"Tungguuuuu!!" Teriak Gyas. "Jangan dipukul!!"
Teriakan Gyas menghentikan putaran waktu. Freeze! Semua terdiam dalam posisi masing-masing.
 "A-A-A Ampun Teh, saya mencuri karena terpaksa." Kata anak itu terbata-bata.
"Alasan! moal aya maling ngaku maling!" Mamang angkot angkat bicara.
"Sumpah Teh," nadanya bergetar.
Saking ketakutan, tangan anak itu bergetar dengan hebat. Handphone Gyas lepas. Pluk! Jatuh. Masuk ke gorong-gorong. Semua kaget. Seperti melihat tayangan akrobat. Membuat jantung hampir copot.
Tangan kecilnya dengan sigap berusaha masuk diantara celah tutup gorong-gorong. Tetapi barang yang jatuh susah diraih. Dia langsung menarik-narik tutup gorong-gorong. berusaha membuka.
"Teh, sumpah ibu saya sakit. Saya butuh uang untuk berobat. Ampuni saya Teteh."
========
Waktu yang dibutuhkan untuk membaca cerita ini kurang lebih 2 menit 17 detik. Cerita ini dibuat sebagai dukungan kepada lembaga pemberantasan korupsi, Sebagai kegundahan setiap kali mendengar kasus korupsi mengemuka.
Untuk cerita sebelumnya bisa dikunjungi di sini