Mohon tunggu...
Hewan Peliharaan (ACS)
Hewan Peliharaan (ACS) Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ojol

Tukang ojek online dan penulis recehan https://hewandankita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tahun Baru Imlek dan Spirit Kemanusiaan Gus Dur

5 Februari 2019   21:54 Diperbarui: 5 Februari 2019   22:15 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gus Dur dianggap sangat berjasa. Meski menjabat sebagai Presiden hanya sebentar tapi keputusannya membawa perubahan bagi pluralisme di Indonesia. Tak heran sampai sekarang namanya masih diperbincangkan dan dirindukan banyak orang. #TerimakasihGusDur," ucap seorang warganet.

Perayaan dan tradisi dalam masyarakat dalam menyambut peristiwa tertentu, menjadi budaya selalu dilakukan untuk merayakannya secara rutin. Seperti yang terjadi saat Tahun Baru Imlek 2570 atau populer dengan Imlek, bagi masyarakat di seluruh dunia dan Indonesia keturunan Tionghoa juga dianggap sebagai perayaan penting.

Beragam sambutan dalam merayakan Tahun Baru Imlek dengan sejumlah kemeriahan di tempat tertentu, juga berlangsung di media sosial.

Sedikitnya terdapat tiga tagar yang berhubungan dengan Imlek yang masuk dalam trending topic Twitter Indonesia, yaitu #Imlek, #GongXiFaCai, dan #LunarNewYear.

Menyambut Tahun Baru Imlek yang bisa terlaksana di Indonesia. Netizen di Indonesia mengungkapkan jasa yang dilakukan almarhum KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang dianggap sebagai pahlawan oleh WNI keturunan etnis Tionghoa lewat tagar #TerimaKasihGusDur.

Menurut pendapat warganet, mereka tidak bisa membayangkan menjalani hidup sebagai masyarakat Tionghoa yang selama 30 tahun seolah terpasung, tidak bisa merasakan nikmatnya perayaan Imlek secara bebas. Kemudian Gus Dur memberikan banyak pembaharuan saat menjalani pemerintahan.

Setelah Soeharto jatuh pada 1998, bermacam tradisi dan adat istiadat Tionghoa yang dilarang tidak serta-merta bisa langsung dijalani kembali.

Saat Gus Dur terpilih menjadi presiden hasil pemilihan umum pertama pada era reformasi, sejumlah perubahan dilakukan, Inpres Nomor 14 Tahun 1967 yang dicabut dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000.

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun