Penggunaan antibiotik yang berlebihan, tidak tepat dosis, jenis dan lama penggunaan yang kurang tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik.Â
Hal ini perlu diwaspadai karena dapat mengakibatkan pengobatan menjadi tidak efektif hingga dapat menyebakan mortalitas atau kematian.
Kembali pada kasus si bapak tadi. Amoxicillin sesungguhnya bukanlah obat untuk meredakan batuk atau pilek. Amoxicillin adalah antibiotik.Â
Antibiotik hanya dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang disebakan oleh bakteri. Jika disalahgunakan maka akan menyebabkan resistensi atau kekebalan terhadap antibiotik.Â
Jika sudah resisten terhadap satu golongan antibiotik maka diperlukanlah antibiotik golongan lain atau baru dengan spektrum yang lebih luas. Jika kejadian yang sama terus berulang maka pada akhirnya tidak akan ada lagi antibiotik yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang dialami.
Dilihat dari kasusnya, ada kemungkinan si bapak tidak mendapat informasi yang jelas terkait antibiotik yang digunakan, sehingga pada saat dia mengalami batuk pilek, antibiotik tersebut jadi pilihannya.
Lebih jauh lagi, bisa saja si bapak menyimpan antibiotik dirumahnya dan digunakan saat merasa diperlukan. Anjuran antibiotik yang harus dihabiskan pun  akhirnya hanya tinggal kenangan.
Sementara itu jauh di dalam tubuh kita, ada bakteri yang siap berkoloni karena merasa antibiotik yang masuk sudah tidak berefek lagi.Â
Sederhananya begini, saat kita tidak menghabiskan antibiotik sesuai anjuran (bisa dikarenakan karena kita merasa sudah sangat sehat), bakteri yang ada dalam tubuh sejatinya hanya "pingsan".Â
Jika hanya "pingsan" tentu ada kesempatan bagi bakteri untuk bisa bangun lagi bahkan menjadi lebih kuat karena sudah mempelajari dengan baik sifat antibiotik yang masuk.Â
Berbeda kalau kita menghabiskan antibiotik, diminum tepat waktu sesuai anjuran makan bakteri yang ada didalam tubuh akan mati.