A shoes is always just a shoes
Until somebody step into it.
Then it has meaning – Ron Strasser
Persenyawaan antara makhluk dengan benda. Pada keduanya saling memberi. Mahluk memberi nyawa dan benda memberi keabadian. Sepintas upaya persenyawaan ini adalah pertaruhan. Meski begitu pertaruhan yang dilakukan tidak lepas dari perhitungan.
Tahun 1984, Nike hanya menguasai 17% pangsa pasar sepatu basket. Saat itu sepatu basket dikuasai oleh Converse 53%. Kemudian Adidas sebanyak 29%. Nike lebih dikenal sebagai sepatu untuk jogging dibanding sebagai sepatu basketball.
Rob Strasser dari divisi Marketing Nike Inc,. mengumpulkan rekan-rekannya untuk menghadapi tantangan ini. Ide-nya adalah mencari tiga orang pemain basket yang berlaga di NBA dan akan menjadi duta bagi sepatu mereka. Rob Strasser menampilkan beberapa kandidat, berharap masukkan dari rekan-rekan yang lain.
Sonny Vaccaro, dari divisi sepatu basket merasa ide Rob Strasser kurang tepat. Menurutnya lebih baik mereka mencari satu talent yang mumpuni yang akan memberikan ‘nyawa’ pada sepatu basket Nike.
Bagi Rob Strasser meletakan dana sebesar $250.000 pada satu orang adalah pertaruhan besar. Apalagi talent yang dimaksud Sonny Vaccaro adalah Michael Jordan. Seorang pendatang baru yang tengah bersinar. Converse dan Adidas turut mendekati Michael Jordan. Adidas tinggal selangkah lagi untuk memenangkan kesepakatan dengan Jordan.
If we're gonna make it, we got to take risks - Sonny Vaccaro
Rob Strasser berada pada masa sulit. Perceraian membuat Rob Strasser bertemu dengan anaknya hanya beberapa jam setiap minggu. Dengan pertaruhan ini, mereka bisa saja kehilangan pekerjaan mereka. Mungkin lebih mudah bagi Sonny, tidak bagi Rob yang berusaha memenangkan hati anaknya.
Spoken like a man without a seven years old on Sunday afternoon - Rob Strasser
Fokus dan Solid
Keseruan film ini bukan ketegangan apakah Michael Jordan akan merapat ke Nike atau merapat ke jenama lain. Well. rasanya akan membosankan dan mari kita sudahi saja menontonnya. Namun justru sebaliknya
Dari awal hingga akhir film, setiap urutan cerita fokus dan solid menuturkan bagaimana Air Jordan lahir. Tidak ada distraksi bumbu-bumbu romansa yang menggelikan. Mungkin bisa saja kisah perceraian Rob Strasser ditambahkan sebagai bumbu menjadi lebih drama. Justru karena tidak ada drama di luar proses penciptaan Air Jordan maka AIR sangat sayang untuk dilewatkan.
“What is wrong with Nike?”
Adidas yang mendapat promosi gratis karena dibuatkan lagu oleh RUN DMC. Converse dengan slogan Converse All Stars, tentu saja semua orang adalah juara. Bagaimana dengan Nike?
“Black people don’t jog. You ain’t gonna catch no Black person running 26 miles for no damn reason.”.
Jawaban Howard White, Vice President Nike Basketball Athlete relations atas pertanyaan Sonny Vaccaro menjadi titik terang atas kebuntuan yang tengah mereka hadapi. Sonny Vaccaro mendapatkan ide untuk mendapatkan Jordan dan apa yang harus dilakukan agar divisi Basketball milik Nike ini dapat berjalan sesuai harapan.
Dengan mengesampikan bertebarannya the “F” word. Dan F di sini bukan Fabulos tentunya. Si“F”ini teh, semacam an#i@ kitu nya??? Mun orang Sunda mah. Banyak value yang dapat diperoleh dari film ini. Termasuk mencermati sepuluh prinsip kerja Nike. Beberapa point diantaranya di zoom in untuk menegaskan perjuangan dalam menciptakan sepatu yang tak lekang oleh masa.
Salah satu prinsip yang menarik perhatian saya adalah prinsip nomor empat. This is as much about battle as about business. Pertempuran tidak melulu tentang angkat senjata. Mengarahkan hulu ledak satu sama lain. VOC awalnya datang untuk berdagang. Bukan menjajah.
Jadi tahu juga ternyata Slogan Just do it diambil dari tahanan yang hendak dieksekusi mati. Kalimat terakhirnya. “Just do it". Serta logo NIKE yang dibuat oleh Carolyn Davidson Tahun 1971 seharga $35.
Sebelum tim Nike bertemu dengan tim Jordan, di malam yang sudah mepet deadline. Sonny Vaccaro, Ros Strasser, Howard White, Phil Knight dan Peter Moore sang desainer yang tengah mengalami krisis paruh baya menyusun skenario meeting. Skenario ini penting menurut saya. Salah satu point di mana mereka berhasil meyakinkan Jordan memakai sepatunya. Dan Speech dari Sonny Vaccaro yang membuat orang semua takjub dan bangga.
Nothing in life is free - Sonny Vaccaro
ini dialog favorit yang dikatakan Sonny Vaccaro kepada Phil Knight yang saya cuplik menjadi quote.
Kesepakatan yang dibuat tidak hanya berdampak bagi Nike dan Jordan. Pertama penampakan Air Jordan yang keluar dari aturan NBA. Pihak Nike bersedia membayar denda disetiap pertandingan Jordan. Membayar denda menjadi bagian dari strategi marketing mereka. Kedua Deloris Jordan meminta bagian dari setiap penjualan Air Jordan. Di luar dari nilai kontrak itu sendiri.
Langkah Jordan tentu akan diikuti oleh bintang lain. Phil Knight sebagai CEO Nike tahu kesepakatan ini akan berpengaruh pada nilai-nilai kontrak yang lain. Tahun 2003 Converse diibeli oleh Nike
You eat, we eat. That’s all he’s asking. -Deloris Jordan
Pemain di sini well done semua. Apik. Matt Damon yang dalam benak saya masih Jason Bourne. Sering migren, jarang ngomong. Tapi sat-set kalau gelut pakai tangan kosong. Perannya sebagainSonny Vaccaro bikin saya ikutan belajar, bagaimana sih, naklukin dunia ditengah persaingan ketat. Jason Bateman, Chris Tucker, Ben Affleck semuamya solid. Sampai gak peduli apakah Michael Jordan jadi cameo di film ini atau diperankan orang lain. Gak peduli siapa yang merankannya, fokus pada Matt Damon dan kawan-kawan. Oh ya, dengan soundtrack lagu tahun 80-an. Nonton AIR bisa sambil hahariringan.
Sekian kesan nonton film AIR. Sangat direkomendasikan untuk ditonton agar bisa membangkitkan semangat-semangat berjuang untuk menaklukkan dunia. Elmu mah ti mana weh nimu na.
Judul Film: Air
Rilis: April 2023
Pemain: Matt Damon, Jason Bateman, Chris Tucker, Ben Affleck.
Sutradara: Ben Affleck
Media nonton: Prime Video
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H