Perbedaan infeksi ini terjadi sangat jauh dengan perbedaan 162% dibandingkan permukiman biasa, sehingga jika di permukiman biasa terjadi peningkatan namun tidak signifikan, permukiman kumuh mengalami fenomena pandemik ketika penyebaran sangat masif terjadi.Â
Tidak hanya rata-rata penyebaran yang lebih tinggi, waktu terjadinya penyebaran juga terjadi lebih cepat pada permukiman kumuh dibandingkan permukiman biasa (131 hari lebih cepat pada skenario mid flu, 34 hari lebih cepat pada skenario strong flu,  23 hari lebih cepat pada skenario catasthropic flu).Â
Simulai ini menyimpulkan bahwa kecepatan rata-rata infeksi penyebaran dan waktu terjadinya puncak pandemik lebih parah ketika terjadi pada permukiman kumuh daripada permukiman biasa.
Jakarta Kota Tanpa Kumuh?
Pemerintah Provinsi DKI menyampaikan bahwa hingga saat ini penyebaran virus corona baru terjadi di lingkungan permukiman yang baik, dan belum sampai kepada permukiman kumuh.Â
Deputi Gubernur DKI Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman juga turut mengungkapkan kekhawatiran nya jika penyebaran virus terjadi di permukiman padat penduduk [6].Â
Kawasan Tambora terdiri dari 250.000 jiwa dalam luasan lahan yang hanya sebesar 5,48 km2, maka setiap satu meter persegi ditempati oleh 4 orang [7]. Opsi isolasi diri di dalam rumah menjadi tidak mungkin karena sudah harus berjibaku dengan anggota keluarga lainnya, maka pilihannya adalah dengan berada di luar rumah yang juga tetap ramai dengan adanya tetangga.Â
Ketika di dalam dan di luar rumah sama penuhnya, maka semakin tinggi pula risiko penyebaran virus terjadi secara cepat seperti pada penjelasan pemodelan di atas.
Apa yang Bisa Dilakukan Saat Ini Juga?