Mohon tunggu...
Healthy

Obat Gagal Ginjal Ternyata Ada di Tubuh Kita Sendiri

25 Oktober 2017   04:24 Diperbarui: 25 Oktober 2017   05:03 3959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada umumnya, orang akan melakukan transplantasi ginjal atau dengan melakukan cuci darah dalam jangka waktu berkala.

Sisi negatif dari transplantasi ginjal adalah pendonor organ ginjal yang tidak selalu ada, dan belum tentu cocok. Transplantasi ginjal dilakukan dengan operasi terbuka, sehingga ada peluang gagal saat operasi tengah berlangsung. Belum lagi setelah operasi pasti harus minum banyak obat yang berberapa diantaranya dapat menyebabkan efek samping tertentu. Sedangkan dengan cuci darah secara berkala, memerlukan biaya yang tidak sedikit, apalagi tidak boleh berhenti cuci darah karena akan membahayakan kondisi kesehatan tubuh.

Tapi, dalam teknologi medis jaman sekarang sel punca dapat membantu proses penyembuhan penyakit tertentu dengan menginjeksikannya ke jaringan yang membutuhkan. Sel punca yang digunakan adalah sel punca milik kita sendiri yang dapat ditemukan pada sum-sum tulang belakang, jaringan lemak, tali pusar, priosteum (jaringan ikat pada tulang), julang trabeskular, dan juga gigi susu. Sel punca yang umum digunakan dalam pengobatan adalah sel punca pada sum-sum tulang belakang. Dengan menggunakan sel punca milik sendiri, resiko penolakan dari tubuh dan ketidakcocokan obat dapat diminimalisir.

Sel punca dewasa diambil dari sum-sum tulang belakang, lalu dikembangbiakkan di dalam laboratorium sampai jumlahnya mencukupi. Jumlah sel punca yang digunakan bergantung pada seberapa parah kondisi penyakitnya. Semakin parah kondisinya, maka semakin banyak pula sel punca yang dibutuhkan. Setelah jumlahnya mencukupi, sel punca ini diproses kembali untuk memeriksa apakah sel yang dikembangbiakkan adalah sepenuhnya sel punca atau tidak. Sel punca yang akan disuntikkan harus benar-benar bersih dari bakteri dan steril, sehingga proses penyembuhan pun dapat berjalan dengan lancar.

Sel punca hanya dapat bekerja jika menerima sinyal dari tubuh. Misalnya, tubuh mengalami kerusakan pada kulit karena tergores benda tajam. Tubuh akan mengirim sinyal atau rangsangan yang kemudian akan ditangkap oleh sel punca. Sel punca akan berkembang menurut rangsang ini. Karena rangsang yang diterima adalah untuk memperbaiki jaringan kulit, maka sel punca akan berdiferensiasi menjadi sel kulit untuk memperbaiki jaringan kulit. Karena dalam kasus ini jaringan yang mengalami kerusakan adalah ginjal, tubuh akan mengeluarkan sinyal untuk sel punca agar sel punca berdiferensiasi menjadi sel ginjal untuk memperbaiki ginjal tersebut.

Menurut saya, sel punca sebenarnya bisa bergerak sendiri ke bagian yang rusak. Sel punca dapat mengetahui dimana lokasi yang membutuhkan melewati rangsang yang dihantarkan oleh saraf. Rangsang yang diterima ini menurut saya berkaitan erat dengan posisi sel punca yang terdapat pada tulang belakang yang merupakan pusat sistem saraf. Tetapi, untuk menyingkat waktu dan agar proses pengobatan cepat selesai, sel punca diperbanyak terlebih dahulu dan langsung disuntikkan ke bagian yang membutuhkan. Sehingga sel punca tidak perlu menempuh jarak yang panjang untuk memperbaiki jaringan yang rusak.

Sel punca yang diinjeksikan kepada ginjal (yang mengalami kerusakan) akan menerima sinyal dari tubuh dan segera menyesuaikan diri sesuai dengan sinyal yang diterima. Sel punca menggantikan posisi sel-sel yang rusak. Dan dengan kemampuan regenerasi yang cepat, ia dapat segera membelah dan memperbanyak diri untuk menutupi kekurangan yang dibutuhkan oleh ginjal tersebut. Sehingga, ginjal yang rusak dapat mengalami proses penyembuhan dengan lancar.

Lalu, apakah sel punca orang dapat digunakan untuk menyembuhkan orang lain yang sedang sakit?

Anggap saja seperti donor darah. Orang yang tidak sehat atau memiliki kelainan dalam darah pasti tidak dapat mengikuti kegiatan donor darah karena berpotensi menularkan berbagai macam benih penyakit. Menurut saya, begitu juga dengan sel punca. Setiap sel memiliki nukleus, dan nukleus membawa DNA, dan tidak semua DNA orang sempurna. Orang dengan DNA yang tidak sempurna bisa membawa benih kecacatan kepada orang lain dan menularkan berbagai macam penyakit. Sel punca yang didonorkan hendaknya diproses dengan steril sehingga tidak terjadi infeksi virus, bakteri, ataupun benih penyakit menular lainnya. Belum lagi jika terjadi ketidakcocokan antara sel punca dengan tubuh pengguna. Resiko penolakan dari tubuh bisa saja bertambah.

Tetapi, tetap dianjurkan untuk menggunakan sel punca milik sendiri karena untuk mengurangi resiko penolakan dari tubuh dan penularan penyakit. Penginjeksian sel punca pada umumnya juga biasanya menggunakan sel punca dari penderita itu sendiri.

Lagipula, sel punca di dalam tubuh manusia tidak akan pernah habis karena manusia selalu memproduksi sel punca. Sel punca juga memiliki daya regenerasi yang cukup tinggi untuk mempertahankan eksistensinya. Jadi kalian tidak perlu takut untuk memakai sel punca jika kalian sedang sakit.

Lalu, apakah mungkin jika kita menginjeksikan sel punca ke suatu organ (Organ A), tapi karena menerima sinyal dari organ lain (Organ B), sel punca tersebut akan berdiferensiasi menurut organ B?

Menurut saya kondisi tersebut bisa saja terjadi, tergantung oleh sinyal yang diterima oleh sel punca. Karena pada dasarnya, sel punca bukannya hanya didesain untuk memperbaiki satu jaringan atau organ saja, melainkan memperbaiki sel tubuh yang rusak. Tapi, menurut saya tubuh pasti tahu mana yang menjadi urutan pertama dalam skala prioritas. Pasukan sel punca yang banyak tersebut bisa saja terbagi, tetapi yang menjadi focus utama tetap jaringan yang menjadi skala prioritas. Jadi proses penyembuhan tetap bisa berjalan dengan lancar.

Dari berberapa opini saya di atas, dapat saya simpulkan bahwa sel punca dapat menggantikan ginjal yang terkena gagal ginjal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun