Mohon tunggu...
Carlos Nemesis
Carlos Nemesis Mohon Tunggu... Insinyur - live curious

Penggiat Tata Kota, tertarik dengan topik permukiman, transportasi dan juga topik kontemporer seperti perkembangan Industry 4.0 terhadap kota. Mahir dalam membuat artikel secara sistematis, padat, namun tetap menggugah. Jika ada yg berminat dibuatkan tulisan silahkan email ke : carlostondok@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Permakultur Sebagai Solusi Ketahanan Pangan Perkotaan

21 Juni 2017   09:40 Diperbarui: 21 Juni 2017   09:52 4798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia telah merasakan banyak kejadian krisis pangan, salah satunya adalah kejadian pada tahun 2008 disaat harga tempe dan tahu meroket tinggi. Tidak hanya tahun tersebut saja, namun setiap tahunnya selalu ramai di beritakan akan fluktuasi harga pangan akibat kurangnya produksi. Polemik kelangkaan pangan di Indonesia seakan tidak kunjung usai dan menjadi topik hangat setiap empat bulan sekali. Semenjak kemerdekaan Indonesia, negara ini telah berupaya untuk meningkatkan bantuan produksi pangan dengan memberikan insentif berupa bantuan dana ataupun kebijakan. Isu ini tidak akan selesai dengan hanya mengandalkan supply pangan dari perdesaan ketika para petani pun selalu hidup miskin ataupun impor (yang jelas menjadi pemuas dahaga pangan yang semu, pada tahun 2015 Indonesia menjadi negara pengimpor beras terbesar k-5 dengan besar 1.6 juta ton-sumber : Worldatlas.com)

Fenomena yang terjadi di Indonesia ini disebut sebagai involusi pertanian. Involusi pertanian adalah keadaan ketika banyaknya tenaga kerja di bidang pertanian tidak memberikan keuntungan ekonomi seperti yang diharapkan. Data berikut menunjukkan jumlah penduduk dengan tenaga kerja tertinggi berada pada bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan dengan jumlah 38.973.033 jiwa.

sumber : Hasil Olahan BPS Indonesia, 2017
sumber : Hasil Olahan BPS Indonesia, 2017
Berikut adalah data mengenai hasil keuntungan yang diperoleh menurut lapangan pekerjaan yang ada :

Sumber : Hasil Olahan BPS Indonesia, 2017
Sumber : Hasil Olahan BPS Indonesia, 2017
Kedua data diatas menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami involusi pertanian. Banyaknya tenaga kerja di bidang pertanian tidak memberikan kontribusi maksimal terhadap keuntungan negara. Lapangan pekerjaan dengan kontribusi tertinggi ditempati oleh sektor Industri dengan besar 2.394.004 miliar rupiah. Fenomena ini dapat disebabkan oleh rendahnya produktivitas pertanian yang ada diakibatkan oleh terfragmentasinya kepemilikan lahan pertanian di Indonesia sehingga ketika akan menggunakan teknologi produksi seperti traktor/teknologi produksi massal lainnya tidak dapat dilakukan karena petak sawah lahan yang terpisah-pisah.

Meningkatnya penduduk perkotaan dimana saya dan Anda tinggal juga menjadi pemicu kelangkaan pangan di Indonesia. Berdasarkan data produksi padi menurut pulau, pulau Jawa menguasai produksi padi Indonesia sebesar 52%.

Sumber : BPS Indonesia, 2017
Sumber : BPS Indonesia, 2017
Namun yang sekarang sedang terjadi adalah, banyaknya konversi lahan yang terjadi di Pulau Jawa. Peta berikut menunjukkan peta persebaran lahan subur dengan warna hijau, dan warna merah untuk daerah terbangun. Lahan terbangun banyak mendominasi lahan subur yang ada, sehingga menandakan terjadinya kemungkinan penurunan produksi pertanian yang akan terjadi di masa depan.

