Mohon tunggu...
Aditiyo Aditiyo
Aditiyo Aditiyo Mohon Tunggu... -

Konsultan untuk Hidup dan Karir Anda

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kenapa Sulit Mengejar Mimpi Atau Passion Anda

23 November 2015   14:18 Diperbarui: 23 November 2015   14:18 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kenapa di dunia ini lebih banyak orang biasa dibanding yang luar biasa? Dalam definisi, orang yang mencapai tujuannya, membawa pengaruh yang besar terhadap lingkungan, sesama dan memiliki hidup bahagia sepenuhnya. Orang-orang seperti ini memiliki nafas kuat dan panjang dalam mengejar mimpi mereka, sementara yang lainnya berguguran.

Apa sih yang menyebabkan lebih banyak orang memilih untuk menyerah?

Tidak semudah yang kita pikirkan

Pada saat kita menemukan passion atau segala sesuatu yang menyenangkan untuk dikerjakan, kita berpikiran selesai sudah PR yang harus dikerjakan. Padahal penemuan passion itu sendiri hanyalah pintu masuk dari perjalanan passion yang sesungguhnya.

Kitapun hanya melihat orang sukses dari sudut pandang kita, sepertinya perjalanan mereka mudah dan cepat, padahal tidak setiap hari kita melihat perjalanan mereka dalam mencapai tujuannya. Semua orang yang menjalani passionnya pasti juga dihadapkan dengan tantangan, tapi memang karena menjalankannya dengan bahagia, sedikit banyak dapat menutupi “kesulitan” yang mereka alami. Dan lagi-lagi kita sebagai orang luar melihat itu sebagai suatu janji pasti akan mudah. Begitu melakukannya, kaget, lalu menjadi percikan untuk cepat menyerah.

Fokus

Di dunia ini kita seringkali mendapat banyak godaan yang berbentuk sebagai kesempatan. Begitu banyak kesempatan yang muncul di depan kita, sehingga sulit untuk dilewatkan. Kita selalu bilang: “masa rezeki ditolak.”

Hati-hati, di awal Anda sedang membangun dan berproses melakukan passion Anda, fokus sangat penting. Jangan mudah tergoda untuk melakukan 1001 hal lainnya. Dalam tahap belajar, akan sulit bagi kita untuk multitasking. Takutnya nih, bukannya malah menjadi ahli dalam passion kita, dengan melakukan semua “kesempatan” yang ada, passion utama Anda malah bisa berantakan, dan pada akhirnya tidak mendapatkan hasil apa-apa.

Godaan penghasilan & godaan kata orang

“Ih ngapain loe udah enak sama kerjaan sekarang, terus mau coba hal lain yang belum pasti”.

Sering dengan komentar orang seperti di atas? Pastinya!

“Ini usaha sudah setahun jalan, kenapa gw belum kaya-kaya ya?”

Nah, siapa yang pernah ngomong sama dirinya sendiri dengan kalimat di atas? Kita ini sebenarnya mahluk yang paling rentan kena kegalauan karena apa kata orang, benar gak?

Sedikit saja komentar negatif, tidak konstruktif masuk ke dalam telinga kita, langsunglah oleng kita ini. Itulah kenapa, fokus juga berperan di sini, kepercayaan diri, komitmen terhadap apa yang ingin kita kejar harus selalu membara. Sekali lagi, jangan set uang dan materi sebagai tujuan, melainkan sebagai bonus dari melakukan kegiatan yang kita cintai.

Bergantung pada kemampuan sendiri

Yang terakhir, tapi tak kalah pentingnya. Kita sering stress, tertekan dan pada akhirnya menyerah, karena kita meletakkan beban yang sangat berat di pundak kita. Ada kalanya kembalilah ke Yang Kuasa, karena kemampuan kita ada batasnya, sementara Dia bisa membantu Anda dalam hal apapun.

Berusahalah sebagai manusia, tapi miliki keyakinan bahwa Yang di atas juga memiliki peran jauh lebih besar dari kemampuan Anda.

Yuk, berjalan lagi, berlari lagi, mengejar apa yang ingin Anda kejar.

 

 

http://www.careerguideindonesia.com/2015/10/kenapa-sulit-mengejar-mimpi-atau-passion-anda/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun