Mohon tunggu...
Carita Kang Maman
Carita Kang Maman Mohon Tunggu... Guru - Semangat itu hebat!

Carita Kang Maman adalah kumpulan pernyataan, kegiatan, pemikiran dan sisi lain KH. Maman Imanulhaq Carita Kang Maman akan menggali nilai keagamaan dan kebangsaan sbg sumber spiritual yang mampu mendorong tegaknya cinta kasih, persaudaraan, prinsip keadilan sosial, kemashlahatan dan kerahmatan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepedulian Sosial: Ibadah yang Nyata dan Mulia

15 Agustus 2019   14:13 Diperbarui: 15 Agustus 2019   14:19 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut surah Al-M'n, orang yang mendustakan agama adalah orang yang tidak punya kepedulian sosial (enggan memberi pertolongan kepada sesama manusia yang sengsara), serta melakukan ibadah ritual tetapi tidak berpengaruh bagi moralitas pribadi dan perilaku sosialnya. Orang-orang yang (seakan-akan) rajin melakukan ibadah, tetapi hanya untuk "pamer", bahkan "mengelabui" orang lainlah yang diancam oleh Allah dalah surah Al-M'n di atas dan dianggap sebagai orang yang "celaka".

***

Ketidaknyambungan bahkan ambivalensi antara ibadah dan perilaku seseorang mungkin bisa juga dijelaskan dengan fenomena psikolgis yang disebut pribadi terbelah (split personality). Potensi "pribadi terbelah" ini pada dasarnya ada pada diri setiap orang. Indikasi pribadi terbelah ini, antara lain, tampak dalam fenomena ktidaknyambungan dan ketidakkonsitenan antara apa yang diikrarkan dan diomongkan seseorang dengan apa yang dilakukannya.

Di negeri ini, banyak orang yang secara gagah berani bersumpah dengan nama Tuhan atau di bawah Kitab Suci, tetapi suatu ketika dia akan melanggar sumpahnya secara enteng dan tanpa beban. Di negeri ini, simbol-simbol agama yang sakral semakin kehilangan pengaruh dan esensinya karena terlalu sering dipakai untuk bersandiwara dan mengelabui. Agama diejek dan dilecehkan. Elit politik dan pejabat sudah terbiasa "mempermainkan" agama dan Tuhan.

***

Suatu ketika, di negeri ini ada seorang Muslimah yang ingin menunaikan ibadah haji. Dia sudah mengantongi biaya haji yang bagi orang kebanyakan---apalagi yang miskin---tergolong besar. Tetapi, setelah melihat kenyataan masyarakat Indonesia saat ini, sang Muslimah mengurungkan niatnya untuk pergi haji. Dia menggunakan dana hajinya untuk membuat usaha produktif bagi rakyat miskin. Sang Muslimah, yang juga seorang pengusaha cukup sukses, akhirnya mentraining sebagian masyarakat miskin untuk mengelola dana haji miliknya. Masyarakat miskin pun sangat terbantu dengan keberadaan usaha produktif yang dirancang oleh sang Muslimah.

Sang Muslimah memang tidak jadi menunaikan ibadah haji ke Makkah dalam arti yang formal dan simbolik. Tetapi, secara esensial, dia telah melakukan "haji", yakni dengan cara mendayagunakan dana hajinya untuk menolong masyarakat miskin. Sang Muslimah telah melaksanakan pesan utama ibadah haji, yakni ikrar untuk melakukan amar makruf. Dalam perspektif surah Al-M'n di atas, justru "haji" seperti yang dilakukan sang Muslimah tersebutlah yang merupakan haji mabrur dan berkah. Dalam konteks ini, Sang Muslimah mempunyai empati dan kepedulian sosial terhadap rakyat miskin, sengsara, dan tertindas.

Kepedulian sosial dan empati kemanusiaan dalam kehidupan ini merupakan pesan mulia dari surah Al-M'n di atas.[]

KH. Maman Imanulhaq

Ketua Lembaga Dakwah PBNU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun