Jalan Cibaduyut lama diberlakukan satu arah. Dari Kopo ke Cibaduyut lama. Di setiap jalan sudah jelas ada tanda verboden.
Kenyataan.
Kendaraan bermotor bolak-balik dua arah. Dari Kopo langsung belok kanan ke Cibaduyut. Dari Cibaduyut langsung menerobos ke Caringin. Begitu pun sebaliknya. Caringin bablas ke Cibaduyut.
Jadi penyumbang terbesar kemacetan Kopo di titik Caringin-Cibaduyut adalah para pengendara yang buta rambu-rambu lalu lintas. Karena kelakuan ini, antrian kendaraan bisa mengular sampai ke Jalan Soekarno – Hatta.
Lepas dari kemacetan titik Perempatan Cibaduyut-Caringin, bersiap dengan kemacetan kedua. Di sini kemacetan berlaku dua arah. Dari arah selatan ke utara dan sebaliknya. Utara ke selatan.
Selain para pengendara buta rambu-rambu lalu lintas, volume kendaraan yang membludak. Menurut info terbaru jumlah kendaraan di kota Bandung sama dengan jumlah penduduk kota Bandung.
Ruas jalan yang sempit tapi di lalui oleh mobil angkutan baik ukuran kecil, sedang, besar hingga super besar turut meramaikan.
Oh ya, komplek industri, kawasan pergudangan, rumah sakit. Jadi di Kopo total tiga punya sakit besar. Pusat perbelanjaan, kompleks perumahan yang intensitas keluar masuk mobil cukup tinggi punya andil juga menyumbang kemacetan di jalan Kopo.
Sejauh ini belum ada upaya efektif untuk mengatasi kemacetan di Jalan Kopo. Padahal akhir-akhir ini kemacetan di jalan Kopo kian parah.
Apakah solusinya dengan?