Gambar 1. Peta Persebaran Lahan Subur di Pulau Jawa tahun 2015

Pemaparan Seminar Urban-Rural Lingkage oleh Delik Hudalah, ST., MT., M.Sc., Ph.D, Hotel Trans Luxury Hotel, 14 Juni 2016. (Sumber : Kementrian Agraria dan Tata Ruang, 2015)
Pemaparan Seminar Urban-Rural Lingkage oleh Delik Hudalah, ST., MT., M.Sc., Ph.D, Hotel Trans Luxury Hotel, 14 Juni 2016. (Sumber : Kementrian Agraria dan Tata Ruang, 2015)
Gambar 2. Peta Persebaran Lahan Terbangun di Pulau Jawa tahun 2015

Pemaparan Seminar Urban-Rural Lingkage oleh Delik Hudalah, ST., MT., M.Sc., Ph.D, Hotel Trans Luxury Hotel, 14 Juni 2016. (Sumber : Kementrian Agraria dan Tata Ruang, 2015)
Pemaparan Seminar Urban-Rural Lingkage oleh Delik Hudalah, ST., MT., M.Sc., Ph.D, Hotel Trans Luxury Hotel, 14 Juni 2016. (Sumber : Kementrian Agraria dan Tata Ruang, 2015)
Ketika secara gambaran besar bahwa ketahanan pangan di Indonesia merupakan masalah yang begitu pelik, diperlukan langkah-langkah yang bisa dilakukan sebagai individu untuk menyelesaikannya. Permasalahan ketahanan pangan berkaitan erat dengan keberlanjutan lingkungan. Karena dengan adanya lahan pertanian dapat tetap meningkatkan daya serap air ketika terjadi hujan dan juga menjaga kelestarian ekosistem yang ada. Untuk itu penduduk perkotaan juga harus berpartisipasi dalam mendukung ketahanan pangan yang ada. Salah satu cara yang sudah sering kita dengar bersama adalah dengan metode urban farming.

Urban farming merupakan proses bercocok tanam di daerah perkotaan, hasil produk bercocok tanam tersebut dapat digunakan untuk kepentingan sendiri maupun dikomersialisasikan. Contoh dari pengembangan urban farming di Indonesia sudah banyak berjalan di kota-kota besar, seperti yang sudah dilakukan oleh gerakan komunitas "Indonesia Berkebun" yang sudah tersebar di 33 kota besar di Indonesia.

Gambar 3. Jejaring Indonesia Berkebun

sumber : www.indonesiaberkebun.org/network.
sumber : www.indonesiaberkebun.org/network.
Fokus utama dari metode urban farming ditekankan kepada proses produksi untuk menghasilkan suatu produk saja, tidak terlalu memperhatikan karakteristik masyarakat yang bisa dikembangkan sehingga kurang berkelanjutan. Yang dimaksud dari karakteristik masyarakat ini adalah mengenai kolektivitas. Karakteristik penduduk perkotaan memiliki ciri yang lebih individual dikarenakan persaingan yang ketat, berbeda dengan karakteristik penduduk desa yang masih menjunjung budaya "guyub".Jadi ketika kegiatan urban farming dilakukan oleh setiap individu, tidak menjamin bahwa produksi pangannya dapat terus dilakukan karena tidak ada kesepakatan bersama untuk saling mendukung satu sama lain. Walau keberadaan komunitas seperti Indonesia Berkebun hadir untuk mengakomodir hal tersebut, namun kolektivitas ini didasari pada keterikatan tidak saling kenal dengan nama komunitas bukan karena didasari oleh kesamaan latar belakang seperti kesamaan tempat tinggal, sejarah tempat, karakteristik geografis kawasan.

Untuk itu terdapat pendekatannya lain yang bisa mengakomodir hal tersebut sehingga lebih berkelanjutan, metode ini dinamakan permakultur. Permakultur diartikan sebagai PERMAnen AgriKULTUR dan PERMAnen KULTUR. Permanen Agrikultur adalah engelolaan pertanian dan peternakan yang meningkatkan kualitas lahan, memberikan hasil dan pendapatan, dan tetap berkelanjutan hingga masa depan. Permanen Kultur merupakan kegiatan melestarikan, mendukung dan bekerjasama dengan budaya dan lingkungan setempat, dan tumbuh bersama dalam waktu yang bersamaan. Bekerja dengan alam dan manusia serta belajar dari mereka, bukannya melawan atau bersaing dengan mereka. (Permaculture Timor Lorosa'e, 2006)

Prinsip-prinsip permakultur :

- Perbedaan : mengintegrasikan berbagai jenis makanan untuk dikembangkan. Untuk membangun kestabilan sebuah sistem polikultural yang interaktif dalam usaha memenuhi kebutuhan manusia dan mahluk hidup lain.

- Perencanaan Energi : penempatan unsur alam sebaik mungkin. Berarti memanfaatkan kondisi alami alam untuk menghasilkan energi produktivitas pangan.

