Tahun politik dalam pemilihan pilpres dan pileg 2019, semua hal bisa menjadi masalah jika tidak disikapi dengan kehati-hatian. Menyadari rumitnya mengeluarkan pernyataan, pidato ataupun sejenisnya, hal ini membuat sebagian besar politisi yang ikut pileg 2019, lebih memilih "cooling down" dan irit bicara.
Tentu maksud politikus yang sedang mengincar kursi dalam pileg 2019 perlu strategi jitu untuk menilai, apakah suatu pernyataan yang akan di keluarkan menjadi masalah atau membuat kontroversi untuk dirinya di kemudian hari? Apalagi jika sebuah pernyataan yang dikeluarkan tersebut sebuah pidato blunder, maka karir politikus kemungkinan besar menjadi terancam.
Strategi Menaikkan Popularitas
Suka atau tidak, untuk menaikkan popularitas yang sekiranya masih kita anggap lemah atau kurang, cara yang menurut saya terbaik adalah masuk dalam inti isu yang menjadi permasalahan.
Dalam kehidupan sehari-hari di mana pun, isu atau masalah yang bisa di angkat sangat banyak. Yang menjadi pertimbangan untuk tokoh sebelum mengangkat sebuah isu, barangkali juga mempertimbangkan keuntungan yang bisa di raih, atau sebaliknya? Jadi menurut saya semua sah-sah saja, selama sesuai Undang-undang yang berlaku, baik di nilai dari Pancasila dan UUD 1945 serta aturan lainnya.
Seperti hal yang sama tentang penyataan penolakan PSI terhadap perda bernuansa agama yang diucapkan Grace saat HUT ke-4 PSI. Saat itu, Ketua PSI Grace Natalie mengatakan tentang sikap Grace menolak perda Injil dan syariah.
"PSI tidak akan mendukung perda yang berlandaskan agama, seperti Perda Syariah dan Injil.," ujar GraceÂ
Bahkan gugatan terhadap Grace yang di laporkan Eggi Sudjana ke pihak polisi, seharusnya melakukan gugatan yang sama kepada pendiri negara.
Aktivis perempuan dan HAM Tunggal Pawestri menilai Eggi Sudjana disarankan membaca diskusi Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sumber
"Suruh Eggy baca diskusi BPUPKI, itu bisa banyak yang dituntut," ujar Tunggal.
Pernyataan Prabowo Tentang Profesi Ojek Online