Mohon tunggu...
Hewan Peliharaan (ACS)
Hewan Peliharaan (ACS) Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ojol

Tukang ojek online dan penulis recehan https://hewandankita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Psikologi Balita dan Pengaruh Komunikasi pada Perkembangan Anak

24 Desember 2018   11:13 Diperbarui: 24 Desember 2018   11:52 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Perkembangan balita untuk mengenal dan belajar bicara di dalam psikologi perkembangan dipengaruhi banyak faktor yang saling terkait. Kemampuan untuk belajar bicara anak yang memerluan proses dan tahapan secara bertahap, justru diawali pada masa janin di dalam kandungan ibu yang sedang mengandung.

Sejumlah penelitian tentang hubungan janin dan pengaruhnya dari stimulus luar ketika dirasakan di lingkungan dan rumah tangga, mengungkapkan tentang proses belajar dan pengenalan suara sebagai interaksi berkomunikasi, terjadi saat ibu ataupun anggota keluarga melakukan percakapan. Bahkan bayi di dalam kandungan juga dapat merasakan setiap penekanan suara yang diucapkan Bunda untuk beberapa kata kepada mereka.

Secara umum, bayi mulai mengucapkan kata-kata indah pertama dengan sebutan "bunda" atau "mama" atau sepenggal kata lainnya di usia 9-12 bulan. Kemampuan belajar yang diterima bayi melalui sejumlah interaksi makin berkembang dan semakin sempurna menjelang usia 2-3 tahun.

Ada suatu fenomena yang cukup menarik perhatian saya pada jaman modern seperti sekarang, yaitu ketika anak-anak yang masih kita sebut balita dalam masa proses belajar dan mulai memasuki pendidikan pertama di bangku sekolah.

Dalam berbagai kesempatan di setiap pertemuan antar warga maupun di taman sebagai arena bermain untuk anak-anak, sering dijumpai anak-anak tersebut lebih asik dengan dunia mereka sendiri, yakni menghabiskan waktu bermain gadget atau gawai meski terdapat rekan bermain lainnya.

Tanpa disadari oleh orang tua, kebiasaan yang terlihat sepele ini dengan membiasakan anak dengan gadget dengan tujuan balita dan seusia mereka agar tenang dan tidak rewel, mempunyai pengaruh yang cukup besar kepada tumbuh kembang secara psikologis dan mental mereka.

Satu penyebab yang sering menjadi anak mengalami kendala yang sering disadari orang tua namun tidak tahu akar permasalah tersebut adalah anak terlihat mempunyai keterlambatan mengenal kata dan kemampuan bicara yang dibawah rata-rata dengan anak seusia lainnya.

Pengaruh proses belajar yang satu arah dengan bermain gadget atau gawai, membuat mereka mendapat sedikit kosa kata yang seharusnya bisa dipelajari. Pola belajar seperti ini, jelas tidak baik dan dijadikan mode pembelajaran. Disamping itu, anak-anak akan mendapat hambatan dalam kemampuan untuk proses belajar penyesuaian diri ketika mereka makin dewasa.

Belajar dan bermain bersama anak ketika mereka tidak bersama temannya, orang tua tentunya perlu untuk memulai tradisi yang lebih terukur untuk membantu mereka untuk tumbuh optimal sesuai umur teman-temannya, yakni mengajak mereka bermain bersama dan mengenalkan kosa kata dengan bercerita atau kegiatan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun