau lebih dikenal dengan Rumah Pengasingan Soekarno. Museum sejarah ini berada di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 33, Rengasdengklok Utara, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 41352. 

Pada awalnya saya mengira museum sejarah Rengasdengklok ini dalam bentuk museum, bukan dalam bentuk rumah. Tetapi saat saya kunjungi, museum ini dalam bentuk rumah yang merupakah rumah orisinal yang ditinggali oleh Soekarno, bukan rumah replika atau dibuat lagi. Sehingga rumah ini masih dalam bentuk rumah pada zaman dahulunya. 

Pada tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno Hatta dan Drs. Moh. Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Bung Karno dan Bung Hatta di bawa bersama Fatmawati. Mereka dikawali oleh Soekarni, Jusuf Kunto, dan tokoh - tokoh lainnya. 

DOKUMENTASI PRIBADI
DOKUMENTASI PRIBADI
Mereka membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk mendesak mereka mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Soekarno dan Hatta pergi ke rumah milik Djiauw Kie Siong. Djiauw Kie Song merupakan petani Tionghoa yang tinggal di pinggir Sungai Citarum. Ia tidak menyangka bahwa ia akan masuk ke dalam sejarah, hanya karena rumahnya yang disinggahi Soekarno. 

Rumah ini tidak mencolok. Rumah ini juga berlokasi jauh dan tertutupi oleh pepohonan sehingga rumah ini yang digunakan. Rumah ini juga digunakan sebagai tempat menyusun teks proklamasi. 

Di dalam museum ini banyak sejarah yang dapat kita lihat. Saat pengunjung masuk, penjung langsung melihat ruang tamu. Ruang tamu ini pun memiliki banyak bingkai foto pemiliknya, yaitu Djiauw Kie Song dan juga berbagai bingkai foto Soekarno yang dipajang. 

Di sebelah kiri dan kanan dekat pintu masuk juga terdapat lemari di mana terdapat bingkai foto kecil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang berfoto bersama warga dan juga terdapat bingkai foto Prabowo Subianto. 

Pada ruang sebelah kiri dan kanan terdapat ruang tidur yang merupakan ruang tidur Soekarno pada zaman dahulu. Ruangan itu juga penuh dengan piagam dan piala, dan tentunya penuh juga dengan bingkai foto Soekarno yang di pajang di dinding. 

Walaupun museum ini hanya lah berbentuk rumah kecil dengan beberapa ruangan, tetapi museum ini adalah saksi bisu sejarah jelang proklamasi kemerdekaan.

Menurut saya, sebagai masyarakat Indonesia kita harus mengunjungi museum ini agar kita bisa mengetahui sejarah dan perjuangan pada zaman dahulu dimana golongan muda harus menculik dahulu Bung Karno dan Bung Hatta untuk mempercepat proklamasi. Jika mereka tidak melakukan hal tersebut maka negara kita belum tentu merdeka sampai sekarang. 

Dengan mengunjungi museum sejarah ini, dapat membantu kita memahami berbagai peristiwa sejarah yang telah terjadi. Kita juga dapat menambah wawasan, dan mendapatkan informasi baru.

Mengunjungi museum ini tentu sangat penting sehingga sebagai generasi muda kita akan selalu mengingat sejarah dan memiliki rasa cinta yang besar pada bangsanya. 

Dan terakhir, dengan mengunjungi museum ini kita dapat meningkatkan rasa kebangsaan dan nasionalisme kita karena kita telah melihat bukti nyata perjuangan mempercepat proklamasi dan mempertahankan kemerdekaan. 

Perjuangan para pahlawan seharusnya tidak hanya diperingati setahun sekali, yaitu pada tanggal 17 Agustus saja. Tetapi harus dimaknai dan dilanjutkan ke generasi muda untuk mempertahankan kemerdekaan yang diraih susah payah oleh para pejuang dahulu. 

Generasi muda dapat belajar dan menuntut ilmu, belajar hal yang positif  dari sumber apapun yan dapat mendatangkan manfaat bagi diri kita dan orang lain. 

Dalam menuntut ilmu, sudah banyak generasi muda Indonesia yang telat menuntut ilmu hingga ke jenjang pendidikan tinggi, bukan hanya dalam negeri tetapi juga sampai ke luar negeri. Ilmu pengetahuan yang telah mereka terima pun pastinya akan bermanfaat untuk kemajuan bangsa Indonesia ini. 

Generasi muda juga dapat ikut berperan aktif dalam kegiatan organisasi dan kegiatan sosial. Dengan maraknya sosial media, generasi muda dapat menggunakannya untuk mengikuti komunitas sosial, seperti komunitas laskar sedekah, komunitas tangan diatas, komunitas pengusaha muda Indonesia, dll. 

Generasi muda juga harus mencintai produk-produk dalam negeri. Banyak generasi muda yang lebih menyukai produk luar negeri karena lebih merasa bangga menggunakannya. 

Tanpa disadari, menggunakan produk luar negeri membuat matinya pertumbuhan produk dalam negeri karena tidak ada yang membelinya. Padahal kualitas produk dalam negeri pun banyak yang berkualitas. 

Sebagai generasi muda kita tidak harus menjadi duta produk tersebut, dengan senang memakai produk indonesia, kita sudah menjadi duta untuk bangsa kita sendiri. Dengan menggunaka produk dalam negeri kita dapat mendukung perkembangan produk dalam negeri, bahkan juga mampu mendorongnya untuk dikenal oleh masyarakat dunia.

Sebagai generasi muda kita juga dapat mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia. Menurut Sunarto, pengenalan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia dapat dijadikan sebagai wujud untuk mengisi kemerdekaan. Para pelajar yang ikut serta dalam program pertukaran pelajar dapat mempromosikan Indonesia ke negara ia menimba ilmu.

Generasi muda juga harus saling menghormati dan menghargai. Masyarakat Indonesia memiliki suku, ras dan agama yang berbeda-beda. Kita harus saling menghargai dan menghormati untuk menjadikan kemerdekaan yang sepenuhnya. 

Sebagai penutup, sebagai generasi muda saya harus tetap memiliki jiwa nasionalisme dan memiliki keinginan untuk terus mencari tahu dan menambah wawasan mengenai sejarah kemerdekaan Indonesia pada zaman dahulu. 

Saya ingin mengajak pembaca untuk mengunjungi museum sejarah Rengasdengklok ini, selain untuk mengenang sejarah zaman dahulu, museum ini pun tidak memungut biaya apapun. Mari kita mengenang sejarah negara kita di museum ini! Terima kasih. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun