Mohon tunggu...
San
San Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

PUCASKA, Solusi Pupuk Alami dan Ramah Lingkungan dari Sekam Bakar

12 Desember 2024   15:35 Diperbarui: 12 Desember 2024   15:57 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singosari, Lang-Lang - - Desa ini termasuk salah satu penghasil padi di Jawa Timur, dengan luas wilayah sekitar  ± 498.398 hektar. Hal ini menyebabkan banyaknya sekam padi yang tidak dipakai dan malah dibuang, sehingga terciptalah progam PUCASKA (Pupuk Cair Sekam Bakar).

Progam ini dilakukan oleh Tim Mahasiswa Universitas Negeri Malang, yang terdiri dari Adinda Dwi Puspakencana, Ari Mardiya Faiza, Ayuni Mellinda Sari, Carissa Vania dan Diesty Sitha Putri Nur Kasih dengan dosen pembimbing Hanafi, M.PD. Progam ini dilaksanakan mulai tanggal 16 November 2024. 

Penggunaan Sekam Bakar menjadi Pupuk Cair

Desa Lang-Lang merupakan salah satu desa dengan produksi pertanian yang cukup tinggi terutama padi, menyebabkan sekam padi menumpuk dan dibuang secara percuma. Melalui progam PUCASKA ini, sekam padi akan diolah menjadi pupuk cair alami. Proses ini memanfaatkan sekam padi yang mengandung silika dan karbon, yang berfungsi menguatkan batang tanaman; mengurangi ancaman abiotik dan membuat jaringan tanaman lebih kuat. 

Progam ini memiliki beberapa tahapan, sebagai berikut:

1. Koordinasi dengan Bapak Mulyono yang memiliki sekam padi

2. Pembuatan pupuk cair dari sekam bakar yang sudah didiamkan selama 1 bulan

3. Membagikan pupuk cair kepada masyarakat dan menjelaskan kepada masyarakat manfaat serta cara penggunaan nya.

Misi Pemberdayaan Lingkungan dan Inovasi 

Progam ini dibentuk untuk Tujuan Pembangunan Bekerlanjutan (SDGs), dengan memanfaatkan sekam padi yang jarang diolah menjadi pupuk cair alami. Progam ini mendukung SDGs  15 (Pelestarian dan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem di Darat), dengan menciptakan pupuk alami yang aman dan ramah lingkungan. Selain itu Pacuska juga mendukung SDGs 9 (Infrastuktur Tangguh, Industri Inklusif dan Inovatif) dengan membuat inovasi dari sekam padi yang bisa dibuat oleh masyrakat luas.

"Sekam padi yang biasanya dibuang kini dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat" Ujar Bapak . "Kami berharap inovasi ini diketahui oleh masyarakat luas". 

Langkah Pemanfaatan

Dengan keberhasilan progam PUCASKA ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan pupuk ramah lingkungan berbahan baku sekam padi, tetapi juga mampu memanfaatkan secara optimal pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Program ini turut mendorong pertanian berkelanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sekaligus memberikan solusi terhadap limbah sekam padi yang sebelumnya kurang termanfaatkan. Selain itu, program ini juga membuka peluang bagi peningkatan kesejahteraan petani melalui hasil panen yang lebih berkualitas.

Tentang PUCASKA

Progam PUCASKA merupakan bagian dari mata kuliah pengabdian masyarakat di Universitas Negeri Malang, dengan fokus utama ekosistem di darat. Progam ini dilakukan di Desa Lang-Lang Kecamatan Singosari, dengan pengasil padi terbesar di Jawa Timur. Pupuk Cair Sekam Bakar (PUCASKA) diharapkan menjadi inovasi dan solusi yang berdampak ke masyarakat.

Melalui PUCASKA, diharapkan ekosistem di darat dapat terjaga dengan memanfaatkan pupuk organik yang ramah lingkungan, sekaligus memberikan edukasi dan mendorong inovasi kepada masyarakat. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil pertanian, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk kimia. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses produksi dan penerapan teknologi berbasis sekam padi, PUCASKA turut menciptakan budaya baru yang berorientasi pada keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya lokal secara bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun