Mohon tunggu...
Carolina Adak
Carolina Adak Mohon Tunggu... Apoteker - A long life learner

Apoteker

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hanya Ingin Menjadi Kartini

14 Agustus 2019   22:15 Diperbarui: 14 Agustus 2019   22:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan itu panjang melewati lorong-lorong sempit
Juga gelap dengan banyak sekali kerikil menggesek kaki
Banyak mata memandang tentu teringat jelas
Lebih tajam dari pisau bermata dua
Lebih sakit dari komat-kamitnya mulut
Aku rupanya hanyalah  orang yang hendak menjadi Kartini, bagi seorang laki-laki yakni putraku sendiri
Namun mereka bilang kerjaku tak punya seni, tak pakai hati
Padahal mereka itu tidak pernah ku tiduri
Mereka berasumsi miring, karena ku pulang selalu malam hari


Aku hanya ingin menjadi Kartini
Beri terang di gelap hidup putraku, beri lega untuk tiap sesak
Walau reputasi kalian koyak, dengan kata seperti bom yang meledak
Biarlah sudah hanya aku yang tak layak, diantara kalian semua yang memang sungguh sangat layak
Walau aku hanya wanita penjual kolak, untuk kampus impian putraku kelak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun