1. Menyiapkan moda transportasi publik yang nyaman dan terjangkau. Layanan yang memanusiakan warganya.
2. Dengan membangun fly over (lagi?),Â
3. Memberikan edukasi kepada para pengendara agar dapat membaca rambu. Memberikan efek jera bagi yang melanggar.Â
4. Melakukan koordinasi dengan para pemilik bisnis untuk mengatur jam masuk atau keluar keluar karyawan, keluar masuk mobil angkutan agar tidak serentak untuk menghindari terjadi penumpukan.Â
Wa’llahu ‘alam bisawab. Belum ada tanda-tanda ada penyelesaian atas permasalahan kesemerawutan di Kopo.
Mungkin kemacetan di jalan Kopo dibiarkan berlarut agar warganya lebih agamis. Seperti salah satu  visi kota Bandung yakni TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, SEJAHTERA DAN AGAMIS.Â
Dengan kondisi kemacetan penuh tekanan menjadikan setiap pengguna jalan adalah orang-orang yang terdzolimi. Dan do’a orang yang terdzolimi kesempatan untuk dikabulkan lebih besar.Â
Jadi mari kita berdo’a sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Semoga diberikan pemimpin yang amanah, memiliki sistem untuk mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi kota Bandung. Salah satunya kebutuhan akan transportasi publik yang akan mendukung geliat perekonomian kota Bandung.
Menjelang pilkada yang akan digelar beberapa saat lagi, di mana kandidat-kandidat wali kota Bandung sudah bermunculan. Semoga warga Bandung makin jeli untuk memilih. Tidak tergiur memilih calon yang muncul pakai foto bersama kaun dhuafa di baliho. Atau gembar-gembor bagi-bagi sembako.
Melainkan pemimpin yang punya cara  membawa kota Bandung keluar dari zona 'Gotham City'. Â
Â