Mohon tunggu...
Pendidikan

Kongkow Sambil Kursus Bahasa Inggris Bersama "English Cafe" di Jogja

2 Juni 2018   18:17 Diperbarui: 2 Juni 2018   19:06 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kongkow Sambil les/kursus bahasa Inggris di Jogja merupakan trend baru yang dewasa ini kerap dilakoni oleh anak muda di Jogja. Budaya baru ini tentu merupakan budaya positif yang layak untuk diapresiasi. Pasalnya, kongkow sambil kursus atau les bahasa Inggris secara tidak langsung memberikan makna yang lebih positif dengan terhadap budaya kongkow yang keberadaannya semakin menjamur di kalangan anak muda, utamanya di Jogja.

Kongkow 

Kongkow merupakan berasal dari bahasa Cina yang artinya adalah kumpul-kumpul atau biasa disebut anak remaja sekarang adalah Nongkrong. Saat ini kongkow anak remaja lebih senang mengunakan istilah kongkow dibandingkan dengan istilah nongkrong. Dengan sendiri istilah kongkow pun menjadi trend baru di kalangan remaja.

Istilah kongkow ini keberadaan semakin ngetrend hampir di seluruh remaja Indonesia.  ngetrendnya, istilah kongkow tentu saja tidak bisa dipisahkan dengan adanya realitas yang melatari. Trend istilah kongkow pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dengan trend nongkrong yang semakin semarak di lakukan oleh remaja dan anak muda.

Di Jogja sendiri kongkow biasa dilakukan di cafe-cafe yang bertebaran hampir di setiap sudut kota Jogja. Di Jogja, kongkow sebenarnya bukan trend baru. Mungkin untuk penyebutan kongkow bisa dikatakan baru. Tapi untuk budaya nongkrongnya sendiri bukan hal baru lagi. Budaya nongkrong di Jogja sudah berlangsung sedemikian lama.

Budaya nongkrong di Jogja seringkali dilakoni oleh para mahasiswa/mahasiswi di Jogja. Hal ini merupakan salah satu realitas yang menginspirasi Hamli S.Hum (Owner English Cafe) untuk mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris di Jogja dengan konsep cafe.

Kongkow Sambil Kursus atau Les Bahasa Inggris.

English Cafe merupakan lembaga kursus bahasa Inggris di Jogja dengan konsep cafe, dan merupakan lembaga kursus bahasa Inggris yang memprakarsai budaya nongkrong atau kongkow sambil kursus/les bahasa Inggris. Di mana hal ini saat ini telah menjadi budaya baru yang keberadaannya semakin ngetrend di kalangan remaja, anak muda, bahkan di kalangan orang dewasa.

Ide kreatif untuk mengkolabarasi belajar bahasa Inggris dengan budaya nongkrong diprakarsai oleh owner English Cafe, Hamli S.Hum. Ide kreatif untuk mengkolaborasi budaya kongkow dengan belajar bahasa Inggris, tentu saja tidak terlepas dari banyaknya cafe di Jogja dan semaraknya budaya nongkrong di Jogja. Utamanya di kalangan mahasiswa dan mahasiswi merupakan salah realitas yang menginspirasi. Hingga kemudian muncul ide kreatif untuk memberikan nilai yang lebih positif terhadap budaya nongkrong tersebut. Dari sini kemudian lembaga kursus bahasa Inggris English Cafe lahir sebagai alternatif pilihan untuk memberikan nilai yang lebih positif terhadap budaya nongkrong itu sendiriI.

Atas perjuangan gigihnya untuk menawarkan konsep belajar bahasa Inggris di cafe, seiring dengan perjalanan waktu keberadaan lembaga kursus bahasa Inggris di Jogja yang diprakarsainya semakin diterima di banyak kalangan. Hal itu terbukti English Cafe saat ini lebih dari 500 member mendaftar di English Cafe dalam setiap bulannya. Saat ini English Cafe sudah bisa memiliki puluhan cabang di Jogja, bahkan sudah menyebar di 20 kota besar di Indonesia, seperti; Klaten, Solo, Semarang, Bandung, Jakarta, Malang dan kota-kota besar lainnya.

Memberi Makna Terhadap Trend Kongkow. 

Budaya kongkow seperti pisau bermata dua. Jika hal itu dilakukan dengan cara yang kurang tepat, semisal hanya untuk berkumpul tanpa melakukan hal-hal yang positif, dan lain sebagainya. Maka budaya kongkow dengan sendirinya akan bernilai negatif. Sebaliknya apabila hal itu dilakukan sebagai media untuk belajar, atau sharing tentang berbagai macam hal. Dengan sendiri budaya kongkow secara otomatis akan bernilai positif.

Contoh kasus, mahasiswa/mahasiswi di Jogja biasa menjadikan budaya kongkow sebagai media sharing dan diskusi. Hal itu sudah dilakukan dari generasi ke genarasi. Sebab itu jangan heran apabila banyak cafe di Jogja pengunjung dipenuhi dari kalangan mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai Universitas di Jogja.

Dari sini kemudian maka tidak bisa menyimpulkan bahwa kongkow merupakan budaya yang kurang kreatif. Sebab pada dasar semua itu tetap tergantung pada siapa yang melakoni budaya tersebut. 

English Cafe sebagai lembaga kursus dengan konsep cafe. Berupaya untuk memberikan makna yang lebih positif terhadap budaya kongkow dengan menjadikan tempat tongkrongan seperti cafe sebagai tempat untuk les/kursus bahasa Inggris terbaik di Jogja. Dengan tagline, Learning English in Cafe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun