Masih Ingat Siapa Cinta Pertama Anda ? Beberapa Penyebab Cinta Pertama Gagal Karena Ini

Cinta pertama mungkin adalah salah satu kisah anak manusia yang baru mengenal lawan jenisnya, berusaha untuk mendapatkan perhatian lebih darinya. Cerita tentang cinta pertama memang asik untuk di ingat, jika ingin mengenang, siapa orang pertama yang menarik hati kita.

Memberikan cinta pertama kita pada orang lain, beberapa pendapat pasti membenarkan, jika sebagian besar akan tidak mendapat respon yang kita harapkan pada pujaan hati tersebut. Sangat kecil kemungkinan, ada orang yang dapat menikah dengan cinta pertamanya, meski mungkin ada juga yang beruntung.

Ngomong-ngomong soal cinta pertama, saya bukan bermaksud mengajak Anda untuk mendua jika berkeluarga, bukan juga karena saya sedang CLBK. Hanya kebetulan saja, kok tiba-tiba ingin menulis tentang cinta pertama.

Bicara tentang cinta pertama saya yang dulu, saya masih ingat hingga sekarang. Kapan, dimana dan dengan siapa waktu cinta pertama itu mulai tumbuh. Meski usia mendekati setengah abad, moment-moment kisah kasih anak ABG waktu kita masih kecil, mungkin bisa menjadi renungan dan pelajaran yang baik untuk pendidikan anak kita sendiri.

Cinta pertama saya yang masih membekas di hati adalah saat SD. Saat itulah saya mengenal rasa tertarik dengan lawan jenis. Jaman dulu, belum ada yang namanya tontonan romantis di televisi, apalagi dengan internet saat itu memang belum tersedia sama sekali.

Ada satu cerita yang menarik saya untuk menulis cinta pertama, saat anak gadis saya menceritakan bahwa di sekolah sedang musim pacaran, kalau bahasa gaul anak milenial, lagi pada nembak. Nembak yang dimaksud oleh anak saya adalah menyatakan rasa sukanya dan mengajak berpacaran.

Beberapa alasan cinta pertama gagal

Dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis atas nama cinta, apalagi cinta pertama. Mungkin bisa saya simpulkan bahwa cinta pertama seperti pelajaran kehidupan yang tidak tersedia di buku sekolah.

Selain kisah cinta pertama dipengaruhi waktu, tempat dan situasi yang tidak selalu sama tiap-tiap orang. Hubungan cinta pertama yang tidak bisa kita samakan dengan ilmu pasti, sebagian besar akan berakhir pada bertepuk sebelah tangan.

Beberapa penyebab yang sering menjadi cinta pertama berakhir gagal, diantaranya :

1. Polos dan apa adanya

Sebagian besar cinta pertama yang mulai bersemi, umumnya karena manusia yang belum mengenal lawan jenisnya masih murni dan polos apa adanya. Mungkin dalam hati kita pernah muncul pikiran, mencintai orang lain itu akan mendapat respon yang sama seperti yang kita impikan.

2. Berlebihan saat pujaan hati di dekat kita

Mengalami rasanya cinta pertama memang unik dalam hidup manusia. Saat jauh selalu di rindukan, namun  ketika orang tersebut di dekat kita, malah beraksi berlebihan.

Reaksi berlebihan yang kita sampaikan kepada cinta pertama tersebut merupakan sifat alami manusia. Beberapa sifat berlebihan yang sering muncul seperti menjadi sulit bicara, berkeringat dingin, menjadi acuh tak acuh, yang justru sikap seperti itu tidak di rasakan sosok yang menjadi target cinta pertama kita sendiri. Mereka merasa biasa saja saat dekat dengan kita.

3. Karena dia ganteng atau cantik

Cinta pertama masa remaja dulu, umumnya masih sulit di bedakan antara kagum, suka atau memang lebih dalam lagi. Rasa jatuh cinta pada orang lain,, biasanya terjadi karena sosok yang di cintai tersebut memiliki kecantikan dan ganteng (versi kita), atau juga karena memiliki prestasi dalam bidang tertentu.

Kalau mengingat sosok yang saya sukai saat jatuh cinta ke dua masa dulu, bisa di bilang gadis SMA di tembak itu mirip-mirip dengan Nike Ardila.

Anda mungkin saja merasa jatuh cinta pada sosok yang banyak di sukai oleh orang banyak. Dari prestasinya yang jago main basket, main volley dan bisa juga karena tertarik karena pintar dalam pelajaran sekolah.

Selalu ada kisah menarik tentang cinta pertama dari masing-masing individu. Namun tetap ingat cinta pertama saat masa-masa pertama menyukai lawan jenis, kita dapat mengambil hal positif yang mungkin saja bisa berbagi cerita dengan anak dan cucu nanti.