Mohon tunggu...
Ansyari Munthe
Ansyari Munthe Mohon Tunggu... Lainnya - Social Science

KKN-DR 98 UINSU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Dakwah dalam Pendidikan Islam

12 Agustus 2020   13:21 Diperbarui: 1 September 2020   09:00 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Mahasiswa KKN-DR UINSU  Kelomp0k 98

Dosen Pembimbing Lapangan : Reni Agustina Harahap, SST, M.Kes 

Pendidikan adalah suatu hal yang utama dan menjadi kewajiban bagi semua orang. Potensi diri tiap generasi muda yang akan menjadi calon pemimpin di masa depan dapat ditemukan dan diasah melalui pendidikan. Namun, pendidikan tak hanya seputar ilmu dan pengetahuan, tapi pendidikan juga fokus tentang sikap dan budi pekerti. Pendidikan sendiri berasal dari kata "didik". Ini artinya pendidikan memiliki tujuan utama untuk membina karakter dan perilaku. Hal ini sejalan dengan slogan Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yaitu "ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri Handayani." Yang artinya "di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.”

Berbicara tentang pendidikan karakter, pendidikan Islam sangat gencar dalam membina akhlak dengan berpedoman pada suri tauladan Rasulullah dengan empat sifatnya yaitu Siddiq (Jujur), Amanah (Dapat dipercaya), Fathanah (Cerdas), dan Tabligh (Menyampaikan). Keempat sifat Rasulullah tersebut dapat membentuk karakter positif yang sesuai dengan jalan Islam. Panutan akhlak Rasul dalam pendidikan ini sudah tercantum dalam Al-Qur’an dan Sunnah jauh sebelum sistem pendidikan saat ini ditemukan dan dikenal di seluruh dunia.

Dewasa ini, pendidikan Islam dipandang umum sejalan dengan kerangka dakwah. Akan tetapi, pada kenyataannya, antara pendidikan Islam dan dakwah tidak seutuhnya sejalan. Sampai hari ini, apa yang dimkasud dengan dakwah belum berkembang penuh secara konseptual, dan masih berkembang sebagai pengertian awam. Dalam praktik yang berkembang, ilmu pengetahuan sering mengesampingkan ranah dakwah dan lebih mengutamakan logika kebenaran ilmiah, begitu pula dengan dakwah yang lebih fokus pada kaidah agama dan menganggap sepele pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, dakwah harus diterapkan dalam dunia pendidikan Islam karena pada hakikatnya kedua hal tersebut sejalan jika dilihat lebih dalam lagi. Dakwah dapat dikatakan sejalan dengan pendidikan karena dakwah bersumber dari firman Allah dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang segala sesuatu yang ada di alam semesta beserta isinya, termasuk ilmu pengetahuan yang membahasnya.

Hal itu sudah bisa dilihat melalui penelitian oleh para ilmuwan di seluruh dunia yang akhirnya mengetahui tentang bagaimana terbentuknya gunung, mengapa bumi berbentuk bulat, bagaimana matahari terbit dan terbenam berkat informasi tentang penciptaan yang ada dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Pendidikan juga sejalan dengan dakwah karena sunnah Rasul dengan sifat-sifat dan suri tauladannya menjadi tuntunan dalam mendidik akhlak yang sesuai tauhid serta membentuk generasi yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“ Kamu (Umat Islam) adalah umat terbaik yang yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah… “ (QS. Ali Imran : 110)

Tafsiran ayat diatas menerangkan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala memilih pengikut Nabi Muhammad sebagai ummat terbaik. Dengan demikian Allah memikulkan tanggung jawab kepada mereka untuk menegakkan Risalah-Nya, menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran dikalangan ummat manusia dengan dasar keimanan dan ketaqwaan. Dalam khasanah Alquran, penciptaan manusia mempunyai misi yang amat luhur sebagai hamba-Nya sebagai pengemban amanah menjadi khalifah Allah mewujudkan suatu tatanan masyarakat dan kehidupan yang mardhatillah. 

Manusia yang akan mengemban amanah itu adalah generasi Rabbani yang mempunyai kapasitas zikir, pikir, dan amal utuh dan berkualitas. Untuk mempersiapkan dan membentuk generasi tersebut maka dibutuhkanlah suatu proses pendidikan. Pelajar sebagai subjek pendidikan merupakan elemen terpenting dalam sebuah negara. Oleh karena itu, salah satu tolak ukur maju tidaknya suatu negara dapat dilihat dari kualitas pemuda dan pelajarnya. Bila dihubungkan dengan kondisi realita saat ini, pada era revolusi 4.0 kecanggihan teknologi yang berakibat akan tergantikannya peran manusia oleh teknologi robot yang terprogram, ditambah lagi media sosial dan informasi yang sangat terbuka untuk siapa saja, serba praktis dan mudah didapatkan yang cenderung dampak buruk bagi kalangan pelajar yang belum mampu memfilter konten. Dengan tantangan zaman yang semakin besar jelas bahwa untuk membentuk peradaban yang maju, fokus terhadap pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan SDM terkhusus dikalangan pelajar menjadi prioritas.

Selain itu, Sosio-kultural masyarakat Indonesia hari ini sudah mulai memasuki era generasi Z. Generasi milienieal sudah tidak lagi populer jika dibandingkan dengan generasi Z hal ini dikarenakan pola interaksi sosial maupun tekhnologi cenderung dikuasai oleh generasi Z. Hal ini dikarenakan faktor zaman kelahiran generasi Z sudah memasuki era modern yang mana seluruh aspek kehidupan sudah dipenuhi dunia digital. Selain pola hidup yang berbeda dengan generasi sebelumnya, pola komunikasi dan karekternyapun tak lagi sama. Dengan berbagai pengaruh digital tak jarang sikap apatis,anti sosial mulai menjamur dikalangan generasi z. Ini semua dapat berpengaruh pada perkembangan masa depan umat beragama dan negara, yang mana keduannya berharap adanya generasi yang mampu menjawab segala persoalan dan ketercapaian cita-cita Agama dan Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun