Bicara soal makan, Warung-Warung adalah tempat yang ter the best sebelum akhirnya mas gemoy pindah. Opsi lain adalah warung Manado sebelah atas kos yang menawarkan makanan non halal. Pentol mama Ana pun pernah menjadi juara, sebelum salome Osy menguasai arena. Kalau lagi tajir, food court Zasgo bisa masuk list tapi kalau kantong lagi sepi cukuplah hanya dengan sarden Toko Maju.Â
Tak lupa, Food Kost yang akan dengan sigap mengantar sampai ke pelosok Labuan Bajo. Pisang goreng coklat keju atau mix jadi primadona di kalangan anak kos atau anak-anak di RS. Pasar Wae Kesambi yang kadang disalahartikan, bukan untuk beli ikan dan tempe tapi lebih kepada barang lelang kualitas dunia.
Ah, bisa aja.
Terlalu banyak memory yang kalau diputar kembali akan menghasilkan senyum sukacita. Bersyukur sekali sama Tuhan, diberi kesempatan menikmati Labuan Bajo dengan kisah manis bersama orang-orang baik.
Orang-orang yang kuat, pintar dan juga hebat. Semuanya punya tempat masing-masing dihati.
Hujan di Ruteng pada akhirnya belum berakhir. Dia memilih tetap tampil mungkin dengan maksud menghapus galau rindu pada Labuan Bajo. Tapi nyatanya, hujan ini malah membuat rindu meningkat dosisnya. Seolah tiap tetes hujan yang jatuh menghantarkan kisah ke dalam hati satu demi satu.
Ya, tempat yang baik untuk menyimpan semuanya adalah hati. Hingga kelak saat satu-satu mulai pergi, kisah itu akan bangkit lagi. Lalu kita akan mundur berlari, bertatapan lagi dengan semua kisah yang pernah dilalui.
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H