Menjadi muda identik dengan sikap juang dan gigih yang tinggi serta terus maju sampai keinginannya tercapai. Tetapi tindakan pemuda seringkali dipandang sebelah mata oleh orang dewasa. Pemuda dianggap masih labil dan tidak dapat mengendalikan emosi. Maka timbulah suatu asumsi buruk yang beredar di masyarakat akan pemuda yang tidak bisa melakukan apa-apa akibat sifat yang dianggap terlalu melibatkan emosi serta tidak bisa memutuskan.
Namun Sukarno pernah berkata, beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia. Pepatah tersebut menyadarkan saya bahwa kualitas melebihi kuantitas. Dimana meskipun banyak anak muda namun tidak ada kualitas maka sama saja dengan bohong.
Pemuda dikenal memiliki keberanian, inisiatif, serta kegigihan yang tinggi. Berani untuk mengaspirasikan pendapatnya mengenai hal yang menurut mereka tidak benar serta gigih memperjuangkan pendapatnya . Inisiatif untuk memulai suatu kegerakan yang besar tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan. Dan suara dari pemuda ini memiliki dampak yang besar selama sejarah Indonesia.
Tanpa kita sadari sejak era penjajahan Belanda hingga sekarang, pemuda telah memegang peran penting di dalam kemajuan bangsa ini. Mulai dari peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga Reformasi 1998 dapat menjadi saksi bisu akan besarnya peran pemuda dalam sejarah Indonesia. Keberanian dan kegigihan para pemuda yang membawa perubahan bagi Indonesia.
Bukti kegigihan itu bisa dilihat melalui peristiwa proses kemerdekaan. Disaat itu Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia pada golongan tua melalui pertemuan di Dalat, Vietnam. Tetapi pada 6 Agustus 1945, Amerika menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki. Namun para golongan muda memiliki pandangan lain dimana Indonesia harus merdeka. Menurut mereka ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk merdeka.
Dan golongan muda ‘menculik’ Sukarno-Hatta agar menyetujui untuk melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia.  Dan proklamasi kemerdekaaan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan bisa diraih dengan kegigihan dari para golongan muda.
Terjadi banyak perubahan pola pikir yang ada di pemuda masa kini. Banyak pemuda yang sudah mulai lupa akan identitas dirinya sebagai penerus bangsa kelak nanti. Pemuda sekarang seharusnya mengembangkan potensi dirinya secara penuh. Terutama di kelak nanti akan terjadi banyak persaingan antar negara. Dan pemuda harus siap tempur untuk mengharumkan nama Indonesia.
Namun banyak pemuda masa kini yang tidak lagi peduli akan bangsa ini. Tidak sedikit yang mementingkan kaya dan terkenal tetapi dengan cara membuat sensasi. Banyak anak muda yang mengisi masa muda dengan bermalas-malasan dan bermain. Tidak lagi peduli akan sekolah atau bahkan masa depannya sendiri.
Sudah bukan saatnya bagi pemuda untuk berdiam diri dan tidak melakukan hal-hal yang tidak berguna. Jadi pemuda yang memiliki prestasi bukan sensasi. Buktikan bahwa meskipun muda tetapi sudah mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Pemuda diumpamakan seperti tonggak yang membangun Indonesia. Tonggak yang akan menjadi penentu seperti apa arah Indonesia nantinya. Dan masa depan yang akan dihadapi tidak akan mudah dan penuh tantangan. Maka sangat disayangkan kalau pemuda yang ada tidak peduli akan masa depan Indonesia.
Salah satu cara adalah dengan mengasah potensi yang ada di diri masing-masing. Setiap individu memiliki potensi di bidang yang berbeda-beda mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, industri, budaya, dst. Lakukan yang terbaik dan maksimalkan potensi tersebut dengan mengikuti perlombaan yang ada.
Selain mengasah potensi harus memiliki mental yang kuat. Mental yang kuat menandakan pribadi yang kuat. Hal tersebut dapat diamati ketika memiliki respon yang tepat ketika menghadapi masalah. Tidak melibatkan emosi ketika diperhadapkan dengan masalah karena emosi tidak akan menyelesaikan masalah tersebut.
Terakhir adalah kalahkan sifat malas yang ada. Sangat sulit untuk mengalahkan sifat malas dengan adanya banyak gangguan seperti gadget dan film. Namun sifat malas akan menghalangi diri kita untuk berkembang dan mengasah potensi. Maka sifat malas harus dikalahkan mulai dari sekarang.
Nilai patriotisme harus ditanamkan sejak masa muda dan harus terus diamalkan. Sudah terlalu banyak darah ditumpahkan untuk kemerdekaan Indonesia. Jangan sampai perjuangan para pahlawan sia-sia begitu saja karena pemuda yang tidak mengerti.
Cara untuk menanamkan patriotisme adalah mengamalkan Pancasila serta menerapkan semboyan Bhineka Tunggal Ika kedalam hidup masing-masing. Belajar untuk saling menghargai dan memiliki sikap toleransi yang tinggi.
Jangan menjadi pemuda yang membawa perpecahan. Sudah terlalu banyak kerusuhan yang terjadi akibatnya kurangnya toleransi dan kesalahpahaman. Aspirasikan suara kita untuk hal yang membangun. Berani tampil berbeda jika membela kebenaran.
Maka pemuda harus mengambil peran berkontribusi serta berkarya bagi kemajuan bangsa Indonesia. Jangan sampai semangat juang para pemuda berkurang tidak seperti era dulu. Persaingan kedepan akan semakin sulit akibat masuknya kita ke era Revolusi Industri 4.0. Diluar sana banyak anak muda yang berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Jangan sampai pemuda Indonesia kalah saing.
Masa depan negara Indonesia ada di tangan generasi muda. Setiap dari kita memiliki potensi masing-masing di bidang yang berbeda mulai dari kesehatan, ekonomi, IT, transportasi, dst. Saya sangat yakin bahwa Indonesia memiliki potensi yang tinggi. Banyak anak bangsa yang telah berkarya dan berhasil mengharumkan nama Indonesia.
Menjadi pemuda yang terus menggali potensi di bidang masing-masing. Â Dan gunakan potensi tersebut secara maksimal untuk mengharumkan Indonesia. Buktikan kalau pemuda Indonesia berbakat dan bisa bersaing dengan negara lain.
Saya percaya  bahwa perubahan tidak akan terjadi jika tidak dimulai dari diri kita sendiri. Tanamkan prinsip sedikit bicara dan perbanyak kerja dan usaha. Semua harus dilakukan untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H