Sampai di rumah Sadeli, Burhan cepat-cepat menyuruhnya untuk menyalakan DVD.
"Ndak usah mandi,Li...nanti aku kemalaman nungguin kamu mandi."
Sadeli menyalakan DVD dan membuka bungkus nasi goreng yang sudah dialasi dengan piring dan sendok di atasnya.
Hampir dua jam film itu diputar. Mereka menonton sambil menikmati nasi goreng dan kacang sukro yang dibeli tadi.
"Untung kamu beli nasi goreng tadi,li"
"Aku lapar sekali."
"Lapar atau nikmat?Sampai merem melek begitu."Ledek Sadeli.
Burhan memang kelihatan gelisah. Entah karena memikirkan Dian istrinya yang hamil tua dan ditinggalnya di rumah, atau karena perempuan seksi di film itu  membangkitkan gairah yang tak bisa disalurkannya. Sadeli tersenyum-senyum sendiri melihat tingkah Burhan. Ternyata tak selamanya pernikahan menjadi alasan untuk memenuhi keinginan biologis.
Akhirnya film itu selesai. Burhan sampai tidak mengerti apa ceritanya. Dia tak cukup konsentrasi untuk memahami jalan cerita film tadi. Burhan malah terganggu dengan kehadiran perempuan-perempuan seksi dengan gerakan yang cukup erotis. Membuatnya malah menyesal sudah menghabiskan waktu di luar rumah hanya untuk menonton film begini. Burhan merasa kelewatan karena sudah meninggalkan istrinya sendiri.
"Kalau ada apa-apa, aku pasti sangat menyesal."batin Burhan sambil mengayuh sepeda ontelnya lebih cepat.
****