Jauh dari pendapat serta anggapan pembaca jika menganggap saya membenci atau senang dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai politik yang tergolong baru ini memang seperti oasis yang hadir untuk memenuhi kebutuhan generasi milenial saat ini.
Pandangan kaum muda yang lebih populer dengan generasi milenial tersebut, masih di penuhi dengan prinsip idealisme yang belum tercemar, akibat polusi dan limbah sampah-sampah gelap dunia politik sebelumnya.
Saya pribadi, sebagai orang tua menyikapi kemunculan partai anak muda ini secara positif yang bernaung dalam Partai Solidaritas Indonesia. Sebab dari mereka yang menjadi generasi milenial, lewat perjuangan moral dan aksi nyata dengan kebaikan untuk negara, jelas mereka memiliki tanggung jawab yang tidak mudah setelah politikus senior berangsur-angsur menjadi "cool".
Awal Partai Solidaritas Indonesia Berdiri
Bicara tentang Partai Solidaritas Indonesia, secara tidak langsung juga akan membawa pikiran kita kepada struktur organisasi PSI. Dimana dalam struktur organisasi tersebut, nama-nama seperti Grace, Toni, Mayang, Isyana, Sumardy, Tsamara, Danik, Chandra dan Lila merupakan sebagian kecil dari pengurus yang akan menjadi panutan generasi milenial nanti.
Ada banyak berita yang sangat menarik yang menjadi perhatian saya terhadap Partai Solidaritas Indonesia ini. Pada tulisan ini, saya mencoba mengangkat salah satunya, tentang Tsamara Amany.
Tak Pandang Senior-senioran
Munculnya politisi muda yang  dikategorikan bau kencur oleh politikus senior, mungkin juga ada benarnya untuk mereka yang bergabung dalam Partai Solidaritas Indonesia tersebut. Selain senior yang memandang dari umur partai yang masih seumur jagung tersebut, sebagian besar keanggotaan dari anak-anak muda, ternyata mendapat sambutan luar bisa dari generasi milenial yang masih dipenuhi rasa idealisme tinggi untuk negara.
Namun gelar bau kencur untuk anak-anak muda tersebut, bukan berarti mereka menjadi bungkam untuk melakukan kritik pada kelakuan politikus tua yang terlihat salah arah arah. Misalnya, ketika Fahri Hamzah yang mengkritik keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tidak tanggung-tanggung, Tsamara membuat 5 video singkat untuk membela KPK saat di serang oleh Fahri Hamzah dengan judul "5 Sesat Pikir Fahri Hamzah".
Tsamara Amany Alatas selain membela KPK dengan bentuk video tersebut, juga menggunakan media sosial untuk menepis tudingan Fhari yang mempertanyakan lembaga penegak hukum tersebut.
"Di mana sukses KPK? Ya di situ, ketika banyak pejabat negara korup tertangkap, itu suksesnya. Belum termasuk menteri, hakim, pimpinan lembaga tinggi negara, pejabat eselon, bahkan swasta," ulas Tsamara Amany Alatas.
Guru besar hukum pidana Universitas Monash, Australia, Prof Nadirsyah Hosen @na_dirs mencuit: "Dinda @TsamaraDKI ini sangat 'berbahaya' dia bisa berargumen lewat tulisan sama lincahnya saat dia berdebat. Salah satu rising star."
Begitu juga dengan pengamat politik Burhanuddin Muhtadi. Dengan nada berseloroh, dia mencuit, "Counter attack Tsamara ini mengerikan. Mengingatkan saya pada serangan balik MU (Manchester United, red) yang mematikan lawan. Go..go Tsamara!"
Siapa Tsamara Amany Alatas ?
Kehadiran anak muda bernama Tsamara Amany Alatas dan kawan-kawannya dalam Partai Solidaritas Indonesia, ternyata bukan terjadi karena "kemarin sore". Dengan berbekal gelar sarjana yang sudah diraihnya, Tsamara Amany saat masih berstatus mahasiswi pun, sudah menekuni dunia politik.
Bergabungnya Tsamara Amany Alatas ke dalam Partai Solidaritas Indonesia, juga di sebabkan semangat milenial untuk memberikan perubahan ke arah yang lebih baik untuk masyarakat.
Ada satu cita-citanya yang mungkin perlu di dukung oleh generasi milenial yang menginginkan perubahan untuk DKI Jakarta, yakni keinginan untuk menjadi DKI 1, sehingga dirinya mendaftar menjadi calon anggota legislatif dari DKI II area Jakarta Selatan.
Sosok terkenal yang menjadi inspirasinya saat ditanya, Tsamara  menyebutkan bahwa proklamator Indonesia Bung Karno adalah salah satunya. Tidak mengherankan jika dirinya pernah menulis tentang pemikiran Bung Karno terhadap Islam dalam media online.
Sebagai orang tua, saya sangat mendukung kehadiran anak-anak muda yang bernaung dalam Partai Solidaritas Indonesia untuk menekuni dunia politik berfasarkan semangat idealisme memberikan manfaat untuk bangsa dan negara. Meski pilihan kita mungkin tidak selalu sama terhadap suatu partai, hal yang perlu kita siapkan kepada generasi muda tersebut adalah regenerasi untuk politisi senior untuk di masa mendatang.
Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H