Gambar 4. Metode Permakultur melakukan perencanaan zonasi yang khusus untuk setiap zona

Permaculture Timor Lorosa'e. (2006). A Resource Book for Permaculture.Bali: Yayasan IDEP.
Permaculture Timor Lorosa'e. (2006). A Resource Book for Permaculture.Bali: Yayasan IDEP.
- Perputaran Energi : memanfaatkan sisa limbah untuk digunakan semaksimal mungkin.

- Skala : menggunakan teknologi yang mampu diterapkan

- Fungsi ganda : Satu peraturan pokok dalam permakultur adalah mencoba untuk merancang tiga fugsi untuk setiap unsur sistem.

- Bekerjasama, bukan bersaing : Kerjasama di antara masyarakat, mendukung keterlibatan masyarakat, pertukaran di antara anggota kelompok, berbagi dan saling menambah pengetahuan dan keahlian.

- Efektivitas : memotong rantai produksi sehingga harga produk pangan menjadi lebih murah dan kualitasnya lebih terjaga

Salah satu percontohan penerapan permakultur sudah dilakukan di perkampungan Nitiprayan, Yogyakarta. Kampung Nitiprayan terletak cukup dekat dengan pusat kota Yogyakarta.

Gambar 5. Citra Satelit Perkampungan Nitriprayan ditunjukkan dengan pin merah

www.google.com/earth
www.google.com/earth
Dilakukan proses perencanaan secara bersama untuk membuat kebun pangan di tengah kampung Nitiprayan yang dapat dikelolan dan digunakan bersama-sama.

Gambar 6. Proses perencanaan tapak dari kebun pangan di desa Nitiprayan, Yogyakarta

www.permablitzjogja.net/photos/
www.permablitzjogja.net/photos/
Prinsip-prinsip permakultur yang sudah dijelaskan di atas dapat menjadikan lahan yang sempit digunakan secara optimal mengikuti pola alam dan karakteristik masyarkat yang ada seperti gambar berikut :

Gambar 7. Kebun pangan yang sudah selesai dibangun

www.permablitzjogja.net/photos/
www.permablitzjogja.net/photos/
Tidak hanya memberikan pasokan pangan kepada penduduk, namun keberadaan kebun ini dapat memberikan suatu ruang sosial baru untuk dapat saling berinteraksi.

Gambar 8. Kebun pangan sebagai tempat berinteraksi

www.permablitzjogja.net/photos/
www.permablitzjogja.net/photos/
Pendekatan permakultur ini relevan untuk dilakukan di setiap kota yang ada di Indonesia karena memperhitungkan karakteristik budaya masing-masing. Ketahanan pangan untuk keberlanjutan kehidupan manusia dan lingkungan merupakan permasalahan yang besar untuk dihadapi, namun jika setiap individu mau berusaha untuk berjuang maka contoh sebuah perkampungan yang sudah memiliki ketahanan pangan bersama dapat dicapai. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan mulai memobilisasi diri anda sendiri untuk terlibat aktif di tempat tinggal anda. 

Berusaha bersama-sama merencanakan, melakukan, serta mengawasi secara bersama-sama juga. Bisa dimulai dengan berbicara kepada ketua rt di daerah anda masing-masing mengenai ide anda untuk mewujudkan ketahanan pangan daerah anda. Berusaha juga yakinkan tetangga anda bahwa ide ini untuk kebaikan bersama. Tidak murah memang untuk melakukannya karena akan menelan banyak tenaga dan biaya. Namun yakinlah jika dilakukan secara bersama-sama pasti dapat terwujud untuk keberlangsungan hidup anda dan lingkungan anda.

Daftar Pustaka

Permaculture Timor Lorosa'e. (2006). A Resource Book for Permaculture.Bali: Yayasan IDEP.

Food Security In Indonesia, diakses tanggal 14 Juni 2017, pukul 09.34 WIB

Making food politics personal, diakses tanggal 14 Juni 2017, pukul 09.38 WIB

Permakultur (Budaya permanen dan Agrikultur), diakses tanggal 14 Juni 2017, pukul 10.02 WIB

Permablitz Jogja, diakses tanggal 15 Juni 2017, pukul 22.30 WIB

Indonesia Berkebun, diakses tanggal 15 Juni 2017, pukul 20.16 WIB

BPS Indonesia, 2017

Pemaparan Seminar Urban-Rural Lingkage oleh Delik Hudalah, ST., MT., M.Sc., Ph.D, Hotel Trans Luxury Hotel, 14 Juni 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun