Kemarin lalu, saat sedang menertibkan pedagang kaki lima yang berada di trotoar, terjadi kericuhan antara satpol PP dengan para pedagang yang akan ditertibkan (17/01/2019), alih-alih ingin memindahkan sesuai rencana yang sudah dibuat, setelah peristiwa kericuhan tersebut berlangsung, kini ratusan pedagang pkl tampaknya semakin nekat.
Dilansir dari laman akurat.co (19/01/2019). Entah apa yang menjadi alasan ratusan pkl tersebut kembali menguasai trotoar di Jalan Jatibaru, Jakarta Pusat. Dari pantauan yang dilakukan media berita, kini sepanjang jalan trotoar Jatibaru semakin penuh dengan para pkl, memenuhi sejak pagi. Mulai dari stasiun kereta api, juga dijumpai ketika menuju pasar blok G.

Geliat perekonomian mulai dari tukang kopi, tukang buah dan abang tukang cendol, bahkan menjelma menjadi tempat jualan pakaian.
Akibatnya, selain kawasan tersebut terlihat makin kumuh dan kotor dengan berbagai sampah, pengguna jalan kaki juga harus rela untuk berjalan di jalan raya karena menghindari padatnya lokasi tersebut.
Tidak jarang juga, sebagian penguna motor yang terjebak macet dan sembrawut disana mulai menaikan kendaraannya untuk berjalan di trotoar. Jika ada penjalan di atas trotoar, penguna motor tidak sungkan untuk memberi klakson agar penguna jalan kaki minggir.
Sikap satpol PP yang kini berjaga di lokasi, tampaknya tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan lebih halus lagi, mereka pasrah meski tau kondisi yang berlangsung.
Sebelumnya, Â polisi sudah menetapkan 2 orang tersangka terkait kericuhan dalam penertiban pedagang kaki lima (PKL) dengan petugas Satpol PP di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Ditangkap 3 orang, 2 (orang) sebagai tersangka.(Tersangka) sudah diamankan di Polsek ada dua," kata Kapolsek Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono saat dikonfirmasi.
Penutup
Jika masyarakat DKI Jakarta melakukan perbandingan pembenahan tanah abang, yang pernah dilakukan BTP ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta sebelumnya dengan pengelolaan yang dilakukan oleh Gubernur terpilih sekarang di Tanah Abang, ada langkah mundur yang terlihat jelas dalam kemampuan memimpin Ibukota tersebut.