Mohon tunggu...
Carlito Gabriel
Carlito Gabriel Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Instituto Superior Cristal (ISC), Pendiri Organisasi Juventude Inovativo (JI)

Carlito Gabriel, Warga Negara Timor-Leste Tinggal di Dili. Nomor Kontak: +670-76326346. Email: carlitogabriel2@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berbudi Luhur

22 Oktober 2024   09:53 Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:36 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia dan binatang sama-sama mempunyai kepala, sama-sama mepunyai otak, sama-sama mepunyai kaki tangan dan bentuk fisik lainnya, tetapi perbedaan manusia dan binatang adalah Akal Budi, Karena binatang tidak mempunyai akal budi seperti yang di miliki manusia. Itulah manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang unik dan indah menurut gambar dan rupah Allah itu sendiri. Tuhan memerikan Akal Budi kepada Manusia untuk mengarahkannya pada apa yang menjadi tujuan hidupnya, yakni kebahagiaan. Kehendak menginginkan kebahagiaan dan akal budi memerintahkan untuk mencari dan mengatur sarana-sarana yang diperlukan untuk tujuan hidupnya. Oleh karena itu di dalam jiwa setiap manusia mempunyai hal yang paling fundamental yaitu Manusia Berbudi Luhur. Artinya Manusia menggunakan akal budinya untuk bertindak sesuai dengan kehendak akal budi itu sendiri untuk melalukan tindakan-tindakan yang baik atau benar dan menolak tindakan-tindakan yang salah atau buruk di dalam masyarakat. Apabila manusia melakukan tindakan-tidakan yang salah atau tindakan yang buruk maka manusia juga sama dengan binatang yang lain.

Ensiklopedi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (2006) mencantumkan bahwa budi luhur berasal dari kata" budi" yang artinya upaya, tabiat atau kelengkapan kesadaran manusia. "Luhur" berarti tinggi atau mulia. " Budi" juga berarti kesadaran tinggi berisikan cahaya ketuhanan yang memberikan sinar terang. Adapun" luhur" terkandung pesan sikap mental dan nilai yang mengandung kebaikan dan hal terpuji.  Menurut Aristoletes kehidupan moral bertujuan pada kebahagiaan. Orang dengan keutamaan/orang berbudi luhur menurutnya adalah orang yang menempatkan kesenangan dan kesedihan pada hal yang benar. Lebih jauh, keutamaan moral ini muncul dari sebuah kebiasaan; dengan demikian melalui tindakan praktis. Bagi Aristoteles, perbedaan manusia dan binatang yang asali terletak pada kemampuannya berbahasa. Melalui bahasa manusia mampu membeda-bedakan, melihat dan merundingkan tentang yang baik. Aristoteles juga menkankan bahwa orang yang berbudi luhur adalah seseorang yang memiliki sifat-sifat karakter ideal. Sifat-sifat ini berasal dari kecenderungan internal alami, tetapi perlu dipupuk; namun, setelah terbentuk, sifat-sifat tersebut akan menjadi stabil. Misalnya, orang yang berbudi luhur adalah seseorang yang bersikap baik dalam banyak situasi sepanjang hidupnya karena itulah karakternya dan bukan karena ia ingin memaksimalkan manfaat atau mendapatkan bantuan atau sekadar melakukan tugasnya (Tukan 2014).

Santo Tomas Aquinal menyatakan bahwa Manusia merupakan makhluk yang tahu dan mau, artinya kemauannya mengandaikan pengetahuan. Orang hanya bertindak berdasarkan pengetahuan tentang fakta yang perlu diperhitungkan untuk menentukan dan mewujudkan rencananya ('Wahono 2007). Di dalam ALKITAB Kristen, Yesaya 32:8 mengatakan bahwa "Tetapi orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian". Menurut Santo Tomas Aquinas Untuk menjadi berbudi luhur, kita perlu mempelajari hukum alam Tuhan yang mengatur gerak benda-benda di alam dan mengajarkan kita tentang perilaku etis. Untuk menjadi rasional, yang merupakan inti dari tujuan manusiawi kita, memerlukan disiplin intelektual, tetapi itulah jalan menuju kebajikan. Melalui disiplin diri dan merenungkan hukum alam, kita mempelajari dan mengembangkan sebagai kebiasaan yang mengakar empat kebajikan utama yaitu kesederhanaan, keberanian, kehati-hatian, dan keadilan. Orang yang berbudi luhur mempraktikkan empat kebajikan utama dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan dari kebajikan-kebajikan tersebut mengalir perilaku etis dalam semua situasi (Dr. Simplesius Sandur 2019). Untuk menjadi rasional, yang merupakan inti dari tujuan manusiawi kita, memerlukan disiplin intelektual, tetapi itulah jalan menuju kebajikan. Melalui disiplin diri dan merenungkan hukum alam, kita mempelajari dan mengembangkan sebagai kebiasaan yang mengakar empat kebajikan utama yaitu kesederhanaan, keberanian, kehati-hatian, dan keadilan. Orang yang berbudi luhur mempraktikkan empat kebajikan utama dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan dari kebajikan-kebajikan tersebut mengalir perilaku etis dalam semua situasi. (GILES 2020)

