Jaman sebelumnya, penataan Tanah Abang dari kumuh, semrawut dan lainnya, bisa berubah menjadi tertata bersih dan dikalim tidak ada lagi pedagang pkl yang berkeliaran saat itu.
Satpol PPnya yang dulu dikenal galak, jika pkl berniat jualan di trotoar waktu dulu, pedagang harus kucing-kucingan agar tidak di angkut satpol PP.
Sekarang situasinya berbalik, dari trotoar yang diklaim tidak terdapat pkl, setelah kericuhan sudah berlangsung, ratusan pedagang seolah-olah makin bebas menguasai trotoar.
Bagaimana sikap Anies Baswedan setelah dikacangi oleh pkl dengan cara berjualan di trotoar. Barangkali kita jangan terlalu bermimpi yang muluk-muluk. Membayangkan situasinya bisa kembali seperti situasi sebelumnya saja, itu barangkali sudah cukup nyaman untuk pengguna jalan trotoar.
Sebaiknya, sebagai masyarakat pejalan kaki dan pengguna moda trasportasi di kawasan tersebut, mulai belajar meningkatkan kesabaran dan jangan kagetan saat tiba-tiba dibelakang ada klakson motor yang mau lewat, atau harus berdesak-desakan kembali karena trotoar dipenuhi dagangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H