Mohon tunggu...
Carlene E
Carlene E Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Muda, Juang, Maju

18 Februari 2021   11:06 Diperbarui: 18 Februari 2021   11:36 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi

Menjadi muda identik dengan sikap juang dan gigih yang tinggi serta terus maju sampai keinginannya tercapai. Tetapi tindakan pemuda seringkali dipandang sebelah mata oleh orang dewasa. Pemuda dianggap masih labil dan tidak dapat mengendalikan emosi. Maka timbulah suatu asumsi buruk yang beredar di masyarakat akan pemuda yang tidak bisa melakukan apa-apa akibat sifat yang dianggap terlalu melibatkan emosi serta tidak bisa memutuskan.

Namun Sukarno pernah berkata, beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia. Pepatah tersebut menyadarkan saya bahwa kualitas melebihi kuantitas. Dimana meskipun banyak anak muda namun tidak ada kualitas maka sama saja dengan bohong.

Pemuda dikenal memiliki keberanian, inisiatif, serta kegigihan yang tinggi. Berani untuk mengaspirasikan pendapatnya mengenai hal yang menurut mereka tidak benar serta gigih memperjuangkan pendapatnya . Inisiatif untuk memulai suatu kegerakan yang besar tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan. Dan suara dari pemuda ini memiliki dampak yang besar selama sejarah Indonesia.

Tanpa kita sadari sejak era penjajahan Belanda hingga sekarang, pemuda telah memegang peran penting di dalam kemajuan bangsa ini. Mulai dari peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga Reformasi 1998 dapat menjadi saksi bisu akan besarnya peran pemuda dalam sejarah Indonesia. Keberanian dan kegigihan para pemuda yang membawa perubahan bagi Indonesia.

Bukti kegigihan itu bisa dilihat melalui peristiwa proses kemerdekaan. Disaat itu Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia pada golongan tua melalui pertemuan di Dalat, Vietnam. Tetapi pada 6 Agustus 1945, Amerika menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki. Namun para golongan muda memiliki pandangan lain dimana Indonesia harus merdeka. Menurut mereka ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk merdeka.

Dan golongan muda ‘menculik’ Sukarno-Hatta agar menyetujui untuk melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia.  Dan proklamasi kemerdekaaan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan bisa diraih dengan kegigihan dari para golongan muda.

Terjadi banyak perubahan pola pikir yang ada di pemuda masa kini. Banyak pemuda yang sudah mulai lupa akan identitas dirinya sebagai penerus bangsa kelak nanti. Pemuda sekarang seharusnya mengembangkan potensi dirinya secara penuh. Terutama di kelak nanti akan terjadi banyak persaingan antar negara. Dan pemuda harus siap tempur untuk mengharumkan nama Indonesia.

Namun banyak pemuda masa kini yang tidak lagi peduli akan bangsa ini. Tidak sedikit yang mementingkan kaya dan terkenal tetapi dengan cara membuat sensasi. Banyak anak muda yang mengisi masa muda dengan bermalas-malasan dan bermain. Tidak lagi peduli akan sekolah atau bahkan masa depannya sendiri.

Sudah bukan saatnya bagi pemuda untuk berdiam diri dan tidak melakukan hal-hal yang tidak berguna. Jadi pemuda yang memiliki prestasi bukan sensasi. Buktikan bahwa meskipun muda tetapi sudah mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Pemuda diumpamakan seperti tonggak yang membangun Indonesia. Tonggak yang akan menjadi penentu seperti apa arah Indonesia nantinya. Dan masa depan yang akan dihadapi tidak akan mudah dan penuh tantangan. Maka sangat disayangkan kalau pemuda yang ada tidak peduli akan masa depan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun