Masa kampanye dua kubu dari masing-masing Capres untuk merebut suara masyarakat memang semakin semarak dan riuh. Seperti kegiatan yang di lakukan Jokowi- Ma'ruf Amin, Prabowo Sandi juga sudah turun ke lapangan untuk memperkenalkan programnya ke masyarakat.
Belum lama ini, viral video pidato Prabowo saat berada di Boyolali. Dimana dalam video saat melakukan peresmian Posko Badan Pemenangan Prabowo Sandi, Prabowo menyampaikan pidato yang mengatakan tentang tampang Boyolali.
Ada yang salah dari tampang Boyolali ?
Dalam komunikasi politiknya dengan pendukung di Boyolali, Prabowo nampaknya keceplosan dan terlalu bersemangat dalam memberikan penyampaian pidato untuk menggambarkan kemiskinan dengan tampang Boyolali. Sehingga disebutkan, untuk mengucapkan kalimat yang menggunakan bahasa asingpun, orang Boyolali seakan-akan tidak mampu menyebutkan dengan benar.
Saking semangatnya penyampaian pidato tersebut, seharusnya pendamping Prabowo yang menemaninya, sepatutnya cepat membaca arah yang kurang tepat agar pidato yang disampaikan Prabowo tidak semakin ngawur dan kebablasan. Kejadian ini pernah terjadi saat Prabowo mendeklarasikan Gerakan Emak-emak dan Anak minum susu di Kelender, Jakarta (24/10/2018).
Sebelumnya dalam deklarasi yang dilakukan Prabowo, yang mendapat kesempatan untuk menyampaikan pidato di atas panggung di Klender, Jakarta Timur. Pada kalimat berikutnya, Prabowo sudah melakukan kegiatan kampanye, namun agar pidato Prabowo tidak semakin dalam, beruntungnya ada Hasyim yang langsung menghampiri Prabowo untuk mengingatkan pidato yang sudah di sampaikan. Sehingga tidak muncul kalimat lainnya dan menjadi viral seperti pidato terbarunya.
Pada pidato terbarunya Prabowo yang menyebutkan tampang Boyolali, seakan-akan digambarkan demikian tidak mampunya, sehingga di anggap tidak pernah masuk hotel mewah. Hal yang paling menyedihkan lagi jika mereka mencoba masuk, kemungkinan tampang Boyolali akan di usir. Menurut pidato Prabowo, pengusiran tersebut, karena tidak memiliki tampang orang kaya yang di mirip-miripkan tampang orang Boyolali.
Ada Ritch Calton, ada wardlof astoria, ngomong aja kalian nggak bisa sebut.
Dan macem-macem itu semua.
dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul?
(betul, sahut hadirin yang ada di acara itu).
Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini.Benarkan hotel mewah akan mengusir berdasar tampang ?
Ada pertanyaan yang cukup lucu jika menyimak pidato Prabowo tentang tampang Boyolali. Sehingga pihak hotel akan melakukan pengusiran setelah melihat tampang tertentu.
Saya mencoba mencari beberapa berita tentang pengusiran yang di lakukan oleh pihak hotel mewah atas dasar tampang, juga beberapa pencarian lainnya yang terkait. Sayangnya tidak terdapat berita media nasional tentang pengusiran pihak hotel setelah melihat tampang orang miskin atau di dasarkan pada wajah Boyolali. Mungkin saja, dari pembaca bisa menemukan berita media nasional tentang kabar tersebut, supaya beritanya berimbang.
Alangkah menyedihkan, jika memang ada berita dari media nasional yang mengabarkan, terjadi pengusiran kepada tamu hotel akan menginap setelah melihat tampang bukan orang kaya atau wajah Boyolali. Saya kira, selama orang tersebut mampu membayar sewa kamar hotel, meskipun tidak terlihat tampang orang kaya atau menunjukkan wajah Boyolali, kurang pantas untuk mengusir mereka.
Tampang Boyolali dan wajah orang Jawa
Selain itu, menarik juga untuk mencari tahu, seperti apa sih tampang Boyolali sehingga di gambarkan seperti pidato Prabowo.
Boyolali yang merupakan kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, berada di sebelah barat sekitar 25 km kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan di utara; Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta (Solo) di timur; Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan; serta Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang di barat. Kabupaten ini termasuk kawasan Solo Raya.
Bisa dikatakan bahwa tampang Boyolali merupakan gambaran wajah orang Jawa yang sering kita temui. Hal yang cukup unik saat saya memperhatikan gambar dan foto tersebut. Sepertinya tidak ada tampang seperti yang di ucapkan Prabowo.
Terlebih dari itu, tindakan membanding-bandingkan tampang dan wajah dari wilayah tertentu untuk dijadikan bahan pidato ataupun banyolan, saya kira merupakan tindakan yang kurang etis untuk di kemukakan kepada masyarakat umum. Apalagi dalam pidato tersebut, kita juga tahu bahwa ada media berita nasional yang selalu siap memberitakan info secepat kilat. Kecerobohan dan keceplosan sedikit saja, akan menjadi sesuatu yang kurang baik.
Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H