Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepenggal Nasib Buruh dalam Lagu Livin' On Prayer

1 Mei 2023   09:09 Diperbarui: 1 Mei 2023   09:30 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjuangan Menuju dan Pulang Kerja (Dokumentasi Pribadi)

Livin' On Prayer merupakan salah satu lagu yang membawa grup band Bon Jovi asal New Jersey dikenal luas. Hingga saat ini masih banyak orang yang memutar lagu-lagunya. Memang pantas disebut band legend juga. Mau suasana romantis atau agak-agak cadas lagu-lagunya bisa dipakai.  

Sebetulnya daya tarik dari band ini tidak sekadar dari lagu-lagunya saja. Pesona sang vokalis mampu mendobrak persepsi anak band. Kayaknya keluar dari pakem anak band itu sendiri. Stigma anak band yang sekarang beredar dalam urusan komitmen terhadap pasangan agak diragukan. Begitu kan yaah? Ditambah kasus yang viral tiga hari pasca lebaran kemarin. Semakin mengukuhkan saja. Pasangannya sudah nurutin segala rupa eh, tetap open BO pula. Lain dengan vokalis Bon Jovi. Vokalis yang punya tato Superman ini malah terkenal sebagai anak band yang sayang istri.

Genre musiknya dikategorikan hard rock. Ada yang bilang juga bergenre glam metal. Mungkin dari penampilan mereka yang agak glamour. Rambut pakai hair spray, celana kulit ketat, jaket jeans pakai manik-manik, dan lainnya.  Terlepas dari pengkategorian dan penampilan tadi, tema dalam lagu-lagu Bon Jovi memang beragam. Salah satunya Livin'on Prayer.

Livin'on Prayer dirilis tahun 1986 dalam album Slippery When Wet. Kira-kira kalau nama albumnya diterjemahkan bebas dalam Basa Sunda jadi tiseureuleu alias terpeleset.

Lagu ini bercerita tentang perjuangan dan mimpi dari Tommy dan Gina. Mereka berusaha untuk tetap positif dengan segala hambatan yang terjadi pada kehidupan mereka. Salah satunya untuk bertahan di tengah himpitan ekonomi. Ekonomi memang masalah paling krusial dalam kehidupan ini. Nothing more and nothing less. Mari kita tengok liriknya.

Once upon a time, not so long ago


Tommy used to work on the docks, union's been on strike
He's down on his luck, it's tough, so tough
Gina works the diner all day, working for her man
She brings home her pay, for love, mmm, for love

Tommy adalah buruh di pelabuhan yang harus berhenti bekerja gara-gara ada pemogokan. Tommy memang sedang kurang beruntung.

Pasangannya, Gina. Kerja di kedai makan seharian.

Mereka saling menguatkan walau keduanya sudah jenuh dengan keadaan. Ketika Tommy tidak bisa kerja lagi di pelabuhan, Gina menguatkan Tommy. Begitu pula sebaliknya, ketika malam-malam Gina menangis, ingin kabur dari kenyataan. Tommy menguatkan untuk tetap bertahan. Senantiasa bersyukur atas apa yang didapatkan. setidaknya mereka memiliki satu sama lain.

When she cries in the night, Tommy whispers
"Baby, it's okay, someday"

We've gotta hold on to what we've got
It doesn't make a difference if we make it or not
We've got each other and that's a lot for love
We'll give it a shot

Berat banget...

Rasanya kita semua yang pernah atau masih menjadi buruh merasakan kejenuhan seperti yang dialami Tommy dan Gina. Hambatan kehidupan karena himpitan ekonomi. Entah karena memang kita jadi bagian dari generasi sandwich. Jadi himpitannya dari segala penjuru. Atau karena gaya hidup. Ya, tidak bisa dipungkiri beberapa teman saya banyak yang terjerumus karenanya. Apalagi sekarang dengan adanya kemudahan pay later. Besar pasak dari pada tiang. Pendapatan UMK gaya hidup sosialita. Lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Seandainnya saja berlaku untuk lemak, yang banyak masuknya gak bisa keluar.  Mungkin dunia tidak terlalu kacau-balau juga.

Terlepas dari semua itu, menjadi buruh adalah bagian dari cara untuk survive di kehidupan ini. Bukan sekadar mencari pengalaman, utamanya pasti untuk mencari pendapatan. Pasti bohong lah kalau jadi buruh sekadar buat ngisi waktu luang. Flexing-nya kebangetan, kalau ada yang sampai ngomong seperti itu.

Nasib buruh memang selalu jadi pertaruhan. Bahkan jadi isu seksi untuk pemilihan. Apalagi 2024 sudah semakin mendekat. Suara-suara nestapa buruh akan jadi rebutan. Ibaratnya jadi penglaris buat barang jualan.

Tentunya para buruh sekarang lebih pintar. Lha wong menjadi buruh saja harus melewati test yang ketat dengan persyaratan kualifikasi gak kaleng-kaleng. Diantaranya tetap logis walau bekerja di bawah tekanan. Dengan kemampuan seperti itu yakin lah para buruh tidak akan terjerumus dengan janji-janji. Janji-janji seperti punya paylater.  Gaya sekarang, lieur kemudian.

Untuk teman-teman yang masih bertanya-tanya apa itu band Bon Jovi walau sudah diberi clue band legend, di bawah ini saya sematkan tautan video klip lagu Livin' on Prayer. Nah, bagi teman-teman yang masa mudanya dihiasi oleh lagu-lagu Bon Jovi. mari kita nyanyi bersama. 

Whoa, we're half way there
Whoa oh, livin' on a prayer
Take my hand, we'll make it, I swear
Whoa oh, livin' on a prayer


Selamat hari buruh untuk kita semua. Selamat menikmati kebersamaan bersama keluarga di hari libur ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun