Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pencarian Sangkar

12 Maret 2013   00:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:57 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jeritan stress-nya mereka begitu merdu, apalagi dengan nyanyian kebahagian mereka. Jadi saran saya, jika menyukai keindahan dan merdu suara burung bagaimana kalau membuat ‘sangkar’ yang layak.

Sangkar layak yang dimaksud itu adalah area dengan banyak Pohon. Semacam hutan kota. Disini bukan hutan dalam artian RIMBA. Sekumpulan pohon dengan Tarzan didalamnya. Bukan seperti itu, tapi lahan yang ditumbuhin sekumpulan pohon dan tidak hanya bermanfaat untuk burung-burung saja. Tapi keuntungannya untuk semua mahluk hidup yang masih memerlukan oksigen untuk menghidupkan tubuhnya.

menyediakan pohon untuk mereka agar mereka bisa bebas bermain dan bernyanyi. Tidak perlu rasanya mereka harus menjerit ditengah-tengah orang-orang yang ingin mengendurkan urat syaraf dengan kepulan asap rokok. Lalu saling menulari stress satu sama lain.

Jadi nanti anda-anda para penggemar burung tidak perlu tengadah untuk menikmatinya. Cukup membawa tikar, bawa buku bacaan atau bercanda-canda dengan keluarga sambil dilatarai suara burung-burung berkicau. Udara bersih sebagai bonus esktra.

Lantas bagaimana Jika nanti ada yang tersesat di hutan kota?

Tentunya tidak akan bertanya kepada saya karena dalam kota pun bisa tersesat apalagi di hutan. Karena itu marilah kita bertanya pada daun-daun yang bergoyang saja.

**dimuat juga dalam blog caritatikhayangan.wordpress.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun