Kabar soal Rapper Marzuki Mohamad atau Kill the DJ menjadi perhatian masyarakat, khususnya di wilayah Jogja. Kill the DJ ketika mengetahui ada lirik lagu Jogja Istimewa yang dirubah dan digunakan untuk mendukung capres nomor urut dua, Prabowo-Sandiaga, mengambil keputusan untuk melaporkan 2 akun yang diduga mengunggah video penggalan lagu tersebut.
Dilansir dari Detik.com (15.01.2019). Musisi Marzuki Mohamad atau yang bernama panggung Kill The DJ juga menjelaskan dan membantah, jika ada yang menduga pelaporannya terhadap dua akun medsos atas nama CakKhum bermotif politik.
Kill The DJ meski mengakui bahwa saat Pilpres 2014 adalah pendukung Jokowi, namun dirinya menerangkan bahwa sama sekali tidak memakai lagu itu dan mengutak atik.
Dirinya juga menyebutkan, meski kubu Jokowi-Ma'ruf seumpamanya ingin menggunakan lagu Jogja Istimewa untuk kepentingan kampanye 2019, ia menegaskan tidak akan memberi izin.
"Keberatan yang jelas menggunakan lagu itu untuk kampanye politik," kata Marzuki di Mapolda DIY, Selasa (15/1/2019).
Penjelasan Timses Prabowo
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) DIY, Dharma Setiawan, mengakui lagu 'Jogja Istimewa' memang diubah liriknya oleh emak-emak relawan Prabowo-Sandi di Yogyakarta. Untuk itu, pihaknya menyiapkan bantuan hukum ke pendukung yang dipolisikan Kill the DJ.Â
Sekretaris DPD Partai Gerindra DIY menegaskan pengubahan lirik lagu 'Jogja Istimewa' bukan inisiatif BPN. Melainkan murni dilakukan oleh emak-emak relawan Prabowo-Sandi secara spontanitas saat mengikuti serasehan.
Pada kesempatan tersebut, Dharma Setiawan menegaskan pihaknya tidak akan meminta maaf ke Kill the DJ terkait lirik lagu 'Jogja Istimewa' yang diubah untuk dukungan ke Prabowo.
Sedangkan untuk memberikan bantuan hukum ke relawan, Setiawan menjelaskan, bahwa pihaknya akan meminta kepada pimpinan BPN di DIY bertemu dengan Kill the DJ, sehingga  kasus pengubahan lirik lagu 'Jogja Istimewa' bisa diselesaikan.
Penutup
Tahun politik yang berdampak semakin hangat, ternyata tidak hanya berdampak pada Capres, Timses dan pendukung saja. Bahkan, penggunaan lagu komersial yang dirubah lirik lagu untuk mendukung salah satu calon, bisa berdampak hukum. Mengubah lirik lagu, sebelumnya sering juga dilakukan politikus tertentu untuk mendiskreditkan kandidat lainnya sebagai ejekan, yang menyedihkan, lagu yang sering menjadi korban, justru lagu milik anak-anak.