Mohon tunggu...
Hewan Peliharaan (ACS)
Hewan Peliharaan (ACS) Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ojol

Tukang ojek online dan penulis recehan https://hewandankita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ortu Anak Milenial, Pendidikan Dini dan Masa Depan Anak

12 Desember 2018   11:00 Diperbarui: 12 Desember 2018   11:06 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada perasaan kesedihan dan kekhawatiran pada masa depan anak-anak SMP yang mendalam mengelayuti pikiran saya. Dalam perjalanan pulang ke rumah saat menjemput anak pulang sekolah. Entah apakah semburan kesedihan tersebut karena perasaan baper memiliki anak perempuan atau naluri psikologi saja, ketika anak saya menyebutkan di sekolahnya di umumkan ada anak perempuan yang hamil karena pergaulan bebas.

Dalam sebuah upacara Bendera yang biasa diadakan oleh komunitas sekolah. Pidato dan kata sambutan yang sering di isi dengan penjelasan mengenai pendidikan dan informasi terkait lainnya dengan dunia pendidikan. Suatu ketika, pembicaranya mengumumkan bahwa di sekolahnya, kini di dapati seorang anak SMP yang terpergok sedang mengandung janin dan dikeluarkan dari sekolah.

Dalam etika yang disampaikan pembicara tanpa menyebutkan nama siswi dan kelas yang dimaksud, saya memahami bahwa tujuan pemberitahuan tersebut, untuk mengingatkan kembali generasi milenial agar selalu waspada, khusus anak didik yang saat menghadiri upacara tersebut tentang bahaya pergaulan bebas yang mulai merambah ke anak SMP.

Yang mengherankan saya, ada teman anak saya yang turut mengabarkan kabar tersebut, tampaknya sudah menjadi pergunjingan kalangan ibu-ibu di sana yang menunggu di sekolah untuk menjemput anaknya. Entah kenapa, terlintas masa depan anak yang malang tersebut. Tentu saya tidak mengharapkan hal seperti yang ada dalam pikiran saat itu, tidak benar terjadi.

Dulu, jaman saya masih SMP hingga lulus, berita kehamilan anak SMP memang belum terdengar. Menjelang masa SMA, tidak juga di dapati pengumuman kehamilan anak didik pada jaman saya sekolah.

Kini, jaman milenial yang makin menunjukan perkembangan positif, memang disambut baik oleh generasi sebelumnya dan generasi kini . Sebagian besar mereka yang sudah menjadi orang tua, tentu juga mempunyai anak yang memerlukan pengawasan dan kedekatan hubungan emosi dalam rumah tangga.

Kita sangat berlebihan jika menganggap bahwa pendidikan diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah dan guru yang mengajar anak-anak.

Kabar dari dampak negatif yang tidak bisa dihindari oleh orang tua yang memiliki anak generasi milenial. Misalnya untuk arus informasi yang semakin deras. Kita yang dipercaya sebagai orang tua anak anak yang dititipkan Sang Pencipta mengasuh mereka, sudah seperlunya mempererat hubungan keluarga menjadi lebih harmonis dan keterbukaan.

Upaya melakukan filter terhadap gawai yang menjadi salah satu sumber yang kurang baik untuk di konsumsi anak anak, kurang memadai dan tidak memberi efek yang besar. Menurut saya sebagai orang tua, perlu memulai menerangkan bahaya pergaulan bebas sejak dini jika mendapatkan suasana yang tepat untuk memulai.

Akibat keengganan dan waktu yang mungkin terlalu sibuk yang memerangkap status orang Tua, tidak jarang membuat ortu menyepelekan kedekatan emosi dalam hubungan keterbukaan dengan anak anak.

Mengutip kabar berita online yang pernah tayang 04/10/2018 dengan judul "12 siswi satu sekolah ditemukan hamil dalam satu lingkungan sekolah" mungkin bisa menyadarkan orang tua, bahwa generasi milenial masih membutuhkan bimbingan untuk memperoleh informasi yang benar.

Berita 12 siswi yang kedapatan hamil di lingkungan sekolah yang sama, jenjang pendidikan mereka beragam mulai dari kelas VII, VIII hingga IX.

Meningkatnya kasus kehamilan anak SMP selain pergaulan bebas, peran serta orang tua yang dinilai kurang melakukan pengawasan dan edukasi dini soal hubungan antar jenis,  ketidaknyamanan suasana rumah juga dapat menjadi sumber lain yang memicu potensi anak tidak betah di rumah.

Oleh karena itu, sebelum terlambat melakukan antisipasi, tidak ada salahnya orang tua yang memiliki anak milenial mau "mengalah" untuk melakukan perbaikan hubungan keluarga yang rusak.

Kehamilan masa pendidikan sekolah, terlebih masih jenjang Smp yang akan menghancurkan masa depan mereka, pihak perempuan umumnya akan menderita lebih banyak kerugian. Rasanya sulit saya bayang jika dalam riwayat pendidikan terakhir anak milenial hanya mampu menulis pendidikan terakhir mereka hanya Sekolah Dasar saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun