Mohon tunggu...
Evi Cardalola
Evi Cardalola Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putera. Sederhana & humoris :)

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Waspada Popok Daur Ulang, Latih Anak dengan Toilet Training Sejak Dini

29 November 2013   13:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:32 1832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Anak-anak di usia balita sungguh sangat menggemaskan bagi para orangtua. Keceriaan, kelincahan mereka sepanjang hari, mampu menghangatkan suasana dan membuat hidup lebih bergairah. Namun, di usia mereka ini, ada beberapa masalah yang kerap timbul. Seperti susah makan, hiperaktif dan mengompol. Butuh kesabaran dan perhatian ekstra menghadapi hal ini.

Mengompol atau Buang Air Kecil (BAK) yang dilakukan tanpa disadari ketika tidur, lumrah ditemukan pada balita. Biasanya terjadi saat malam hari, dimana sebagian besar urine diproduksi. Ini karena otot-otot kandung kemih mereka yang belum stabil.

Di jaman modern yang serba praktis, para orangtua mengatasi masalah ini dengan menggunakan diapers atau popok sekali pakai. Tak hanya malam hari, malah ada sebagian balita yang mengenakannya sepanjang hari, terutama saat musim hujan. Daripada repot mengurusi cucian menumpuk, pakaian yang tidak kering, cara ini dianggap lebih efisien. Pakai, kotor, tinggal buang. Mudah bukan?

Penggunaan diapers atau popok yang kian meningkat dari waktu ke waktu, ternyata menjadi peluang bisnis bagi oknum-oknum tertentu. Demi menangguk keuntungan berlebih, mereka memproduksi popok daur ulang dari popok bekas yang telah dibuang. Hiiiyyy..., terbayang betapa menjijikkan apa yang mereka lakukan!

13851291381437132654
13851291381437132654
Dokumen Pribadi

Setiap hari orang-orang ini bergerilya memunguti popok bekas diantara tumpukan-tumpukan sampah. Bekerja sama dengan para pemulung untuk mengumpulkan bahan baku produksi mereka, yang dibeli seharga Rp.200,- perbuah. Popok bekas yang terkumpul dibilas seadanya, kemudian diberi pemutih.

1385129566393082060
1385129566393082060
Dokumen Pribadi

1385129636321712929
1385129636321712929
Dokumen Pribadi

Bagian dalam berupa gel yang hancur, selanjutnya diganti dengan kain japron. Kemudian diberi perkat, dirapikan, dan dikemas sedemikian rupa. Jadilah popok daur ulang ini nyaris tak ada bedanya dengan popok-popok lain yang beredar di pasaran.

Bayangkan, jika buah hati kita tercinta mengenakan popok daur ulang ini berjam-jam, setiap hari, sekian lamanya... Bukan hanya iritasi, tapi berbagai penyakit mungkin saja dapat ditimbulkan. Tentunya kita tak ingin hal ini sampai sampai terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun