Mohon tunggu...
Hewan Peliharaan (ACS)
Hewan Peliharaan (ACS) Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ojol

Tukang ojek online dan penulis recehan https://hewandankita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketika Aku Merasa Pemilihan Umum Ada Pergeseran Kampanye

29 Desember 2018   21:28 Diperbarui: 29 Desember 2018   21:43 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber JawaPos.com)

Isu yang diangkat oleh Timses, pendukung dan simpatisan masing-masing kubu memang beragam. Mulai dari persoalan ekonomi, pembangunan dan keadilan, bahkan tidak jarang juga ada yang menggunakan isu agama. Mereka bisa menggunakan isu tersebut untuk mengangkat calon yang diunggulkan, bahkan bisa juga digunakan untuk menjatuhkan lawannya.

Dilansir dari laman JawaPos.com (29/12/2018). Kemunculan isu yang sering marak dalam pemilihan calon presiden tersebut. Membuat putri Presiden Indonesia ke -4 Abdurahman Wahid (Gus Dur) akhirnya memberikan pernyataan ini.

Putri Gus Dus saat menghadiri acara di Discovery Hotel, Ancol, Jakarta, Sabtu, mengeluhkan terhadap pihak-pihak yang menggunakan isu agama dalam Pilpres 2019 mendatang.

"Saya mau bilang kita ini mau pemilu milih presiden, pilih wakil presiden pilih DPD. Bukan lagi milih nabi, bukan lagi milih imam, bukan lagi milih Tuhan. Jadi enggak usah 'baper' bawa agama dalam politik. Jadi politik, politik saja. Kita ngomongi negara kok," kata Inayah Wahid.

Inayah memberikan tanggapannya tentang calon presiden untuk Joko Widodo (Jokowi) ataupun Prabowo Subianto, perlu memperhatikan dan lebih fokus pada program yang akan ditawarkan daripada hal lainnya. Sebab dalam penilaiannya, Inayah mengatakan bahwa Indonesia lebih membutuhkan hal tersebut dengan visi misi untuk Indonesia di masa depan.

Putri Gus Dus juga memberikan himbauan kepada masyarakat, agar tidak terpancing dengan kemunculan isu-isu yang menggunakan agama, SARA dan hal lainnya. Sebab hal tersebut tidak ada korelasi dengan pemilihan presiden dengan agama.

Dalam pemilihan yang berlangsung selama ini. Sering terjadi isu-isu yang tidak subtansial dengan tujuan utama masyarakat dan warga negara untuk memilih pemimpin. Dalam perkembangan yang terjadi, tidak jarang pula sering bermunculan isu-isu yang terkait dengan SARA.

Media sosial yang sering menjadi hangat setiap pemilihan yang berlangsung untuk mencari pemimpin, tidak sedikit sering terjadi kegaduhan didalamnya. Sikap yang seperti ini, jelas disayangkan karena dapat mengikis rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dengan berlangsungnya pemilihan umum untuk mencari pemimpin, masyarakat dan warga negara perlu mengedepankan sikap toleransi kepada mereka yang mungkin mempunyai perbedaan pilihan.

Pergeseran Kampanye Program Jadi SARA
Dalam pemilihan umum yang menjadi rencana tiap tahun tertentu di Indonesia untuk mencari pemimpin, baik Wali Kota, Bupati, Gubernur dan Presiden. Secara pribadi, saya tidak diketahui pasti awal mulainya penggunaan isu SARA makin marak.

Isu-isu SARA yang sering terlihat di media sosial dilakukan pendukung salah satu calon untuk menyerang kubu lainnya, tidak jarang tokoh politisi ikut serta menambah kegaduhan tentang SARA di media berita online.

Secara pribadi jika saya menilai, ungkapan yang bernada SARA bisa dikatakan mulai makin menjadi jadi ketika Pilkada Gubernur DKI Jakarta.

Apakah ini akan terus menjadi ciri khas kita sebagai bangsa Indonesia ketika akan mencari pemimpin ?

Upaya-upaya untuk menarik isu agama dijadikan senjata untuk menyerang pihak lawan. Seandainya ada kemenangan dari salah satu pihak, hal ini berdampak dengan menciderai agama.

Timses, pendukung dan simpatisan dari kubu manapun, sangat penting untuk tetap menjaga suasana pemilihan umum untuk memilih pemimpin bisa berlangsung kondusif dan terbebas dari SARA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun