Berubah, itu kata pertama yang terungkap ketika kita bertemu BTP atau membaca setiap tulisannya. Basuki Tjahaja Purnama akan selesai menjalani hukuman di penjara Mako Brimob, namun dirinya mengucapkan syukur telah mengalami masa tahanan tersebut.
Bagi sosok yang bukan pendukung Ahokers belum mengenal kebiasaan mantan Gubernur DKI Jakarta, terkadang ada sikap tidak mengenakkan hati kepada sosok tertentu. Pembenci BTP sering menganggap tutur kata, sikap dan perbuatannya menyakiti hati dan perasaan orang lain.
Untuk pendukung Ahokers, barangkali ucapan tersebut bisa terima secara terbuka, namun pada sosok yang belum kenal wataknya, bisa jadi bisa berubah menjadi sakit hati dan tidak menyukai BTP.
Sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama kembali menuliskan surat, dirinya berkeinginan agar panggilannya menjadi BTP. Akhirnya, sejak hari ini pun dalam penulisan di media yang penulis lakukan akan menggunakan BTP.
"Saya juga mau sampaikan kepada Ahokers, para PNS DKI, para pembenciku sekalipun, aku mau sampaikan mohon maaf atas segala tutur kata, sikap, perbuatan yang sengaja maupun tidak sengaja menyakiti hati dan perasaan saudara dan anggota keluarganya, saya mohon maaf dan saya keluar dari sini dengan harapan panggil saya BTP bukan Ahok," tulis BTP.
Kini, BTP akan bebas dari penjara dalam beberapa hari kedepan. Masa tahanan yang sudah dijalani dirinya, ada suatu hal yang sangat menarik perhatian, yaitu ketika BTP mengungkapkan, jika waktu bisa diputar kembali, dirinya menyebutkan tetap memilih di tahan ketimbang menang dalam pemilihan gubernur.
"Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, Allah pencipta langit dan bumi, bahwa saya diijinkan untuk ditahan di Mako Brimob. Saya bersyukur diizinkan tidak terpilih di Pilkada DKI 2017," tulis BTP.
Dalam surat yang disampaikan BTP kepada Ahokers mengharapkan juga agar pendukungnya tidak golput untuk Pilpres 2019.
"Saya mengimbau seluruh Ahokers jangan ada yang golput. Kita perlu menegakkan 4 pilar bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI dengan cara memilih partai politik yang mau menegakkan 4 pilar di atas di seluruh Indonesia," ungkap BTP.
Menang atau kalah dalam suatu pemilihan dengan sistem kompetisi gugur atau salah satu menjadi pemenang. Setiap paslon dipastikan akan berusaha menunjukan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk memenangkan hati calon pemilih. Hal yang terpenting dari semua untuk mendapatkan kemenangannya, adalah tentang bagaimana cara yang dilakukan untuk meraih kemenangan tersebut. Meski salah satu paslon harus kalah, jika cara yang sudah dilakukannya mendapat penilaian positif dari masyarakat, maka akan tetap menghormati.