Tindakan Manusia yang berbudi luhur 

Memiliki budi pekerti luhur sangat didambakan bagi setiap orang. Dengan tingkah laku yang baik, diharapkan kelak dikemudian hari, seseorang akan memperoleh kehidupan yang jauh lebih baik, terlepas dari kesengsaraan dan pada giliranya kebahagianlah yang di diperolehnya. Orang yang budi luhur memiliki nilai-nilai penting dalam hidupnya. Nilai-nilai itu seperti kejujuran, saling menghargai, mampu mengendalikan emosi, bermoral, sopan santun, beretika, intelektual atau objektif, peduli, mawas diri, dewasa atau bijaksana, serta toleransi. Nilai-nilai yang bersifat universal ini dapat dengan mudah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, meliputi segala aspek kehidupan dan usia (Suwardi 2010). Manusia yang berbudi luhur terlihat dari sifat-sifat pribadinya melalui tindakan dan pembicaraan seperti ucapan dalam komunikasi sehari-harinya, memiliki sikap berwibawa dan memiliki iman yang sangat kuat melalui petunjuk Tuhan dan Kitab Suci sebagai referensi hidupnya. Orang berbudi luhur juga selalu mempengaruhi orang lain untuk menindak positif dalam masyarakat senhingga terhindar dari konflik dan selalu menjadi teladan bagi orang lain.

Setiap manusia memiliki dua perangkat tersebut, yaitu akal dan sekaligus hati. Keduanya akan memberikan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Orang-orang tertentu lebih mengedepankan akalnya, sedangkan sementara lainnya lebih mengedepankan hatinya. Jika yang dikedepankan adalah akalnya, maka hasilnya akan berbeda dari umpama yang dikedepankan adalah hatinya. Dan tentu, akan menjadi sempurna jika keduanya digunakan secara seimbang. Hati selalu mengajak pada keadilan, kejujuran, kedamaian, dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam Efesus bab 4:31 mengatakan bahwa "Biarkan semua kepahitan dan kemarahan, kemarahan dan kekacauan serta fitna dijauhkan dari kamu, bersama dengan semua niat jahat" Orang yang berbudi luhur harus menciptakan perdamaian dalam lingkungan masyarakat, mengharagai semua orang walaupun beda agama, ras, organisasi dan perbedaan lainnya. Untuk menghindari konflik yang berkepanjagan maka manusia di tuntut untuk saling mangampuni jika terjadi kesalapahaman karena pengampunan adalah solusi yang paling ampuh untuk terhindar dari konflik antara individu dan kelompok masyarakat karena Yesus sendiri berpesan dalam Injil Matius 5:39 bahwa "Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu berilah juga kepadanya pipi kirimu".  Ayat Injil ini mengajarkan kepada kita bahwa ketika ada orang uang mengejek diri kita, kelompok atau organisasi kita maka kita harus mengingatkan kepadanya dengan jalan damai bukan dengan kekerasan karena apabila kita menyelesaikan konflik dengan kekerasan maka berarti kita belum Berbudi luhur.

Untuk mewujudkan menjadi manusia yang berbudi luhur dituntut untuk mampu mengendalikan hawa nafsu dan emosinya untuk mengalah dan lebih bisa mementingkan kepentingan yang lebih besar dibandingkankan dengan kepentingan pribadi sesaat. Karena dampak dari perilaku budi asor bisa sangat besar sekali yang tidak hanya menimpa pada diri pelaku itu sendiri, akan tetapi juga membawa dampak pada pencitraan jelek pada keluarga, kelompok dan masyarakat secara luas. Tetapi sebaliknya jika masing-masing bisa berbudi pekerti yang luhur sehingga dinilai baik oleh masyarakat luas sehingga terjadi pencitraan yang baik, maka itu tidak hanya baik untuk dirinya sendiri tapi juga baik untuk keluarga, kelompok atau institusinya. Akhirnya kehidupan bermasyarakat juga akan bertambah lancar yang berarti itu andil dalam menciptakan suasana damai, tentram yang berpahala besar.

Untuk implementasi budi luhur secara sederhana dalam masyarakat adalah dengan proaktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat, baik dalam bentuk bantuan materiil maupun tenaga. Jangan mengabaikan bahkan acuh terhadap kegiatan di lingkungan sekitar sehingga berakibat munculnya penilaian negatif dari masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan antipati. Kehidupan sosial di dalam masyarakat tentunya jauh lebih komplek dari pada kehidupan sosial dalam keluarga, apalagi kondisi ekonomi negara yang belum sepenuhnya pulih telah menimbulkan dampak, dimana emosi seseorang menjadi lebih mudah tersulut hanya karena masalah-masalah yang sebetulnya tidaklah signifikan (masalah sepele).

Bibliography

Dr. Simplesius Sandur, CSE. 2019. Fisafat Politik & Hukum THOMAS AQUINAS . Yokyakarta : PT. Kanisius .

GILES, DOUGLAS. 2020. "INTRODUCTION TO PHILOSOPHY: ETHICS." Rebus Community . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun