Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Orion: Hari itu [03:45]

16 September 2018   19:51 Diperbarui: 23 Juni 2024   19:45 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin siang, jumlah orang yang berkerumun kian bertambah. Beberapa mulai melakukan aksi live report. Ok Gaiss! 

Utusan-utusan dari pewarta info kota Bandung via instagram dan twitter turut hadir.  Namun selalu saja ada orang yang memilih menjadi oknum dalam situasi seperti ini. Tadi teman sejawat Mamang angkot, lalu orang-orang yang tanpa tahu kejadiannya langsung melakukan provokasi.

Perkara untuk menggebuk, Gyas tidak perlu bala bantuan. Dia mampu melakukannya sendiri. Tapi bukan itu tujuan Gyas belajar bela diri. Bukan menjadi pribadi yang lupa diri. Tapi menjadi tahu diri. Kalimat dari Kang Yayan* disimak betul bagi semua murid yang belajar di Padepokam Garasi.

"Ini Teh, handphone-nya." Anak itu menyodorkan dengan tangan bergetar. Mukanya dan tangannya kotor. Beberapa gumpalan limbah menyangkut di rambutnya.

"Jadi kumaha ieu??" tanya teman sejawat mamang Angkot. "Teunggeulan ulah?"

"Dieu, ku Mang urang sikat!!" Provokator berikutnya menawarkan jasa dengan sukarela.

Gyas menerima handphone-nya dengan lemas. Banyak retakan. Mungkin tadi sebelum masuk ke dalam endapan, terbentur penutup gorong-gorong dulu. Limbah yang semi padat itu sebagian masuk ke bagian dalam. Sepertinya tidak ada harapan untuk kembali normal. Gyas hanya bisa mengambil nafas panjang. Sementara yang lain masih menunggu kelanjutan apa yang akan Gyas lakukan pada perempuan kecil itu.

"Ulah A!" Cegah Gyas langsung. "Atos bubar weh. Nuhun sudah membantu."

"Wah, teu rame!" Teriakan yang terdengar dari pertengahan.

"Nu rame mah nonton India di tengah jalan." Timpal temannya.

Gyas menghampiri Mamang Angkot.  "Mang, anterin ke rumahnya saja. Katanya mamahnya sakit."

 "Siap Neng!" Jawab Si Mamang Angkot yang merasa bersalah sudah berprasangka.

 "Urang ngilu!" Teman sejawat Mamang angkot langsung menawarkan diri. Langsung masuk ke angkot.

"Urang oge," Mamang pedagang asongan tertarik untuk ikut menjenguk.

Tanpa komando mereka merapikan posisi masing-masing di dalam angkot. Anak kecil itu kebingungan dengan sikap orang-orang sekitarnya.

"Neng, rumah kamu di mana? Jauh enggak?"

"Lumayan Teh, ti parapatan itu, aya dua meter deui. Masuk ka gang." Tunjuknya.

"Hayuuu mang. Tarik!"

 "Tariiiiiik..." penumpang lain pun memberi aba-aba dengan serempak.

Gyas berusaha membersihkan endapan limbah yang menempel pada handphone-nya.

"Kumaha Teh, handphone-na?"

Gyas malas menjawabnya, "Namina saha?"

"Nurul Teh."

"Ibu sakit naon?"

"Gak tahu Teh. Sudah dua minggu. Pusing. Muntah-muntah. Tadi waktu saya tinggalin ngamen, masih tidur."

"Sudah ke dokter?"

"Gak punya uang Teh."

"Punya BPJS?"

"Gak tahu itu apa."

"Hmmmm..."

"Teh, Itu gangnya," Nurul menunjuk gang yang diapit dua mini market. 

"Mamang parkir di sini saja." Kata Gyas.

Dan Gyas pun merasa takjub, Mamang angkot bisa parkir dengan tepat. Tidak menghalangi lalu lintas orang lain.

Rombongan Gyas datang mencuri perhatian orang-orang yang nongkrong di pinggir gang. Ina memimpin mereka disusul oleh Gyas, mamang angkot, mamang penjual kopi mobile. Termosnya tidak ketinggalan. Juga berbagai merk kopi sachet yang disusun mirip rok abad pertengahan.  

================================================================

* Kang Yayan Ruhiyan, tokoh Penca Silat yang bermain film. Salah satunya The Raid.

Waktu yang dibutuhkan untuk membaca cerita ini kurang lebih 3 menit 45 detik. Cerita ini dibuat sebagai dukungan kepada lembaga pemberantasan korupsi, Sebagai kegundahan setiap kali mendengar kasus korupsi mengemuka.

 Untuk cerita sebelumnya bisa dikunjungi di sini

Kamus:

Jadi kumaha ieu?? =  Jadi bagaimana ini??

Teunggeulan ulah? = gebukin jangan?

Atos bubar weh. Nuhun sudah membantu = Sudah bubar saja. Terima kasih sudah membantu

Wah, teu rame! = Wah, gak seru

Nu rame mah nonton India di tengah jalan = yang seru nonton film India di tengah jalan

Urang ngilu = saya ikut

Urang oge =  saya juga

ti parapatan itu, aya dua meter deui = dari perempatan itu, ada dua meter lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun